10.

30.9K 2.4K 175
                                    

Bulan telah berganti dengan matahari, pagi ini di kediaman Jeyrald seorang Rangga sudah membuat ulah saja setelah kemarin terserang demam dan juga sakit perut.

Eh tidak, Rangga sedang membuat semua orang melatih kesabaran. Mulai dari bangun tadi, infus di tangan Rangga sudah berhasil lepas membuat darah merembes keluar.

Hari ini Rangga juga memaksa untuk pergi ke sekolah, bahkan bungsu di keluarga Jeyrald sudah memakai setelan seragamnya. Dan ya, berakhir dengan penolakan seluruh keluarganya.

Rangga kesal, tentu saja. Katanya dirinya masih sakit, badannya masih hangat alah lebay. Remaja aktif itu beralih membuat onar di dapur, Rangga mengacaukan seluruh maid yang tengah memasak

Mulai dari Jeyrald yang memijit pelipisnya dan ketiga putranya yang mencoba menyetok kesabaran di dalam diri mereka masing masing.

"Rangga berhenti, kamu baru sembuh nak" Rangga mencebik, nak katanya ? Dirinya bukan anaknya, ayahnya hanya Prass bukan yang lain.

Rangga mengabaikan seruan dari keluarganya, kini dirinya sedang berada diujung tangga dan siap meluncur, ntahlah Rangga hanya ingin membuat mereka kesal dan berakhir menuruti kemauannya.

Rambut yang tadi tertata rapi kini mulai berantakan terkena angin, seragam yang Rangga pakai juga ikut kusut. Rangga berseluncur dengan tangan yang ia rentangkan.

Jeyrald sudah menatap Rangga tajam, Bunga yang menghela nafas lega karena putranya berhasil mendarat dan kedua putra Jeyrald yang juga ikut menatap Rangga tajam.

Tangan Rangga ditarik, dirinya dipaksa duduk di meja makan. Rangga berdecak kesal untuk kesekian kalinya, Gavan. Gavan orang yang memaksa Rangga untuk duduk bersama di meja makan.

Rangga merinding dengan tatapan orang asing di depannya. Dirinya kembali mendengus ketika putra tertua atasan mama nya menyodorkan makanan yang membuat dirinya mual.

Salad sayur.

Ayolah, dirinya hidup perlu nasi bukan untuk memakan dedaunan hijau begituan. Minimal nasi dengan mie, Rangga juga bukan termasuk orang demen makan. Ya, jadi wajar jika setiap makan dirinya akan meminta sesuatu terlebih dahulu kepada mama Bunga.

Itu dulu, sekarang mah beda. Kalau dulu setiap kali akan makan mama Bunga yang akan memanggil dirinya langsung untuk pergi ke meja makan. Sekarang tidak lagi, mama nya sudah jarang memanggil dirinya untuk makan.

Bahkan sosok yang kerap memanggil dirinya untuk pergi makan sekarang berbeda, pasti salah satu dari ke empat orang asing akan memasuki kamarnya dan memaksanya makan.

Ah, ribet.

"Apa" Sewot Rangga ketika dirinya di tatap tajam oleh Gavan.

"Habiskan sarapanmu, lalu tidur. Kamu baru sembuh."

"Nggak usah sok peduli sama gue" Rangga bangkit, dirinya berlari menuju kamarnya sebelum seruan seorang pria paruh baya  menghentikan langkahnya.

"Papa sudah bilang dengan kamu, jangan memakai bahasa gaul mu ketika dengan keluarga. Dan tadi.." Jeyrald tampak menghela nafas gusar.

"Perbuatan kamu berbahaya Rangga, kalau kamu jatuh bagaimana. Jangan di ulangi Papa tidak suka. Sekarang makan sarapanmu atau kamu mau ganti menu?" Ujar Jeyrald lembut.

"Nggak, Rangga tidak lapar. Dan bapak hanya atasan mama buka Papa Rangga. Kalian semua hanya orang asing yang masuk di kehidupan Rangga, dan mama.."
Rangga tersenyum sinis kearah Bunga, tentu saja. Bunga tampak menatap dirinya tenang walau hati perempuan itu sakit melihat senyum sinis putranya yang ditujukan untuk dirinya.

