2.

39.6K 3.2K 116
                                    

Kelayapan merupakan hobi tersendiri untuk Rangga, nongkrong tidak jelas sudah menjadi kebiasaan putra dari Bunga. Keluar masuk bar hanya untuk nongkrong, dengan temannya. Rangga pemuda yang baru menginjak usia enam belas tahun itu sudah berani untuk bermain di bar. Bukan untuk bermain dengan perempuan, Rangga hanya ingin menikmati masa mudanya dengan mencoba sedikit minuman beralkohol.

Lagi pula uang hasilnya sendiri, kemarin malam dirinya memenangkan balapan. Hasilnya lumayan untuk mentraktir teman temannya. Sejak perceraian kedua orang tuanya Rangga tidak lagi mengenal aturan, orang tuanya bercerai karena sudah tidak ada kecocokan antara keduanya.

Tapi tenang, terkadang ayahnya akan menemui Rangga, dan Rangga bersyukur akan itu. Jika ayahnya menemui dirinya pasti akan memberi uang tambahan buat dirinya atau mamanya. Tapi.. terkadang Bunga tidak mau menerima uang dari mantan suaminya.

Oke kembali ke cerita.

Seperti saat ini dirinya sedang menari bebas, melupakan kejadian tadi pagi yang membuatnya kesal. Di tangan nya terdapat satu botol yang isinya hampir habis, Rangga menari mengikuti alunan musik DJ, sesekali dirinya tertawa. Tidak tau juga menertawai apa.

"ANJAI ASIK BANGET" Teriak Rangga di tengah kerasnya musik DJ. Hari ini, Rangga kesini sendri. Rangga tidak pandai bergaul, temannya hanya satu Tara perempuan.

Rangga keluar dari bar dengan kondisi yang sangat kacau, lihat sekarang dirinya terus saja oleng, Rangga berjalan dengan berpegangan pada dinding sesekali dirinya tersandung karena tidak memperhatikan jalan.

Hoek Hoek

Rangga muntah.

Rangga memuntahkan isi perutnya, kepalanya pening sekali. Kali ini dirinya harus menelpon mamanya untuk memanggilkan sopir rumahnya, tidak mungkin bukan kalau dirinya yang kini tengah mabuk parah harus mengenderai motornya sendiri.

Rangga menunggu dengan terus memuntahkan isi perutnya, sudah kerap sekali dirinya mabuk tapi tidak sampai separah ini. Rangga duduk lemas di pojok dengan mata terpejam, setelah memuntahkan isi perutnya dirinya benar benar merasa lemas.

Malam sudah larut ditambah lagi dengan hawa dingin menemani Rangga malam ini, tidak lama cahaya terang menyapa mata Rangga mengharuskan dirinya untuk membuka mata.

"Pulang" Tiga pemuda turun dari mobil, dan berjalan menghampiri Rangga.

"Siapa lo, salah orang kali" Ujar Rangga bingung bukankah dirinya tadi menelfon supir panggilan, tapi kenapa tiga pemuda yang datang. Belum lagi, Rangga yang sudah mabuk membuatnya tidak mengenali siapa pemuda yang menjulang tinggi di hadapan nya.

"Bang Kevin"

Ya, mereka putra dari Jeyrald yang kebetulan akan menginap disana.

"Kevin siapa? Gue nggak kenal sekarang kalian pergi, sulap gue lihat mobil lo." Ujar Rangga yang akan merebahkan badannya di lantai teras bar.

Alvan menarik tangan Rangga menyeretnya menuju mobil dengan paksa, Rangga hanya menurut dirinya sekarang ingin tidur. Kevin menatap tajam tempat yang baru saja ia pijak, seumur hidupnya baru kali ini Kevin datang kemari.

"Anak nakal ini benar benar minta dihukum" Ujar Kevin.

"Benar bang, hukum saja biar dia jera dengan perbuatannya." Gavan ikut menambahi.

"Sudah tau punya maag masih saja minum alkohol" Monolog Alvan.

***

Mobil hitam mewah telah sampai di rumah sederhana, rumah Bunga. Alvan membopong Rangga yang kini tengah memejamkan matanya, sedangkan Kevin dan Gavan mengekor dari belakang.

Assenlio RanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang