jAnGAn lUpA vOtEe
ʕ •ᴥ•ʔ
Bel pulang sekolah berbunyi, Ziva melangkahkan kakinya menuju parkiran. Dia sudah menunggu Zein di kelas hampir sepuluh menit tapi belum kunjung datang, yang berjanji untuk menjemputnya ketika pulang
Mungkin dia marah karena anak Garda yang melaporkannya 'dasar tukang ngadu', pikirnya. Tapi jangan terlalu kekanak-kanakan hingga dia menunggu terlalu lama. Hari pun sudah sore, murid-murid pun sudah pulang hanya tersisa siswa yang mengikuti ekstra kurikuler
Hingga akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke parkiran saja, dari pada menunggu nya terlalu lama
Diparkiran pun sudah sepi, motor Zein sudah tidak ada diparkiran , "Ze, sibuk dikantor atau emang marah sama aku ya." Gumamnya
"Ya udah deh aku naik angkot aja. "
Tin
Klakson mobil mengagetkan nya, kaca mobil terbuka, "ayo aku antar. " Ujarnya dari dalam mobil, membuat Ziva menundukkan kepalanya untuk melihat siapa yang berada didalam mobil
"Loh kok bisa ada disini? " Tanya Ziva
"Iya bisa lah, mau ikut ga? Ya udah aku tinggal. "
"Iya aku ikut. "
ʕ •ᴥ•ʔ
Saat ini Zein berada di markas, sedang mendiskusikan masalah yang kini terjadi lagi tadi pagi. Markas diserang hingga Kaca-kaca pecah, pintu retak hingga beberapa barang yang berada disitu hancur lebur tidak ada yang tersisa
Barang-barang berharga pun tidak bisa diselamatkan, terutama simbol Garda yang bergambar burung seperti burung Garuda
Mereka berkumpul di salah satu ruangan yang masih utuh walaupun agak berantakan sedikit, semua anggota Garda berkumpul
"Gimana bos apa kita akan melakukan penyerangan kembali? " Tanya salah satu anggota
Zein bingung, di satu sisi dia takut akan istrinya dia pasti marah besar. Tapi di satu sisi lagi dia sebagai ketua dari Garda tidak Terima karena lagi-lagi diserang
Pilihan yang sulit untuk dia pilih sebenarnya, tapi anggotanya sudah benar-benar marah ketika dia kembali menolak untuk tidak menyerang balik
"Apa kita akan diam saja bos, kita lagi-lagi diserang. Sampai lihat kan markas kita jadi berantakan seperti ini. "
"Iya bener, kita ga Terima. "
"Kita jangan menyerang dulu."
"Itu terus yang lo ucapin bos, dulu kita diserang sedikit aja kita langsung balas tapi sekarang udah diserang berkali-kali engga serang balik juga. "
Suasana menjadi mencekam ketika semua beradu untuk menyerang, Zein bingung. Dia tidak ingin mengecewakan istrinya dan juga anggota Garda
Ngomong-ngomong soal istri, Zein lupa akan Ziva dia kemari tanpa memberi tahu istrinya. Dia sudah berjanji akan menjemputnya di kelas tapi sekarang sudah isya dia belum pulang
Zein beranjak dari duduknya, "kita bakal nyerang tanpa adanya lo Zein, kita bisa tanpa lo. Sekarang kan lo udah punya istri ya udah sana jaga istri lo. " Ujar Damar

KAMU SEDANG MEMBACA
Zivanna
Teen Fiction"Emm, lo mau ga jadi pacar gue? " Tanya Zein membalikan tubuhnya menghadap Ziva,mata yang saling menatap Dahi Ziva mengerut bingung, "hah? " Ucapnya Zein tersenyum, "pacaran setelah menikah kan ga papa? Gue mau kita saling mengenal. " Ujarnya ...