"Mama udah beda dengan dulu, Rangga kecewa dengan mama. Rangga mau kehidupan Rangga dulu ma, kembaliin hidup Rangga yang dulu. Atau kalau mama nggak mau balikin seenggaknya Rangga mau bebas nggak seperti sekarang. Mau keluar aja tidak diperbolehkan" Ucapan Rangga membuat Bunga terdiam, perempuan mempunyai empat anak itu terdiam. Benarkah Bunga menyita kebebasan Rangga?

Tapi ini ia lakukan juga untuk Rangga, putranya sendirian. Di sisi lain ia juga mempunyai anak dari pria lain selain Prass. Memang, sebelum menikah dengan Prass Bunga lebih dulu menikah dengan Jeyrald.

Ah sudahlah, putranya belum mengerti keadaannya. Mungkin lain kali ia akan bercerita.

"Maaf sayang, mama minta maaf. Mama janji tidak akan ulangi lagi"

"Terserah mama"

Srek

"Bangsat apaan si-" Rangga berteriak ketika sebuah tangan lagi lagi menariknya. Kali ini beda pelaku, putra sulung Jeyrald yang menarik hingga ia terduduk di pangkuannya.

Manusia datar dengan sifat dingin itu mengambil sendok berisi salad dan memaksakan masuk kedalam mulutnya. Aish, kenapa titisan Jeyrald menyebalkan semua.

Rangga menggeleng dan mencoba melepaskan lilitan tangan Kevin di pinggangnya, mulutnya ia bekap dengan sebelah tangannya. Kevin mendesis geram akan tingkah Rangga.

"Buku mulutnya dek, abang nggak suka dibantah."

Rangga menggeleng tanpa suara, dirinya harus antisipasi dengan putra sulung Jeyrald bisa gawat kalau ia membuka mulut dan Kevin memasukkan sesendok salad penuh itu kemulut nya.

Big no !

Kevin kelihatan kesal sedetik kemudian Rangga dapat melihat jika orang yang tengah memangku nya memberi kode kepada Alvan dan Gavan.

Padahal tinggal bicara tidak perlu memakai kode. Rangga bukan anak pramuka yang dengan gampang membaca kode seseorang.

"Tidak mau makan heum ?" Rangga kembali menggeleng.

"Baiklah"

Rangga melotot saat pergelangan tangan dicekal Alvan sedangkan kedua kakinya di apit oleh Kevin. Dagu kurus miliknya juga dipaksa agar terbuka oleh Gavan. Mata milik Rangga berkaca kaca, seperti biasa jika dirinya menolak sarapan maka ketiga titisan setan ini akan memaksanya.

"Sudah sudah, kasihan Rangga nak" Tutur Bunga menatap kasihan putranya.

"Biar ma, anaknya biar mau makan. Biar nggak ngebantah lagi" Ujar Alvan tajam.

Rangga hanya diam dengan mata berkaca kaca, ia menggeleng untuk kedua kalinya ketika suapan kedua sudah dilayangkan Kevin.

"Rangga dengerin Papa, turuti perkataan abang. Dari pada bang Kevin paksa kamu"

Rangga berontak, sudahlah dirinya capek dengan orang asing disekitarnya. Rangga berhasil lolos dari dekapan ketiga pemuda itu. Rangga berlari menaiki tangga, birkan saja dia jatuh toh nanti juga masuk rumah sakit kalau tidak ada luka serius.

Yang terpenting sekarang adalah pelampiasan.

***

Yuhuu! aku update, maaf cuma bisa bikin ini, oh iya tadi nggak bisa kebuka ya ?

emang, almanisa lagi prank kalian wkwk. sebenernya aku belum update tadi itu belum makanya kalian ngga dapet notif hehe maap yak ?

oh iya, tolong kasih kritikan cerita aku gimana ada kata kata yang kurang pantas atau buat kalian kurang jelas beritahu aja.


Luv

-almanisa

Assenlio RanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang