#Buku Biologi...

123 114 23
                                    


#
#
#
#
#

Setelah beres latihan Shidri pun pulang kerumah. Dan agak kesal juga karena iqu yang tidak bisa menjaga rahasia. Tetapi Shidri bukanlah orang yang suka memperpanjang masalah. Empat jam atau lima jam saja dia sudah membiarkan masalah itu berlalu. Mungkin paling lama satu hari. Gak kaya kalian, yang suka memperpanjang masalah hingga berminggu minggu, ber bulan bulan, bertahun tahun, berwindu windu, berdasawarsa dasawarsa, berabad abad. Tapi gak mungkin juga lah ygy, yang memperpanjang masalahnya juga mungkin udah qo'id kalau selama itu. SKIP.

Singkat cerita, Shidri pun sudah sampai di rumahnya yang tercinta.

...Oooh sungguh bahagia...
...Hidup bersama keluarga...
...Penuh kasih sayang mesra...
...Rukun damai sejahtera...
...Rumahku itulah syurga ku...
...Di dunia...
...Oooh sungguh bahagia...

"Malah qosidahan lo mah, gimana si"

Serah Author dong. Btw ada yang tau lagu itu? Ahh pasti sebagian besar gak tau, karena selera mereka gak ke lagu qosidahan. Jadul lagi, tahun 1980 an.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh" - Shidri.

Belum ada yang membalas salam nya.

"Kok, ga ada yang nyaut sih, assalamualaikuuuuuuuuuuuum" lanjut Shidri.

'Tok torok tok tok torok tok tok', tangan Shidri mengetuk ngetuk pintu sambil memakai pola ritme lagu. Bosan sekedar mengetuk pintu, di lanjut dengan pukulan agak keras.

" 'Dug durug dug dug durug dug dug' SAHOOOR SAHOR, SAHOOOR SAHOR" teriak Shidri.

"Berisik gek!" kata Men Winda yang kebetulan lagi di halaman rumahnya.

Keuyeup kasih info nih, kata "Men/Meme" mempunyai kedudukan yang sama dengan kata "Ibu" dalam bahasa Bali. Sedangkan kata "Gek" itu merupakan sapaan dalam bahasa Bali untuk memanggil atau menyapa orang yang lebih muda dari kita.

"Ehh Men Winda, Meme ku kemana ya men?" - Shidri.

"Ooh, menmu. Dia ada urusan dulu di pusat kota, katanya pulangnya agak lama. Kurang lebih Isya'an lah. Terus kata menmu juga, anak anak ngaji sama kamu dulu belajarnya malam ini" - men Winda.

"Oooh gitu. Ku, " kata Shidri terpotong karena men Winda sudah tahu apa yang akan di tanyakannya.

"Kuncinya ada di men" - men Winda.

"Maen sabet aja men ini, aku kan belum selesai ngomong" - Shidri.

"Men punya indra ke 12 wkwk, bentar men ambil dulu kuncinya" kata men Winda sambil tertawa.

Saat men Winda mengambil kunci, Shidri di datangi oleh seorang yang tak dikenal. Dia pake celana jins robek robek, pake jaket dengan kepalanya tertutup oleh tudung jaket tersebut, pake masker. Dia pake motor RXKing. Pokoknya gak di kenal dan tatapannya menyeramkan. Dan orang itu langsung menghampiri Shidri.

"Maaf, ada yang bisa saya bantu? dan anda siapa ya? kok kaya bukan orang sini" - Shidri.

Orang itu tidak mengeluarkan kata apapun, selain menatap Shidri dengan tatapan ingin membeli sosis.

Canda deng. wkwk.

Serius. Orang itu menatap Shidri dengan tatapan yang sangat menyeramkan. Muka datar nya seolah olah ingin menghabisi Shidri saat itu juga. Shidri sangat ketakutan sebenarnya, tetapi ia masih bisa menyembunyikan ketakutannya itu.

Setelah Shidri bertanya seperti itu, orang itu dengan cepat menjepit leher Shidri dengan siku kanannya bagian dalam. Dan tangan kirinya memegang pisau yang diarahkan ke tenggorokan Shidri.

Kali ini Shidri tidak bisa lagi menahan ketakutannya itu. Kakinya gemetaran, mukanya memerah, dan tetesan air mata jatuh dari kedua matanya.

"Men Winda kemana sih, lama banget ambil kunci satu juga, ya kali dia berak dulu. Shidri dalam bahaya tuh"

ADA CINTA DALAM EKSKUL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang