24. sadar

248 38 2
                                    

JaNgAn LupA vOtEe

24. Sadar

ʕ •ᴥ•ʔ

"Zein,kamu mau menemuinya?"tanya sang bunda

"Biar Abang antar."

Athar menuntun Zivanna berjalan, awalnya ingin menggunakan kursi roda tapi Ziva ingin berjalan kaki,"aku ga lumpuh, Abang." Katanya

"Abang, Zein baik-baik aja kan?"tanya Ziva sembari berjalan

"Semoga."

Sesampainya diruang ICU Ziva berjalan menuju brangkas Zein,"Zein mana?"tanya Ziva

Di brankasnya sudah tidak ada siapapun, kasurnya kosong ,"bang?"

"Sus, pasien atas nama Zein dimana ya?"tanya Athar pada suster yang baru saja masuk kedalam

"Pasien atas nama Zein telah dipindahkan keruang ma-"

"Mayat?"potong Athar

"Mayat?"lirih Ziva kehilangan kesadarannya

"Dek."

(⁠ ⁠・ั⁠﹏⁠・ั⁠)

Dalam ruangan Ziva, dia belum sadarkan diri. Tubuhnya benar-benar down, dimana keberadaan Zein sekarang. Apa dia benar-benar sudah meninggalkan nya?

"Yah, dimana Zein sebenarnya?"tanya sang bunda

"Ayah, belum tau. Biarkan, Ziva dan Zein untuk tidak bertemu sementara waktu. Kita bawa, Ziva berobat untuk menyembuhkan traumanya."

"Jika dia terus-terusan seperti ini, tubuhnya akan semakin down dan semakin susah untuk melawan traumanya."

"Biar nanti, ayah menemui mereka."

"Bunda, setuju. Jika itu yang terbaik untuk kedepannya."

"Abang."panggil Ziva terbangun dari pingsannya

"Sayang, kamu sudah sadar. Mau minum?"tanya sang bunda

"Abang, mana bunda?"

"Abang sedang pulang sebentar, nanti malam dia kesini lagi ya bersama masmu."

Sebenarnya bukan pulang kerumah, tapi pulang untuk menenangkan diri. Hati seorang Abang mana yang tidak sakit melihat adek nya down.

Athar takut kehilangan untuk yang kedua kalinya, dia sangat terpukul atas kehilangan sang kakak, kembarannya. Tapi dia bersikap seolah semuanya baik-baik saja, bersikap seolah-olah dia sudah ikhlas. Tapi nyatanya dia masih sering menangis mengingat sang kakak

"Athar, mas percaya sama kamu. Percaya bahwa kamu bisa melewati masa-masa sulit itu."

"Jika kamu terus-terusan seperti ini, terus-terusan diam-diam menangisi kakakmu, apa kakak mu akan tenang disana?"

"Ikhlaskan Akhbar, jangan berlarut-larut dalam kesedihan."

"Jika kamu ikut down, siapa yang akan menjadi penyemangat bagi Ziva, adek kita."

"Kenapa semuanya seolah-olah harus Ziva yang selalu bahagia, kenapa harus Ziva yang harus merasakan kebahagiaan."ujar Athar

"Aku juga mau diberi kebahagiaan, bukan memberi kebahagiaan."

"Apa maksudmu?"

"Aku seolah baik-baik saja didepan mereka, tapi nyatanya hati ini engga baik-baik aja."ujar Athar menunjuk dadanya

"Aku kehilangan kembaranku, dari awal aku selalu bersamanya. Aku lebih sakit kehilangannya dibandingkan Ziva, tapi kenapa Ziva yang selalu diberi semangat. Aku pun butuh mas."

"Karena mereka tau kamu bisa,

ʕ •ᴥ•ʔ

vOtEe dAn kOmEN eYy🌷😻🙏🖤⭐


ZivannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang