34

3.4K 461 18
                                    

"Heh kamu"

Aku menoleh ke belakang setelah aku menuruni tangga dari kelasku, aku melirik teman-teman kelasku yang sudah berlalu terlebih dulu dan kulihat Dara sedang memeluk laptopnya di depan sambil tersenyum sinis kearahku "hati-hati di jalan".

Sebelah alisku terangkat "kenapa kamu mendadak perhatian?"

"Karena kamu mantanku".

Aku kini berdiri didepannya dan menatap kedua matanya dengan lekat "kalau aku mantanmu, lalu kamu harus banget memberi perhatian padaku? Lagian aku gak butuh perhatianmu".

Dara terkekeh pelan "kamu memang gak butuh perhatianku tapi kamu memang harus berhati-hati di jalan karena di depan hotel pocong ada kecelakaan siswa yang ketelindas kontainer".

Ketelindas kontainer? Di depan hotel pocong? Emang ada ya hotel pocong? Perasaan gak ada deh.

"Terus keadaannya gimana?"

"Ya mati lah, masak iya di telindas kontainer tapi masih hidup, kamu pikir siswa itu dukun?"

Bener juga ya? Kok aku jadi lola begini sih

"Terus kenapa kamu malah tanya keadaan siswa itu? Siswa itu bukan murid sekolah ini, apa kamu selalu peduli sama semua orang?"

"Bertanya itu belum tentu peduli, lagian kenapa kamu baperan banget".

"Kamu bilang apa? Aku baperan?"

Aku mengangguk mantap "iya, soalnya kamu selalu bergonta-ganti pasangan, bukankah semua itu membuktikan bahwa kamu itu type orang yang baperan?"

"Sialan, aku gak baperan tapi aku hanya bermain dengan mereka".

Kulihat wajahnya yang mulai terlihat kesal namun sialnya wajahnya masih terlihat cantik seperti biasanya, dulu tante Aera nyidam apa sih? Kak Aeri emang cantik tapi soal pesona itu lebih menang Dara.

"Bermain? Lalu kenapa kamu menyatakan cinta ke kak Aeri? Apa kamu juga akan memainkan perasaannya?"

"Aku mencintainya".

"Mencintai nya? Hahaha lucu sekali, mencintai kak Aeri tapi bermain dengan banyak wanita".

Aku berjalan mendekati Dara dan mendekatkan wajahku ke wajahnya, ku tatap kedua matanya dengan tajam "tante Aera memang tidak salah melahirkanmu dan kamu memang anak kandung tante Aera".

Dara semakin mendekatkan bibirnya ke bibirku hingga bibir kami berjarak 4 cm "apa kamu mau mencari masalah denganku?"

"Aku mengatakan yang sebenarnya, kamu dan tante Aera itu sama. Sama-sama pemain wanita dan sama-sama brengsek".

"Shittt"

Aku mundur beberapa langkah sambil tersenyum sinis "kalau kamu mencintai kak Aeri, kejarlah dan rebutlah dia dariku"

"Rebut darimu? Kamu pikir kak Aeri milikmu?"

Kunaikan sebelah alisku dan ku keluarkan ponselku, ku tunjukan foto-foto kak Aeri saat sedang main paralayang dan foto kami berdua saat di tepi tebing paralayang ke arah Dara "see... kak Aeri sangat mencintaiku".

Dara sontak mengambil ponselku lalu meremas ponselku dan aku mengambil ponselku dari tangannya untuk kumasukan kembali ke dalam saku seragamku "apa kamu pikir kamu bisa merebut kak Aeri dariku?"

Aku menggeleng pelan "kamu gak akan bisa merebut kak Aeri dariku karena kak Aeri sudah tau semua kebusukanmu sebelum kamu dan dia mengenalku".

"Ya?! Mengetahui kebusuk...."

"Kamu ciuman dengan salah satu dokter di rumah sakit dan kak Aeri melihat kemesuman kalian".

Aku tersenyum tipis ketika melihat wajah Dara yang terlihat syok berat "lalu kenapa kak Aeri bisa menyatakan cinta padamu? Kamu lupa kalau kamu pernah aku....."

Blocked (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang