JAnGaNn lUpA vOtEe19. Hampa
ʕ •ᴥ•ʔ
"Aws." Ringis Zein terjatuh, kakinya yang dibungkus perban kini mengeluarkan darah"Zein." Teriak Ziva khawatir, dia langsung berjongkok memeriksa luka suaminya, "kita ke rumah sakit. " Ajaknya
Zein tersenyum, "ga usah, aku gapapa. " Jawabnya, "liat Ze, ini berdarah. Kamu bilang ga papa?! " Kesal Ziva
"Iya, asal kamu ada di samping aku terus. Jadi aku ga ngerasain sakit Zi. "
"Masuk." Ketus Ziva, merangkul Zein untuk membawanya masuk
Ziva mendudukkan Zein di sofa, lalu dia pergi untuk mengambil obat merah lalu mengobati luka Zein
Mereka terdiam. Zein yang terdiam menatap Ziva dan Ziva yang fokus mengobati luka suaminya, hingga suara isak tangis terdengar
Zein menitikkan air mata nya, Ziva melirik hanya melirik loh dia tetap fokus mengobati luka Zein hingga suara isak tangis bertambah. Ziva membereskan kotak P3K lalu menatap Zein yang kini tengah menatapnya
"Kenapa? " Tanyanya
Bukannya menjawab Zein tambah menangis, Ziva membawa Zein kedalam pelukannya mengusapnya lembut punggung Zein
"Maaf." Gumam Zein, menyembunyikan kepalanya di ceruk leher istrinya yang tertutup kerudung
"Maaf Zi, jangan tinggalin aku. "
"Oke aku salah tapi jangan kaya gini, rasanya hampa tiga hari ga ketemu kamu. "
"tiga hari aku di rumah sakit Zi, aku nungguin kamu di sana. Aku kesakitan, makan aja ga ada rasanya. "
"Aku salah, karena pergi tanpa izin kamu, waktu itu aku marah Zi. Aku marah denger kamu berduaan sama laki-laki di perpustakaan, dan pada saat itu keadaan di markas diserang aku langsung ke sana tanpa memikirkan kamu yang aku tinggal disekolah. "
"Waktu di markas Damar selalu saja berpendapat untuk menyerang kembali orang yang udah merusak markas kita tapi aku tolak Zi demi kamu. Aku ingat kamu. "
"Aku cari kamu, di rumah, disekolah hingga ke sini tapi yang aku lihat kamu berpelukan bersama laki-laki lain. Waktu di perpustakaan aku udah coba untuk memaafkan tapi waktu lihat kamu berpelukan bersama laki-laki aku marah dan aku ikut Garda untuk menyerang. "
"Aku tau aku salah, pergi tanpa meminta penjelasan pada kamu terlebih dahulu tapi itulah aku Zi yang lebih mementingkan ego diri sendiri. " Jelas Zein panjang lebar masih dengan posisi yang sama Ziva ikut menitikkan air matanya dia ikut menangis
"Untuk yang di perpustakaan itu Gani bantuin aku Ze,dan laki-laki itu mamas aku dia saudara sepersusuan aku. Agas namanya mas Agas. Aku manggil mas karena biar ga ke tuker sama Abang sama kakak,umur mas Agas 19 tahun."
"Pada saat mas Agas berumur tiga tahun ibunya meninggal dan saat itu dia masih menyusu. Jadi dia dikasih Asi bunda yang pada saat itu baru lahiran aku tiga bulan."
"Maaf Ze, aku yang salah. Aku kecewa sama kamu waktu kamu mau menyerang sampai kamu celaka aku ga mau nemuin kamu, aku jahat ya. " Ujar Ziva menangis
"Maaf Zi,aku salah paham, Maaf,aku yang jahat."
"Kamu ga jahat ko, kamu wanita terbaik yang pernah aku temui. " Jelas Zein, dia sudah berhenti menangis. Dia benar-benar cengeng kalau sudah menyangkut dengan istrinya
"Aku jahat Ze, tiga hari kamu dirawat di rumah sakit tapi aku ga rawat kamu. Aku istri yang ga becus. " Isak tangis Ziva bertambah
Zein melepaskan pelukannya, mengusap air mata Ziva, "Udah, sekarang kan aku udah baik-baik aja. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Zivanna
Novela Juvenil"Emm, lo mau ga jadi pacar gue? " Tanya Zein membalikan tubuhnya menghadap Ziva,mata yang saling menatap Dahi Ziva mengerut bingung, "hah? " Ucapnya Zein tersenyum, "pacaran setelah menikah kan ga papa? Gue mau kita saling mengenal. " Ujarnya ...