5.bikin kue?

375 50 3
                                    


jangan lupa voteee

ʕ⁠っ⁠•⁠ᴥ⁠•⁠ʔ⁠っ

"Aku ga suka senja. " Ujar Zein yang tengah memeluk bahu Ziva,dengan Ziva yang menyenderkan kepalanya pada bahu Zein,duduk sembari menatap senja di depannya

"Kenapa? " Tanya Ziva penasaran

"Karena senja itu hanya sementara . " Jawab Zein

"Terus sekarang kenapa kamu liat senja. " Tanya Ziva lagi

"Karena cantik kaya kamu."Terang Zein

"Jadi?"

"maksudnya,senja itukan cuma sebentar adanya juga ketika sore. Jadi aku gasuka senja kerena adanya ketika sore doang. Kalo aja senja selalu ada pasti aku bakal suka."Jelas Zein mata tajamnya menatap mata coklat milik Ziva

"Begitupun kamu,aku mau kamu selamanya jangan sementara."

ʕ •ᴥ•ʔ

Setelah kejadian tempo hari, kini Zein menjadi lebih manja padanya tidak seperti biasanya, dan tidak terlalu canggung seperti biasanya

" Zi, temenin aku pergi ke markas ya. "Pinta Zein

Tentu saja Ziva langsung menolak, " Engga."ucapnya

"Sayang kali ini aja ya."Mohon Zein

"Sana aja pergi sendiri. " Ketus Ziva

"Ya udah kalo kamu ga ikut aku bakal ikut balapan. " Ancam Zein

"Jangan Ze, aku ga suka. " Tegas Ziva

"Makanya ayo ikut. " Bujuk Zein, memeluk Ziva dari samping yang tengah duduk menonton TV

"Iya udah aku siap-siap dulu. " Pasrah Ziva, Zein mengecup pipi Ziva sekilas, "oke sayang, aku tunggu. " Ucapnya

"Ga usah cium-cium . " Kesal Ziva menatap Zein sinis

Zein menyengir, "jangan lupa pakai cadar. " Teriak Zein, saat Ziva sudah menaiki anak tangga

Setelah sekitar sepuluh menit menunggu Ziva,kini istrinya kembali turun dari kamarnya, memakai gamis hitam kerudung hitam dan cadar hitam serba hitam

"Ayok kita berangkat. " Ujar Zein menggandeng Ziva ke depan

ʕ •ᴥ•ʔ

Mereka berdua sampai markas, dan tentunya disambut baik oleh teman-temannya yang saat ini sedang berada di markas

"Siapa bos? kok tertutup semua mukanya . " Celetuk salah satu anggota Garda

"Ini cadar namanya. " Tunjuk Zein kesal

"Sayang kamu duduk dulu aku mau ambil minum. " Suruh Zein, beranjak pergi tapi Ziva menahannya, seolah mengatakan jangan

"Udah biar gue aja yang ngambil minum. "Ujar Damar saat melihat adegan didepannya itu

Zein mengajak istrinya untuk duduk di sofa , tangan Ziva yang terus menggenggam erat tangan Zein, seolah tidak mau kehilangannya

" Tenang kan ada aku. "Ucap Zein menenangkan nya dengan tangan mengusap lembut tangan Ziva yang berada digenggaman nya , dia tau istrinya ketakutan

ZivannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang