Previous Chapter~
"Terus gimana kita jelasin ini ke mama sama papa?" Tanya Ice menatap bagian dapur rumah mereka yang membeku dipenuhi es.
"Kita cuman beruntung mereka lagi gak di rumah" Lanjut Ice.
"Gue bisa, tapi gue gak yakin..."
"Everything has changed..." Gumam Ice.
.
.
.
.
.
.
Flashback"ICE!! BUKA PINTUNYA!!" Teriak Blaze didepan pintu kamar Ice.
"GAK!!" Balas Ice dari dalam.
"BUKA ATAU GUE DOBRAK!!!" Teriak Blaze lagi.
Pintu terbuka--ahk tidak, kuncinya terbuka. Blaze segera menerobos masuk kedalam kamar Ice.
Tap...
Krak..
"Huh?!" Betapa terkejutnya Blaze saat melihat keadaan kamar saudaranya yang dalam keadaan membeku. Es yang entah darimana datangnya membekukan seluruh kamar Ice.
Setelah pulang sekolah, Ice tiba-tiba mengurung diri. Blaze tidak mengerti dengan saudaranya ini, dia langsung berlari menuju kamar dan menguncinya tanpa mengatakan apapun.
Sudah berjam-jam Blaze menunggu Ice keluar dari kamar, ia membujuk Ice dengan berbagai hal yang disukai Ice, tapi tidak berhasil. Ice tidak mau keluar dari kamarnya.
Blaze melihat saudaranya meringkuk di pojok kamar dengan beberapa bilah es runcing mengelilinginya.
"I-ice..." Panggil Blaze melipat kedua tangan didada karena suhu kamar sangat dingin.
Perlahan-lahan Blaze berjalan ke arah Ice, dapat dilihat seluruh tubuh Ice gemetaran hebat.
"Ice... Lu baik-baik aja?" Tanya Blaze.
"G-gue gak tau..." Ucap Ice pelan.
"Tanganmu masih..." Blaze sengaja menggantung kalimatnya.
"Memburuk..." Lanjut Ice memperlihatkan tangan kanannya yang berubah menjadi es, awalnya hanya dibagian jari telunjuk namun lama-kelamaan menyebar keseluruh tangan dan lengannya. Hal itu hanya disadari oleh Blaze, orang tua mereka masih tidak tahu. Tidak hanya berubah menjadi es, tapi jika ia menyentuh sesuatu dengan tangan kanannya, maka benda yang tersentuh akan berubah menjadi es.
Hug!
Ice memeluk Blaze dan tentunya dibalas juga oleh Blaze. "Gue takut..." Ucap Ice dalam pelukan. Mereka takut kalau lama kelamaan es yang menyebar ditangan Ice akan menyebar keseluruh tubuh dan Ice akan berubah menjadi es sepenuhnya.
Blaze menepuk-nepuk punggung Ice. "Shuuu... Gak papa, sarung tangan lu mana?" Tanya Blaze lalu melihat sekelilingnya, ia melihat sarung tangan milik Ice lalu mengambil nya dan memakaikan nya ke tangan Ice untuk menutupi tangannya yang menjadi es.
Blaze dan Ice keluar dari kamar saat Ice sudah tenang. Mereka mencari cara bagaimana untuk mencairkan es yang ada di kamar Ice.
"Huh... Bentar, gue buat limun" Ucap Blaze lalu beranjak menuju dapur.
Di dapur, saat Blaze membuka kulkas untuk mengambil es, ia sadar es di kulkasnya sudah habis.
"What? Habis? Tch, terus gimana?" Gumam Blaze, sekilas ia mendapat ide, entah itu ide bagus atau buruk.
"ICE?! Kesini bentar!!" Teriaknya. Ice yang duduk di sofa ruang tamu segera menuju dapur begitu dipanggil.
"Kenapa?" Tanya Ice.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEMON KINGS
Fantasy7 demon yang tewas dalam peperangan melawan werewolf ratusan tahun lalu diberi kesempatan bereinkarnasi ke dunia manusia untuk membalaskan dendamnya kepada para werewolf yang sudah menghancurkan dunia mereka. Namun mereka tak tahu untuk apa mereka d...