VOTE.
----
"Kemana kalian akan membawa ku?" Ucap saksi itu bergetar, dia sangat takut setelah Seulgi dan Irene membawa nya pergi dari hotel, sebelumnya, tidak ada kecurigaan karena dia pikir Seulgi adalah seorang polisi, terlebih lagi. Seulgi mengatakan padanya bahwa dia mendapat tugas membawa nya pergi, tapi saat saksi itu berada di dalam mobil Seulgi, wajahnya berubah menjadi pucat, dia mengingat sekali bahwa Irene pernah datang ke rumah nya bersama tersangka saat itu yaitu Tzuyu.
"Ahjussi, tolong dengar kan aku.. aku tidak akan menyakiti mu atau melukaimu, jika kau mengingat bahwa aku siapa, aku sama sekali tidak ada niat jahat padamu pada saat itu atau pun sekarang, aku hanya akan membawa mu pergi dari sini, aku akan memberi biaya untuk hidup mu, percayalah padaku." Gumam Irene.
"Ani, aku tidak percaya apapun perkataan mu karena kau memiliki hubungan dengan tersangka yang ku lihat saat itu, tolong lepaskan aku.."
"dan kau.. kenapa kau melakukan ini? Bukan kah kau seorang polisi? Kenapa kau membantu orang ini? Seharusnya kau menjaga ku." Sambung pria itu bertanya pada Seulgi.
Seulgi hanya terdiam, tangannya sibuk menyetir, dia tidak menjawab apapun pertanyaan pria itu karena bagaimana pun, ada perasaan bersalah dalam diri nya.
Pria itu mulai kesal, dan dengan keberaniannya, dia mencekik leher Seulgi dari belakang, Irene yang duduk di belakang dan berada di samping pria itu, dia mencoba melepaskannya.
"Ahjussi tenanglah.." gumam Irene panik yang menarik tangan pria itu.
Mobil mulai melaju tidak seimbang karena cekikan di leher Seulgi yang sedang menyetir.
"Turunkan aku disini atau aku akan membunuh mu?!" Pria itu mulai mengerang dan mendorong tubuh Irene kencang memakai tangan satu nya nya sampai Irene terjungkal ke samping mengenai pintu mobil, sementara tangan satunya lagi masih sibuk mencekik Seulgi dari belakang, dia mengunci leher Seulgi memakai lengannya dari belakang.
Urat di dahi dan leher Seulgi mulai muncul, wajahnya sangat merah. Mobil semakin tidak seimbang yang terpaksa Seulgi harus menginjak rem, kini. Mobil berhasil berhenti.
"Ahjusii!!!" Erang Irene menodongkan pistol ke pria itu yang dia ambil dari saku celana Seulgi.
"Apa kau ingin kita mati bersama?" Lanjut Irene yang masih menodongkan pistol itu.
"Jatuhkan itu atau aku akan membunuh polisi bodoh ini?!" Ancam pria itu yang sama sekali tidak takut dengan pistol yang Irene pegang.
Irene tidak ingin kalah dari pria itu, justru dia memberi pukulan keras pada pelipis pria itu menggunakan pistol yang membuat pria itu melepas cekikan di leher Seulgi dan mengerang memegang pelipisnya yang sudah mengeluarkan darah, di samping itu Seulgi batuk-batuk dan menarik napas nya karena dia hampir saja pingsan ulah cekikan pria itu pada lehernya.
Rahang pria itu terkatup saat dia melihat tangannya yang memegang pelipis itu banyak darah.
"Kau...?!" Saat pria itu kesal ingin meninju Irene di sampingnya, Seulgi pun berbalik badan dan meninju pria itu sampai terjungkal.
Seulgi melewati celah tengah pada mobilnya dan menindih tubuh pria itu. "Jangan berani-beraninya menyentuh kekasih ku!" Seulgi mengerang di depan wajah pria itu dan memegang kerah baju pria itu.
Pria itu hanya meringis dan menyunggingkan bibirnya. "Kekasih? Pantas saja, aku akan mengadukan semua ini di pengadilan nanti, lihat saja." Ucap pria itu.
"Itu tidak akan pernah terjadi." Ucap Irene dan Seulgi mencekik leher pria itu, dia hanya ingin membuat pria itu pingsan.
Setelah beberapa menit mencekik, dan Seulgi memastikan bahwa pria itu telah pingsan, Seulgi melepas tangannya dari leher pria itu, lalu turun dari tubuhnya dan menduduki tubuh pria itu menyandarkan tubuh pria itu pada pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Spider Lili (JENLISA) [GxG] (END)
Gizem / GerilimMengisahkan tentang Lalisa Manoban, gadis asal Thailand yang hobi menulis wattpad, dia menyalurkan rasa traumatic nya pada tulisan nya. Sementara Jennie Kim yang masih kuliah S2 untuk mendapatkan gelar sebagai dokter spesialis bedah, akan kah mereka...