Cerita By TCyvee

373 21 7
                                    

Story by : TCyveeSong inspirasi:  Jeef satur "Why you don't stay"Main cast : JaFristWord: 2855

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Story by : TCyvee
Song inspirasi:  Jeef satur "Why you don't stay"
Main cast : JaFrist
Word: 2855

====================================================

Pangkuan gitar di tengah senja yang mau tenggelam masih ku lakukan, langit nya sudah berubah warna menjadi jingga, sinar nya cukup menyilaukan mata. Aku tidak suka kaca mata, tapi sekarang ini sedang iritasi, jadi apa boleh buat. Ku pakai saja supaya tidak sakit.

Warnanya hitam, adikku Pann menertawaiku tadi, bilang pada Bunda sembari mengusap perut, katanya "Abang seperti mau pergi mengurut, Bunda tidak kasih Abang makan pagi tadi? Kenapa sore Abang perlu cari uang lebih?"

Untung saja dia tuan putri satu-satunya di rumah, jadi ku maafkan meski menyebalkan, haruskah ku buka kacamata hitam ini dan memamerkan pada Pann satu benjolan cukup besar di kelopak mata? Oh tidak, itu hanya akan membuat Adik ku semakin terpingkal.
Dia itu sedikit kurang ajar, kalau mengejek orang paling depan.

Fokus ku kembali pada tujuan utama, memetik jari di balik senar-senar yang hanya tersisah lima, sebab senar satu putus ulah Smart yang mampir kemarin sore, membawa salinan tugas untuk ku yang membolos sudah hampir seminggu, dia bermain gitar sambil menunggu ku mencatat, tapi kuku panjang sialannya membuat senar ku putus. Habis itu tanggung jawab nya tidak ada, dia langsung saja pamit pulang tanpa dosa. Katanya perutnya sembelit.
Aku sih bersumpah dia sembelit sungguhan.

Mata ku terpejam setelah suara nada cukup menenangkan mulai ku mainkan. Sambil sedikit tersenyum ku tantang cahaya senja yang semakin menyorot ke arah pintu rumah, aku ajak dia bertatapan, sambil ku nyanyikan melodi ini untuk disampaikan pada kasih ku yang sedang dipinjam oleh tuhan. Sirat ku menajam, dengan ini memaksa senja menyampaikan rindu. Untuk kasih ku.

Ah, lupa- namaku Ja Phachara. Dan nanti, aku akan bercerita tentang ku- dan Kasih ku Amora.

_______________________

Lembar pertama: ku tulis setelah bertemu dengannya di bawah rintik hujan.
________

Angkasa membentang angkuh dengan warna begitu teduh, pagi-pagi sekali Bunda sudah mengangkat gagang sapu berdiri di depan pintu.
Suaranya menggema seantero rumah, sudah dipastikan Ayah tidak bisa menyeruput kopinya dengan tenang.

Sementara penyebab kegaduhan pagi buta ini tengah sibuk menyalakan mesin motor sambil sedikit meringis ketika Bunda semakin dekat.
Itu aku tentu saja, tidak lama setelah motor menyala aku tersenyum puas sambil melambai pada Bunda.

"Dah, Ratu~ kita jumpa malam nanti ya- aduh!"  Aku meringis sambil mengusap bahu, sapu Bunda sudah melayang soalnya, begitu saja aku perlu melajukan motor semakin cepat. Jangan buat Bunda semakin naik darah.

Masalah biasa ketika aku susah di bangunkan dari pagi buta, menunda waktu sampai dekat jam terlambat, panik ku baru datang, serampangan berganti seragam kemudian berjalan ke dapur, niat ku meminta uang jajan, tapi malah tidak sengaja menjatuhkan semangkuk bubur yang baru Bunda masak. Karena itu Bunda berubah mengganas, uang jajan ku saja lenyap.

Songfict event (Peserta) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang