Seharian ini, Rangga penuh dengan emosi. Semuanya aja kena imbasnya, semua hanya gara gara perkataan Bunga tadi siang. Huh, menyebalkan. Pokoknya malam ini dia ngambek. Untuk Reyhan sendiri, pemuda itu sudah pulang dari sore.
Sekarang ia berada di dalam kamar, jadwal makan malam sudah tiba. Hanya saja, dirinya masih terlampau kesal, malas turun. Lebih memilih menghidupkan PS yang ia minta dari sang papa ditemani dengan beberapa bungkus keripik kentang.
Malam ini sedikit seru karena tidak ada yang melarang ia memakan makanan kesukaannya. Bukan tidak ada yang melarang, lebih tepatnya tidak ada yang tahu. Kalau tahu, Rangga juga akan bodo amat. Mereka siapa, dia pokoknya marah sama semuanya.
Padahal yang salah satu orang.
Suara ketukan pintu dari luar mengalihkan atensi Rangga, menganggu saja. Padahal ia hanya ingin berdiam di kamar. Lama kelamaan suara gedoran makin keras, Rangga berdecak mengambil bantal sebelum membuka pintu.
Bukk
"Rangga."
Remaja itu terperanjat, tiba tiba emosi kembali menguasai dirinya. Kenapa orang itu ada disini, bukankah tadi sudah pulang, kurang ajar sekali tidak tau waktu. Ia harus bilang dengan Papa.
"Ngapain lu kesini" Tanyanya sewot
"Yang sopan kalau bicara"
"Gua tanya, ngapain lo ada disini. Bukannya tadi lo udah pulang ngapain balik lagi?!" Sebelum mendapat balasan, tangan remaja itu dicekal dan diseret. Rangga harus sedikit mengimbangi langkah Reyhan, lelaki itu sedikitttt lebih tinggi dari Rangga. Ingat hanya sedikit.
"Lepasin, lo mau bawa gua kemana" Ujar Rangga berusaha berontak dari cekalan setan di depannya.
"Makan, Om Jey suruh"
"Ya lepasin tolol, gua bisa jalan sendiri"
Cengkraman pada lengan Rangga sedikit erat, remaja itu bahkan sampai meringis kesakitan. Reyhan sangat tidak menyukai cara berbicara Rangga. Sahabat nya ini memang perlu diberi pelajaran, Reyhan juga bukan orang penyabar.
Sahabat?
Ya, Reyhan menganggap Rangga sahabatnya.
Atau mungkin adiknya?
"S-sakit lepasin"
"Bisa diubah bahasanya"
"Buat lu gabisa"
"Hehe iya iya, bisa kok" Cengiran ia berikan kepada Reyhan yang menatapnya tajam.
Sampai dimana tangannya sudah dilepasin, Rangga memilih untuk mengekor dibelakang. Terlampau malas untuk bertemu sang mama, semuanya juga. Papa, Abang dan kakaknya termasuk kalian para pembaca.
"Sini sayang makan" Ajak Bunga, Rangga hanya mampu cemberut.
"Rangga mau makan apa"
"Ayam goreng aja"
Semuanya sudah duduk ditempatnya masing masing, tak terkecuali Reyhan. Anak itu kesini karena undangan dari sang kepala keluarga, semuanya lengkap sekalipun keluarga Reyhan.
Jeyrald mempunyai teman dari kecil, Adiyatma.
Keluarga Jeyrald dengan Adiyatma - Daddy Reyhan merupakan sahabt dari kecil.Mungkin bukan lagi sahabat, Jeyrald sudah menganggap Adiyatma sebagai Kakaknya sendiri. Remaja kecil itu duduk bersebelahan dengan Reyhan juga Kevin.
Rangga celingukan, remaja itu seperti mencari cari sesuatu. Huh, tidak tahu saja semuanya sedang menatapnya. Kevin yang berada didekatnya sampai dibuat bingung oleh tingkah adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assenlio Rangga
Teen FictionSangat menyenangkan mempunyai kehidupan yang sangat bebas. Rangga kehidupannya bebas, sangat bebas. Mempunyai mama yang sangat memanjakannya, dirinya anak broken home. Orang tuanya bercerai. Rasa bebas itu hanya sementara, setelah mama nya memutusk...