1.pacaran/resepsi

943 84 0
                                    

Jangan lupa vote!!

ʕ •ᴥ•ʔ

Saat ini Ziva tengah berada didalam kamarnya, karena memang acaranya dilaksanakan di kediamannya

Zein yang sedang mandi dikamar mandi dan Ziva yang  duduk didepan cermin,membersihkan wajahnya dari sisa-sisa make up

Zein keluar dari kamar mandi,tangannya yang sambil mengeringkan rambut dengan handuk

"Sini Ze, biar aku keringin. " Ujar Ziva dengan penuh keberanian,dia sebenarnya sangat canggung untuk mengatakan itu tapi Zein kan suaminya

Zein pun menurut duduk di kursi yang tadi ditempati Ziva, dengan Ziva yang berdiri agar lebih mudah mengeringkan nya

"Walaupun kita menikah dengan didasari adanya perjodohan, gue mau nikah seumur hidup hanya sekali, jadi gue mohon lo menerima apa yang sekarang ini terjadi. " Ujar Zein tiba-tiba disela Ziva yang masih mengeringkan rambutnya,dia menatap Ziva dari cermin rias

"Iya aku tau, aku akan mencoba untuk mencintai kamu. "Balas Ziva tersenyum membalas menatap Zein dari cermin

"Emm, lo mau ga jadi pacar gue? " Tanya Zein membalikan tubuhnya menghadap Ziva,matanya tajamnya bertabrakan dengan mata coklat milik Ziva

Dahi Ziva mengerut bingung, "hah? " Ucapnya

Zein tersenyum, "pacaran setelah menikah kan ga papa? Gue mau kita saling mengenal. " Ujarnya

Ziva berpikir sejenak,apa yang dikatakan Zein ada benarnya juga, mereka akan saling mengenal terlebih dahulu "em,iya aku mau. " Jawabnya

Zein tersenyum, berdiri kemudian menggandeng tangan Ziva, "kita kebawah yuk, makan. " Ajaknya

"Eh." Ziva tersentak kaget

"Kenapa? Kita kan pacaran. "

ʕ •ᴥ•ʔ

Ziva dan Zein turun dari tangga dengan tangan yang saling menggenggam,bergandengan. membuat orang yang sedang berada di meja makan memperhatikan keduanya

"Malu." Lirih Ziva, saat menjadi pusat perhatian.

"Udah gapapa. " Ucap Zein menenangkan

"Cielah yang udah punya pasangan mah keluar ya gandengan. " Sindir Afkar-abang Ziva

"Emang kenapa? Kan udah halal. " Balas Ziva

Ziva dan Zein duduk berdampingan, Ziva mengambil kan makanan untuk Zein, "satu piring berdua. " Ujar Zein, saat Ziva akan mengambil piring lagi

"Ayah, Afkar juga mau nikah. " Ujar Afkar saat melihat keromantisan Adiknya

"Masih kecil. " Ejek Ziva

"Aku abangnya ya, berarti kamu yang masih kecil. " Balas Afkar tidak mau kalah

"Zi, suap in. "Ujar Zein kembali memanas manasi kakak iparnya

Ziva pun menurut dia akan menyuapkan nya dengan sendok tapi berhenti saat mendengar ucapan Zein, " Pakai tangan aja."ujarnya

"Tuh kan ini ga adil. " Ujar Afkar, meninggalkan meja makan karena tidak kuat melihat keromantisan didepannya

Membuat semua orang yang berada di meja makan menertawakan nya

ʕ •ᴥ•ʔ

ZivannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang