Previous chapter
Ice mengangguk. "Kita harus mencari sumber lain..." Ucap Ice pula. Mereka berdua diam sepersekian detik dan tiba-tiba menyeringai bak setan yang baru saja berhasil mengelabuhi seorang anak kecil untuk mengambil mangga tetangga.
.
.
.
.
.
.
.Brukk!!
Gulp..
"Ka-kalian mau ngapain...?" Gugup Gentar setelah dua orang yang jauh lebih muda darinya baru saja melemparnya hingga terpojok ke dinding. Dua orang yang tak lain adalah Gempa dan Ice berdiri di depan Gentar, menghalangi Gentar untuk pergi kemana-mana dengan bayangan hitam dibelakang mereka, serta seringaian setan yang masih terukir jelas di kedua wajah remaja tersebut, membuat Gentar semakin ketakutan, ia merasa diintimidasi. Ditambah dengan kedua remaja yang sudah bersedia dengan senjata ditangan mereka, Gempa dengan tangan tanahnya dan Ice dengan panah esnya, semakin membuat Gentar gemetaran ketakutan.
"Kami nggak akan ngapa-ngapain kalo kau mau kerjasama..." Ucap Gempa yang malah terdengar seperti ancaman di telinga Gentar. Gentar meneguk ludah kasar, merasa takut dengan nada bicara Gempa.
"A-apa...?" Tanya Gentar terbata-bata. Keringatnya sudah mengucur deras di wajah dan lehernya, bulu kuduknya juga tegang.
Bukannya menjawab pertanyaan Gentar, Gempa dan Ice malahan menyeringai lebih lebar lagi, bayangan hitam dibelakang mereka juga semakin pekat.
"To... TOLOOONG...!!!!" Teriak Gentar menggelegar diseluruh istana.
"Drama pagi," ucap Taufan dari kejauhan sambil duduk di kursi bersama Solar dan memakan popcorn yang entah sejak kapan ada di sana. Blaze dan Thorn nampaknya mendengar kegaduhan tersebut dan ikut-ikutan menguping, mereka duduk bersama Taufan.
Drama pagi gratisan itu dimulai saat Gentar sedang menggibah dengan Taufan dan Solar di kamar Solar. Tiba-tiba mereka merasakan aura mencekam dari luar yang membuat mereka merinding, jadi Solar berinisiatif untuk mencari tahu, begitu membuka pintu dia melihat Gempa dan Ice yang berbunga-bunga, ditandai dengan senyuman manis mereka, tapi bukannya terlihat manis, kedatangan mereka malah membuat Solar semakin merinding.
Mata Ice tidak sengaja menangkap sosok Gentar ada di dalam kamar Solar jadi mereka berdua meminta izin untuk berbicara dengan Gentar.
Dan seperti itulah awal mula pertemuan Gentar dengan dua malaikat pencabut nyawa yang sudah siap sedia mencabut nyawa Gentar jika ia tidak menjawab pertanyaan dari kedua malaikat itu.
"Momen langka, rekam dulu nggak sihh... Hehehheh..." Goda Solar, lalu ia segera membuka handphonenya untuk merekam kejadian langka tersebut, kejadian yang takkan terulang selama miliaran tahun kedepan. Thorn diam sembari memperhatikan saudara sebangsa setanah air yang sibuk merekam dan mengambil foto aib aib Gentar, yang membuat Thorn bingung adalah BAGAIMANA CARANYA HANDPHONE SOLAR TETAP HIDUP PADAHAL DISANA TIDAK ADA LISTRIK DAN CHARGER.
"Ka-kalian mau apa..?!" Tanya Gentar ketakutan, entah kenapa badannya tiba-tiba merinding, padahal secara fisik dia lebih kuat dari Gempa dan Ice.
"Kami mau menanyakan pertanyaan kecil... Tenang saja, kami tidak akan melukaimu jika kau mau bekerja sama~." Ujar Gempa disertai senyuman manis yang terukir di bibirnya. Mendengar setiap kata Gempa, Gentar semakin merinding, sekarang dia tahu kenapa dia takut.
"A-apa..? Kekuatan elemen, roh kuasa, vampire, werewolf, perang, sejarah, atau apapun?" Tanya Gentar lagi, mencoba menebak kemungkinan pertanyaan yang akan diajukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEMON KINGS
Fantasy7 demon yang tewas dalam peperangan melawan werewolf ratusan tahun lalu diberi kesempatan bereinkarnasi ke dunia manusia untuk membalaskan dendamnya kepada para werewolf yang sudah menghancurkan dunia mereka. Namun mereka tak tahu untuk apa mereka d...