19 media and a confession

2.9K 206 5
                                    

Lebih dari 15menit jimin menunggu jungkook yang masih berada dikamar mandi ,merasa tak enak hati meninggalkan tamu dibawah membuat langkah jimin mencoba untuk keluar kamar ,namun baru 3 hingga 4 langkah dirinya kembali terhenti dimana pintu kamar mandi yang terbuka tepat kedua mata bulat sang suami menatap tajam kearah nya.

"Kau tidak mendengarku jimin-ah?!" Kini langkah nya kearah lemari besar dimana ternyata jimin sudah menggantungkan sepasang jas hitam untuk ia kenakan.

"A-aku tak enak meninggalkan nya terlalu lama" jawab jimin dan memang benar adanya

"Siapa dia? Dan siapa aku?"

Jimin menatap bingung kearah sang suami yang sudah mengenakan pakaian lengkap dan kini tengah memasang dasi jimin hanya diam "mana yang perlu kau dengar?" Kembali bertanya bahkan dengan langkah nya kearah jimin ,tanpa disuruh pun jimin dengan sigap menggapai dasi jungkook dan memasang nya dengan sangat terampil.

"Tapi- a-.."

"Ayok kita temui dia" bersamaan dengan tangan mungil yang digenggam jungkook, membuat jimin tidak lagi bisa melanjutkan kata-katanya atau sekedar untuk membela diri. 'itulah jungkook'

Kedua kelereng hitam jungkook langsung menangkap sosok pria yang tak memiliki aturan dalam bertamu kini tengah duduk bersandar diatas sofa juga ponsel ditangan tidak menyadari akan dua sosok pria yang tengah berjalan menuruni tangga.

"Kheum!" Sambutan jungkook dari atas tangga membuat vernon menarik kedua matanya kearah dimana jimin yang juga datang bersama dengan jungkook bahkan rengkuhan pada pinggang ramping jimin terlihat begitu posesif.

"Eoh! Baru saja aku ingin pergi"

"Mianhe hyung, stiap bangun tidur aku selalu membutuhkan jimin untuk keperluanku" dengan senyuman yang seakan merasa bersalah dan juga salam hangat pada hyung sepupunya ,namun berbeda dengan jimin merasa tak terkesan dengan perkataan jungkook barusan justru terasa muak untuk nya 'apa-apaan?'

"Tidak masalah" katanya dengan nada yang sedikit malas "kau akan langsung kekantor?"

"Tidak" melihat jam pada pergelangan tanganya "masih ada waktu, kau sudah menyiapkan sarapan sayang?" Rengkuhan pada pinggang jimin bersamaan dengan arah kedua mata yang menatap lekat mata coklat milik sang istri yang terlihat gelapakan.

"Ahh- emm su-sudah" wajah jimin memanas dengan panggilan jungkook barusan padanya ,namun jimin sadar ini adalah cara bermainya namun tetap saja jimin selalu terbawa dalam hati.

"Kau ingin bergabung hyung? Ayolah! Kau pasti belum sarapan" ajak jungkook tanpa melepaskan rengkuhan pada pinggang sang istri dimana kedua mata vernon yang tetap terlihat tenang tanpa terprovokasi dengan perlakuan adik sepupunya yang seakan sudah terbiasa dalam hidup nya jika berhadapan dengan jungkook.

"Tidak, aku sudah sarapan" katanya "pergilah! Aku menunggumu disini"

Jimin hanya diam dan mendengarkan drama yang di jalankan suaminya juga kaka ipar nya
"Baiklah, tunggulah!" Kini langkah jungkook kearah dapur dengan jimin dalam rengkuhanya bahkan begitu erat yang membuat jimin kesulitan dalam melangkah

"Kau membuat perutku sesak" suara pelan jimin bahkan terdengar seperti bisikan tepat disisi telinga jungkook

"Eoh! Mianhe" melepaskan rengkuhan pada pinggang jimin tepat dimeja makan "apa itu menyakiti nya?" Tanya sang dominan dengan elusan pada perut jimin yang sudah memperlihatkan tonjolan

"Tidak" gelengan ringan jimin "duduklah ,aku siapkan sarapanmu!" Lanjut jimin dengan meletakan piring yang sudah ia isi dengan nasi goreng , dan kini langkah nya kembali keluar

"Mau kemana?" Namun kembali jungkook menghentikan langkah jimin

"Ke-depan, nemenin di-" tunjuk jari telunjuk jimin kearah keluar ,namun dengan cepat jungkook menarik pergelangan tangan kiri jimin yang otomatis membuat tubuh nya lebih dekat dengan sang dominan.

Nothing gonna change  my love for you  'JIKOOK' / END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang