Aparat kepolisian Korea Selatan kembali di heboh kan, saat salah satu staff dari hotel bintang 5 menghubungi mereka dan melaporkan tentang kejadian yang di lihat nya pukul 03.30 dini hari, salah satu staff itu melaporkan bahwa dia telah menemukan tubuh gadis yang sudah tewas dengan tubuh yang mengenaskan, dan pagi hari ini Polisi Korea Selatan sedang melakukan penyidikan di tempat kejadian dan beberapa stasiun televisi sedang melaporkan berita tersebut.
Setelah polisi melakukan Investigasi pada korban tersebut akhirnya polisi mengetahui bahwa korban tersebut adalah seorang gadis yang berasal dari warga negara Korea Selatan itu sendiri, gadis itu baru berusia 26 tahun dan berinisial S.Y dan memiliki profesi sebagai Pramugari dari salah satu maskapai penerbangan Internasional, hari ini gadis itu di temukan dan membuat polisi menetapkan bahwa gadis itu telah menjadi korban pembunuhan tragis kemarin malam.
Team penyidik telah melakukan penyidikan di tempat kejadian, namun mereka belum berhasil menemukan petunjuk apa pun, namun kepala polisi telah memberitahu bahwa pembunuhan ini masih sama dengan pembunuhan berantai yang terjadi di Korea Selatan ini karena organ yang hilang dan beberapa petunjuk yang sama seperti bunga Lily, masih menjadi simbol pembunuhan yang di lakukan oleh pembunuh itu.
Jennie meraih ponselnya, jari-jari mungilnya mencari kontak Irene, dan dia segera menghubungi Irene.
"Hmm?" Jawab Irene dari sebrang sana dengan suara serak nya, dia terdengar baru saja bangun dari tidur nya.
"Unnie, apa kau lihat berita? Ada pembunuhan lagi, korbannya wanita, dan dia meninggalkan petunjuk yang sama seperti yang kita lakukan, kau tahu akibat dari ini semua kan? Mereka akan menuduh pembunuhan ini sama dengan yang kita lakukan, ini membahayakan kita unnie." Ucap Jennie sambil mengigit bibir bawahnya dengan wajah yang tidak tenang.
Sementara di sebrang sana, Irene langsung membuka kedua matanya dengan lebar dan merubah posisi nya menjadi duduk. "Mworago?! Ada pembunuhan lagi?! Ini pasti masih sama dengan 10 hari sebelumnya, dia masih orang yang sama melakukan ini semua, kau hubungi Tzuyu dan Jisoo untuk datang segera ke Basecamp, kita harus menganggap serius permasalahan ini." Ucap Irene lalu Jennie menyetujuinya dan mematikan ponsel nya.
Setelah Jennie berhasil menghubungi ke duanya, mereka datang ke basecamp namun Jisoo mengatakan dia tidak bisa hadir karena harus menjaga Rosè yang masih berada di rumah sakit, dan mereka bertiga terpaksa harus memaklumi keadaan Jisoo.
"Guys, mungkin kita bisa remehkan orang ini sebelumnya, namun sekarang kita tidak bisa meremehkan perbuatannya karena kalian tahu sendiri bahwa Wendy sudah tahu jika kita adalah pembunuhnya, dan dia mengancam ku jika pembunuhan ini terjadi lagi, dia akan melaporkan kita ke polisi, bagaimana jika dia salah paham karena kasus hari ini?" Ucap Irene sambil menatap kedua temannya, mereka sedang duduk di atas karpet bulu seperti biasa.
"Bagaimana jika ternyata Rosè di culik dengan pembunuh itu? Bukan kah dia bisa membantu kita untuk menangkap pembunuh itu?" Sambung Tzuyu.
Jennie yang duduk di samping nya menoleh dan Irene menatap nya, wajah ketiganya terdiam dan bingung.
"Ada benarnya ucapan Tzuyu." Ucap Jennie menganggukan kepalanya.
Irene menggaruk pelipisnya. "Tapi, kata Jisoo gadisnya itu tidak ingin bicara apapun soal penculikan nya, bahkan dia juga bilang ke polisi bahwa dia sudah baik-baik saja dan sudah memaafkan penculik itu." Gumam Irene.
"Lalu unnie, bagaimana dengan Wendy? Apakah dia sudah menemui mu?" Tanya Jennie kali ini.
Irene menggelengkan kepalanya dan melipat kedua tangan nya. "Belum, mungkin dia masih tidur karena kemarin malam sibuk mengurus saksi itu." Tzuyu dan Jennie menganggukan kepalanya dengan serempak setelah mendengar jawaban dari Irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Spider Lili (JENLISA) [GxG] (END)
Mystery / ThrillerMengisahkan tentang Lalisa Manoban, gadis asal Thailand yang hobi menulis wattpad, dia menyalurkan rasa traumatic nya pada tulisan nya. Sementara Jennie Kim yang masih kuliah S2 untuk mendapatkan gelar sebagai dokter spesialis bedah, akan kah mereka...