1.

66K 3.8K 279
                                    

Pagi ini meja makan di penuhi oleh keluarga Jeyrald--atasan Bunga, mama Rangga. Tidak tau kenapa ketiga anaknya juga ikut sarapan disini.

Rangga menatap malas mereka satu persatu, seharusnya dirinya masih berada di kasur ditemani dengan rooky guling kesayangannya, tapi Rangga malah di seret oleh mama nya dan berakhir dirinya di suruh turun dan menemui 'tamu'.

Rangga sama sekali tidak berminat sarapan dengan mereka, hampir setiap hari atasan mamanya menumpang makan disini. Jika pagi pasti atasan dari mamanya mengajak ketiga anaknya.

Apakah mereka semua tidak tau, jika Rangga sangat tidak menerima kehadiran mereka? Dasar orang kaya, sudah kaya masih numpang makan.

Sebenarnya kaya beneran atau gadungan sih. Oh iya, Rangga belum kenalin mereka semua. Jadi..

Jeyrald Altasa Brahmana atasan mamanya, orang terkaya di asia. Kan kaya, tapi masih numpang makan..

Jeyrald mempunyai tiga anak laki laki.
Anak sulungnya bernama Kevin umurnya sudah seperempat abad--25 tahun. Bekerja menjabat sebagai CEO di perusahaan yang dibangun sendiri. Orangnya dingin dan cuek, mau ngomong kalau sama temennya doang, kulkas.

Terus yang ke dua Alvan sama dinginnya dengan Kevin beda dua tahun dari kakak pertamanya, di usia yang masih muda Alvan sudah mendapat gelar menjadi dokter spesialis dalam.

Trus yang ketika Gavan, masih kuliah umurnya dua puluh tahun, ambil jurusan dokter juga sama kek Alvan, orangnya sedikit hangat banyak dinginnya, receh juga.

Terus Bunga Ayudia Keysha mama Rangga lemah lembut banget penyayang sering banget manjain Rangga, takut suami hehe:v.

Udah ya sat, gitu aja perkenalannya.

"Mama Rangga sarapan di sekolah aja, udah telat." Ujar Rangga menyambar kunci motor di samping lengan kirinya.

"Sayang.." Rangga menggeleng, dirinya terus berjalan padahal jelas jelas ini masih menunjukkan pukul enam kurang lima belas menit.

"Kembali" Interuksi Kevin dingin yang di abaikan oleh Rangga.

Alvan berjalan cepat menggapai lengan adiknya, eh ralat bakal adiknya. Rangga berbalik menatap datar Alvan yang kini tengah memakai jubah dokternya.

"Kambalilah sarapan dulu." Ujar Alvan dengan menuntun Rangga. Rangga berjalan ogah ogahan ke meja makan, mengambil roti dan juga selai coklat kesukaannya, dan memang itu sarapan wajib bagi dirinya.

"Makan nasi, letakkan kembali rotimu di piring" Ujar Kevin menatap datar Rangga, Rangga berdecak apa lagi ini. Mamanya saja tidak melarang dirinya memakan roti kenapa Kevin yang ribet.

"Nggak mau mama aja tidak melarang" Rangga memasukkan roti ke dalam mulut, satu lembar roti dengan selai coklat penuh, Rangga sangat menyukai coklat.

"Sayang makan nasi dulu ya.." Ujar Jeyrald membujuk.

"Iya makan nasi dulu ya, nanti lambung kamu rewel seperti kemarin loh" Bunga ikut menimpali, sontak saja ke empat pria menatap Bunga meminta penjelasan.
Bunga yang ditatap intens jadi salah tingkah, dirinya mengangguk dan mencoba menjelaskan apa yang kemarin terjadi.

Jadi sarapan setiap hari untuk Rangga roti dan juga selai, tapi untuk kemarin lambung Rangga menolak sarapan yang dimakan Rangga, jadi perut Rangga terasa perih dan sakit. Sempat di ajak untuk ke rumah sakit oleh Bunga tapi Rangga menolak. Akhirnya, Bunga meminta izin kepada kepala sekolah untuk membawa Rangga pulang.

Ke empat pria mengangguk dan mengalihkan atensinya kepada Rangga yang tengah asik meminum kopi buatan mamanya. Rangga yang memaksa, tentu saja Bunga tidak dapat menolak.

"Apa apaan kamu Rangga, letakkan kembali kopimu" Ujar Gavan yang dari tadi diam. Rangga menggeleng, tunggu abis dulu baru diletakkan.

"Bunga siapa yang membuat kopi untuk Rangga" Ujar Jeyrald dingin, bahkan Bunga sampai bergidik.

"A-ku mas" Kan keceplosan, Bunga langsung menutup mulutnya melirik sekilas Rangga yang kini juga tengah menatapnya.

"Mama ke-"

"Mulai besok Rangga harus wajib sarapan nasi dan kopimu akan om ganti dengan susu. Tidak ada lagi kopi mulai hari ini, sekarang kamu makan nasi atau om ngga akan izinin kamu untuk pergi ke sekolah" Rangga melirik sinis Jeyrald, dia siapa sih.
Enak aja ngatur ngatur hidupnya, orang mamanya aja tidak melarang.

"Om siapa kenapa mengatur saya, mama aja tidak melarang" Ujar Rangga sinis dan kembali menyesap kopi buatan Bunga. Gavan yang duduk di samping Rangga merebut cangkir yang sedang di pegang Rangga dan membuangnya ke lantai, tidak peduli jika cangkir tersebut akan pecah.

"Makan sarapanmu" Ujar Kevin setelah mengambilkan nasi dengan lauk untuk Rangga.

"ASU LO APA APAAN SIH, LO ITU NUMPANG MAKAN DI RUMAH GUE. JAGA ETIKA LO, MAMA GUE AJA NGGAK NGELARANG BANGSAT" Rangga berdiri dari duduknya dan berteriak marah kepada Gavan yang notabennya anak dari atasan mamanya, sial.

"Rangga jaga bicara kamu" Ujar Bunga menenangkan putra semata wayangnya. Dirinya sungguh tidak enak dengan calon suaminya. Rangga menepis tangan Bunga, berdiri dan berjalan ke arah pintu utama.

"Selangkah kamu pergi tanpa sarapan lihat kakak bakal lakuin apa untuk kamu nanti" Ujar Kevin dingin dan tajam, dari semua anak Jeyrald. Rangga sangat takut dengan Kevin putra sulung Jeyrald yang mempunyai aura menyeramkan. Rangga menutupi ketakutannya dengan menoleh ke samping sebelum melanjutkan langkahnya. menghiraukan ucapan Kevin, membuat semua yang ada di meja makan geram akan tingkah keras kepalanya.

"Maaf untuk semua, maafin tingkah Rangga." Keempat lelaki di meja makan tadi mengangguk, memaklumi tingkah Rangga.

***

Rangga menaiki motor kesayangannya, mengendarai dengan santai dan memikirkan kejadian tadi di meja makan. Menurutnya banyak kejanggalan. Mamanya memanggil atasannya sendiri dengan sebutan apa tadi 'mas' sangat tidak pantas bukan jika bawahan dengan atasan, dan anak dari pria tua menyebalkan tadi memanggil dirinya dengan kakak, kenapa tidak saya. Dan lagi, semua memperhatikan dirinya seolah..

Ah, sudahlah.

Tengah asik melamun Rangga sadar jika di belakangnya terdapat mobil yang mengikutinya dengan kencang, Rangga melajukan kecepatannya sampai mobil tadi tidak terlihat. Untuk mobil tadi Rangga doakan supaya bannya bocor, enak saja membuat dirinya terkejut.

Kan, pikirannya kembali tentang di meja makan tadi.

Aish, menyebalkan

****

Work baru, jelek sih.

Pikiran pas pasan tapi selalu ingin buat cerita, ntahlah kalian suka atau tidak..
Jangan lupa vote dan koment.

VOTE & KOMENT

-Almanisa.

Assenlio RanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang