9.cemburu

393 43 4
                                    

jAnGAnn lUpA vOtEe

ʕ •ᴥ•ʔ

Sudah satu minggu setelah kejadian Zein merokok di roftop,kini ketika Zein ingin merokok harus ngumpet agar tidak ketahuan Ziva

Seperti saat ini Zein pergi kebelakang saat Ziva sedang memasak, Zein kira Ziva tidak mengetahui nya

Zein bersiap-siap menyalakan rokoknya sebelum ditariknya  telinganya, "mau ngapain?! " Bentak Ziva

Zein meringis, "aduh sakit sayang. " Ringis nya

"Makanya kalau dibilangin itu nurut. " Ujar Ziva

"Iya engga, tapi lepasin ini sakit. " Pinta Zein

Ziva melepaskan jeweran nya,meraih rokok Zein dan memotongnya kecil-kecil, Zein menatap nya melongo

"Sayang itu kan mahal, kenapa di patah in." Ujar Zein

"Sakit lebih mahal. " Jawab Ziva, masuk kedalam rumah

Zein mengikutinya dari belakang, "ya udah kiss dong. " Pinta Zein

Ziva melanjutkan masaknya, Zein melingkarkan tangannya di pinggang istrinya, menaruh dagunya di bahunya, "sayang, rasanya aneh tau. "Lirih nya

" Di biasain lah. "Ujar Ziva dengan entengnya

Zein melepaskan pelukannya, pergi dari dapur, dia ngambek. Ziva menatapnya menghela nafasnya pelan , berjalan menghampirinya

Terlihat Zein yang duduk sambil menonton TV, Ziva mencium pipi Zein, " Tuh udah kan? Jangan ngambek lagi. "Ucapnya

" Ininya. "Tunjuk Zein pada bibirnya

Ziva mengecupnya, " Udah kan. "Ujarnya, "peluk." Pinta Zein

Ziva memeluknya,duduk disampingnya "manja banget sih." Ujarnya mengusap rambut Zein , lembut

ʕ •ᴥ•ʔ

Hari ini di kelas Ziva kedatangan murid baru, seorang laki-laki dan Ziva diminta untuk mengajak nya berkeliling untuk mengenalkan lingkungan sekolah pada saat jam istirahat

"Padahal udah hampir ujian loh,kok pindah. Emang boleh? " Tanya Ziva memulai percakapan

"Iya boleh, kan ini sekolah punya om gue. Jadi ya dibolehin aja . " Jawabnya

Ziva mengangguk mengerti, "perpustakaan dimana Ziv? " Tanya Gani-murid baru

"Itu didepan,nah disebelah kelas 12 IPS 2." Jelas Ziva

12 IPS 2 adalah kelas Zein, Ziva melewatinya dan kebetulan sekali Zein sedang duduk didepan kelasnya, Ziva tersenyum sebagai sapaan dengan Zein yang menatapnya dengan raut datar tanpa ekspresi

"Anterin gue ke perpus ya. " Pinta Gani

"Iya boleh, tapi nganter doang ya. Lagian kamu udah tau semua tempatnya, aku ada keperluan penting soalnya. " Jelas Ziva

Gani tersenyum, "ya udah gapapa, makasih ya udah jelasin setiap inci dari sekolah ini. " Ujarnya berterimakasih

"Iya sama-sama, kalau gitu aku pamit ya. " Pamit nya

Ziva berjalan melangkahkan kakinya menuju Zein yang masih duduk didepan kelasnya, Ziva berniat menghampirinya tapi Zein lebih dulu pergi entah kemana

ZivannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang