Song : Still love you
Word : 1200Kesunyian yang hadir terasa begitu salah, hampir membuatnya beku dalam ilusi keterasingan. Dalam hening Xiao Zhan mampu mendengar vokal langkah kaki di koridor, berayun bagai sihir yang menerjemahkan secara halus bahwa dirinya tidak sendiri. Namun kekosongan di ranjang besar itu, rasa dingin di sampingnya, dan bantal yang tidak lagi memiliki aroma 'seseorang' tetap mempertahankan Xiao Zhan dalam pahit luka hati dan penyesalan.
"Zhan ge, kau sudah bangun?" panggilan itu teredam oleh pintu yang diketuk. "Aku sudah membawakan sarapan dan stelanmu."
Itu bukan 'dia', Xiao Zhan tahu. Betapapun seringnya ia mendamba, kehadiran orang itu hanya mampu dia temukan lagi dalam imajinasi kini. Xiao Zhan sudah tak bebas lagi untuk mendekatinya, seberapa pun besarnya kerinduan yang ia pendam, kata itu seolah telah terkunci di tenggorokannya; haram terucap dan telah menyiksanya dengan perasaan sesak tak berujung.
"Zhan ge."
Xiao Zhan berguling, meringkuk, membelakangi bagian kosong yang dulu selalu terisi seseorang yang akan memberinya sambutan manis di setiap kali kelopak matanya terbuka.
"Zhan ge, kau mendengarku?"
Menghela nafas berat, Xiao Zhan memenuhi telinganya sendiri dengan keluhan. Semuanya telah terjadi, sebesar apapun dia menginginkan orang itu kembali, Xiao Zhan tidak memiliki kuasa untuk memintanya 'pulang'. Dia sendiri yang mengusirnya, mendorongnya menjauh tanpa memberinya kesempatan untuk berpaling.
"Zhan ge?"
"Aku bangun," balasnya parau. Xiao Zhan harap itu bukan suaranya, dia tidak akan tega jika harus menyebut satu kalimat dengan intonasi nada sendu seperti itu. Setidaknya untuk hari ini Xiao Zhan harus mampu menyamarkan lukanya, setidaknya untuk hari ini Xiao Zhan harus tampak bahagia ketika bertemu 'dia' meski harus bersandiwara.
Satu dari sejuta kali dalam hidupnya, Xiao Zhan berharap hari ini tidak pernah datang. Luka yang ia derita masih basah, air mata itu menunjukkan bahwa dia masihlah mempunyai hati yang kian retak terhimpit bongkahan rindu yang kian beku sekeras batu. Meski hari demi hari telah terlewati, namun perpisahan itu terus menghantui Xiao Zhan di pelupuk mata, seolah baru kemarin kalimat menyayat itu ia ucap.
'Aku ingin hubungan kita berakhir'
Bayangan raut wajah sang kekasih yang berubah dari haru menjadi layu, sorot kelamnya menyurat kecewa yang berhasil mengaburkan pandangan Xiao Zhan oleh larutan air mata. Meski seribu kali Xiao Zhan menyiapkan hatinya mati rasa, namun tangis itu tak mampu ia bendung. Cintanya telah membengkak, perpisahan yang tidak pernah ia duga akan ada dalam hubungan mereka seolah membelah paksa perasaannya, menanamkan sebuah pasak hati yang justru mengakar mengunci rasa sakit akibat ingin bertemu. Sayang, 'aku merindukanmu' sekarang telah menjadi kalimat yang tak bisa ia ucap meskipun hatinya selalu menjeritkan hal itu tanpa tahu malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Songfict event (Peserta)
FanfictionCemara is back! Dengan event baru, dan tentunya beda. Event Songfict, berupa cerita one shoot yg terinspirasi dari beberapa lagu. Dan ini lagu-lagunya : Ziva magnolya - Peri Cinta Agnes mo - Sebuah rasa love the way you lie Rihanna ft Eminem let...