7.

30.4K 2.5K 134
                                    

Kecewa, satu kata yang mewakili perasaan Rangga untuk Bunga. Rangga tersenyum getir jika mengingat kejadian di meja makan tadi, dirinya tidak penting lagi di hidup mamanya, begitu?

Ah, entahlah

Yang Rangga tau, mamanya berubah. Mama yang memanjakannya dulu seakan lupa dengan dirinya, mama yang sekarang lebih sibuk mengurus Jeyrald sialan serta anak barunya.

Haha, sudah ke berapa kali dirinya menertawai takdirnya. Takdir yang seolah membenci dirinya untuk bahagia, takdir yang melarang dirinya untuk mendapat kesenangan.

Rangga benci dengan kehidupan yang sekarang, Rangga benci!

Hanya mamanya, sekarang Jeyrald serta anaknya yang malah memperhatikan dirinya. Mengurus segala kehidupan nya, mengatur waktunya dan membatasi ruang geraknya.

Dan Rangga benci itu semua!

Set

Darah mengucur deras dari pergelangan tangan milik Rangga, memang dirinya tadi tidak melanjutkan makan malamnya Rangga memilih beranjak dari sana setelah mamanya melontarkan pertanyaan yang membuat hatinya berdenyut perih.

Terhitung sejak dirinya pindah kerumah ini, Rangga sudah mengenal dengan self harm. Melampiaskan seluruh emosi lewat cutter, dan setelahnya melihat darah yang mengalir setalah ia melakukan self harm.

Katakanlah Rangga lebay hanya karena masalah di meja makan tadi, tapi dengan sikap mama nya yang begitu saja sudah meninggalkan perih di hatinya.

"Ah, ayah.." Racau Rangga

Rangga tersenyum senang ketika mendapati darah yang lumayan banyak di lantai rasanya anjing banget, wenak pol.

Setelah cukup lama membiarkan darah menetes keluar, Rangga beranjak memasuki kamar mandi untuk membersihkan bekas darah yang masih saja memaksa keluar.

Sedikit pusing mungkin karena banyaknya darah yang keluar, ah tapi tak masalah yang penting dirinya senang. Rangga membersihkan darah yang ada di lantai dengan tisu sampai benar benar menghilang.

"Selesai.."

Rangga mengambil kasa dan juga plester tidak ingin menambah sakit dengan menggunakan betadine. Sudah terbiasa dengan luka begini jadi tidak kesusahan saat memasang kasa dipergelangan tangannya.

Drrt Drrt

Ponsel Rangga yang terletak di atas nakas bergetar, membuat Rangga mengernyit kala tidak tertera nama penelpon. Rangga memilih mengabaikannya dan melanjutkan memplester lukanya.

"Akh, bangsat" Rangga menggeram kesal saat ponselnya terus bergetar dengan rasa marahnya dirinya membanting ponsel tersebut sampai mati tapi tidak pecah.

Rangga beranjak berjalan ke arah balkon nya, menikmati pemandangan indah taman kota yang terpampang jelas jika dilihat dari balkon kamarnya. Kupu kupu yang terbang mendekati lampu, cantik sekali.

Terlihat jika disana, di taman terdapat anak seumur dirinya bersama dengan adiknya dan juga keluarganya. Keluarga yang sempurna, keluarga yang di idamkan Rangga tapi tidak pernah bisa untuk ia wujudkan.

Malam yang dingin tidak menyurutkan semangat Rangga untuk memandangi indahnya taman kota ini. Ya, walaupun dirinya tengah kecewa tapi bukankah dirinya juga butuh hiburan? Seperti ini contohnya.

"Ah seandainya mama nggak nikah lagi.."

"Seandainya mama tidak menikah lagi pasti gue sekarang bebas, mama pasti juga masih sayang sama gue. Mama pasti nggak akan berubah seperti sekarang, seandai nya ayah sama mama tidak cerai pasti sekarang gue bahagia. Seandai nya waktu dapat diputar ulang gue akan perbaiki semuanya.." Ujar Rangga sendu, dirinya sangat tersiksa dengan keadaan yang sekarang. Rangga sungguh benci dengan situasi sekarang.

"GUE BENCI KEADAAN YANG SEKARANG GUE BENCI. TUHAN TOLONG BAWA RANGGA PERGI DARI SINI RANGGA MOHON." Teriak Rangga lantang dengan tangan yang meremas pagar besi pembatas balkon yang ada di kamarnya. Mungkin dengan berteriak begini masih kurang cukup, Rangga berlari keluar menuju Rooftop melampiaskan kekecewaan nya dengan Bunga dengan tangan yang memegang cutter.

Sedangkan ketiga putra Jeyrald yang berniat mengetuk pintu dibuat kaget kala Rangga membuka pintu sedikit keras dengan sungai kecil di pipi nya. Alvan yang membawa nampan berisi makanan langsung menyerahkan kepada Gavan kala dirinya tidak sengaja melihat cutter yang berada ditangan adiknya.

"Jangan ikuti gue tolong.." Ujar Rangga lirih ketika merasa salah satu orang mengikutinya.

"Lepasin cutter yang ada ditangan kamu"

Rangga diam, berbalik dan dapat ia lihat tiga pemuda yang tengah menatap dirinya tajam, tanpa tahu apa yang akan adiknya lakukan.

"Kenapa.."

"Rangga-"

"Kenapa kalian rebut mama saya, puas kalian sudah dapat mama. Mama sekarang berubah tidak seperti dulu lagi, kedatangan kalian semua udah buat mama berubah. Tidak bisakah ayah kalian mencari wanita lain bukan mama saya. Saya minta tolong katakan ini kepada ayah kalian untuk menceraikan mama saya, atau tidak cutter ini akan masuk kedalam kulit kalian" Bukan nya takut, ketiga pemuda malah saling pandang sedetik kemudian Kevin maju untuk mendekati adik nya. Sedangkan Gavan dan Alvan pelan pelan mendekat untuk merebut cutter yang berada di tangan Rangga.

Tidak, bukan takut jika salah satu dari mereka terluka. Hanya saja yang di buat mainan oleh Rangga sekarang cutter.

'Cutter'

"Rangga maaf abang tidak bermaksud untuk merebut perhatian mama-"

"Jangan panggil mama saya dengan panggilan mama, kalian hanya orang asing yang tidak pantas menyebut ibu orang lain dengan sebutan mama. Sekarang katakan apa yang saya suruh tadi kepada ayah kalian atau cutter ditangan saya benar benar akan menusuk kulit kalian" Ancam Rangga dengan serius.

"Kami tidak takut dengan ancaman kamu, tolong letakan cutter itu, bahaya Rangga. Dan kami juga tidak akan mengatakan permintaan konyol mu itu. Pernikahan bukanlah permainan itu sudah sah dimata hukum dan agama jadi hilangkan pemikiran bodoh kamu itu, sekarang kakak bilang letakkan benda yang kamu pegang itu" Rangga jengah, diancam bukannya takut malah menjadi. Dirinya berusaha formal dengan orang lain, tapi kali ini tidak bisa.

"KALAU LO NGGAK MAU APA YANG GUE SURUH GUE BAKAL PISAHIN MEREKA" Ujar Rangga sedetik kemudian

"RANGGA!"

Bruk.

***

Aduh maaf lama nggak update yak?
Kehabisan kata kata sumpah beneran nggak boong, kalian yang udah baca cerita aku tolong kasih vote..

Malas kalau udah bikin cerita nggak ada yang nge vote.

Oh satu lagi ! Setelah ini aku udah nggak publish lagi, insya allah. Karna saat kenaikan sekolah sampai sekarang belum buat tugas dan sekarang mau raport an tugas aku belum ada yang dikerjakan. Jadi hari hari ini kerjain tugas, hehe..

Publish lagi kalau udah kelar tugasnya, asli banyak banget. Salah aku juga sih..

Doa'in aja, moga cepet kelar tugasnya trus bisa publish lagi deh..

"Hai gais, doain semoga tugas kakak gue cepet kelar. Trus gue muncul lagi di part selanjutnya, jangan kangenin gue yak! Inget, makan hehe.." -Rangga

#tolakomnibuslaw

-Almanisa

Assenlio RanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang