3.

36.3K 2.9K 167
                                    

Rangga semakin mengeratkan selimutnya ketika dirinya merasa ada yang menarik paksa selimutnya, pagi ini Rangga sangat malas untuk pergi ke sekolah perutnya juga sakit. Ntahlah mungkin pengaruh alkohol kemarin.

Rangga menggeram kesal dengan orang yang memaksanya bangun, pasti mamanya. Tapi tumben banget narik selimut biasanya juga mengucapkan kata kata manis kek gini.

Sayang, bangun enggak pergi ke sekolah?

Nah, seperti itu biasanya. Tapi kali ini beda, mamanya menggunakan kekuatan super dengan terus menarik paksa selimutnya.

"Bentar lima menit lagi ma, perut Rangga sakit" Ujar Rangga masih dengan mata terpejam, bahkan kini suaranya teredam karena Rangga membungkus seluruh tubuhnya.

Tarikan diselimutnya berhenti di susul dengan suara pintu tertutup, tapi rasa sakit di perutnya malah bertambah. Rangga sampai meringis karena rasa sakitnya.

Sial maag nya kambuh.

Rangga membuka selimutnya, memegang perutnya erat untuk mengurangi rasa sakitnya, padahal mah sama saja. Rangga menggigit bibirnya untuk mengalihkan rasa sakitnya ketika memegang perut tidak berdampak.

Ssh, akh sakit banget- Rangga

Brak

Pintu dibuka dengan kasar, memperlihatkan Jeyrald yang masih mengenakan piama, Bunga dengan celemek yang masih melekat di badannya, Kevin mengenakan kemeja yang belum terkancingi dengan tas kerja ditangan nya, Alvan dengan wajah khawatirnya dan Gavan dengan sikat gigi di tangannya.

"Papa Rangga tadi mengeluh sakit perut, pasti gara gara kemarin malam." Ujar Alvan, sudah tau bukan siapa yang tadi ngebangunin Rangga?

Kevin berjalan dengan tergesa ke arah ranjang Rangga.

"Akh biasa dong buka pintunya kaget gue" Ujar Rangga kesal, eh tapi tunggu. Kok..

"MA-"

"Berbaring" Teriakan Rangga di potong oleh Kevin.

"Kenapa, ogah gue. Mau mandi.." Ujar Rangga keras kepala, Kevin mendorong pelan badan Rangga dan memeriksa calon adiknya.

"Maag kamu kambuh, tunggu infusnya habis baru dilepas. Hari ini nggak usah sekolah dulu, abang izinin." Ujar Kevin dengan menyiapkan infus untuk Rangga.

"Gue tau, nggak usah di infus nanti juga sembuh sendiri dan lagi emang gue adik lo abang abang jijik gue dengernya. Eh tunggu.."

"MAMA, OM JEY SAMA ANAKNYA NGINEP DI SINI!?" Pekik Rangga heboh

"Ehm, i-iya. Nanti mama jelasin sekarang nurut sama bang Kevin" Ujar Bunga gugup

Akh

"Bangsat sakit goblok, asu lo main tancep tancep jarum di tangan gue. Lepasin!" Ujar Rangga menyodorkan tangan kiri kepada Kevin.

Pluk

Kevin memukul pelan mulut Rangga yang asal berkata kasar.

"Jangan dilepas sebelum infusnya abis" Ulang Kevin.

"Apaan sih lo, tamu mah tamu aja. Nggak usah belagu, sekarang lepasin jarum sialan ini dari tangan gue." Ujar Rangga menggebu

"Nurut sama bang Kevin, nggak usah bandel." Ujar Alvan

"Sayang bicara yang sopan jangan kasar"
Ujar Bunga

"Kalau Rangga berani lepas, kakak nggak bakal balikin kunci motor kamu" Memang kan kemarin Rangga membawa motor, tapi motornya dibiarkan begitu saja ketika dirinya tengah mabuk berat, sial.

Assenlio RanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang