#Niat...

16 7 3
                                    


#
#
#
#
#

Setelah kemenangan di festival karawitan yang diadakan satu dasawarsa sekali itu, Shidri, Iqu, Karta, Ridwan, dan yang lainnya, serasa menjadi artis di sekolahnya. Banyak yang menanyakan pengalaman pengalaman yang terjadi selama di Yogyakarta, yang menanyakan ini, yang menanyakan itu, banyak deh pokoknya.

"Eh disana kayak gimana suasananya?"
"Disana orangnya kayak gimana?"
"Disana orangnya baik baik gak?"
"Banyak yang cantik gak disana?"
"Yang ganteng ganteng ada?"
"Harga sendal jepit berapa disana?"
"Harga minyak berapa?"
Kira kira seperti itulah pertanyaan pertanyaan absurd yang mereka dapatkan dari warga sekolah.

"Tunggu tunggu, 2 pertanyaan yang terakhir itu, niat nanya gak sih?. Orang mah nanya nanya seputar di Yogyakarta. Ini kok malah nanya harga sendal jepit ama minyak. Minyak masih mahal, 15 rebu sekilo"

Curhat lo Soh?

"Bisa dibilang begitu. Si Ijem mau masak juga gue ganti minyaknya pake oli"

Lah?. Mati lo nanti kalo pake oli masakanya. Ada ada aja lo Soh ah.
#
#
#
'TRIIIIIIIIIIIING TRIIIIIIIIIIIING'. Bel masuk kelas berbunyi. Semua murid SMAN 3 Singaraja memasuki kelasnya masing masing.

"Eh udah dulu ya tanya bertanyanya. Udah bel gue masuk kelas dulu" kata Shidri kepada Artha dan Ardha, temannya yang berbeda ekskul, yaitu pramuka. Lengkapnya Gede Artha Caturcahya dan Gede Ardha Tricahya. Sekilas kalian pasti menyangka bahwa mereka adalah kembar. Tidak, mereka tidak kembar dan hanya kebetulan memiliki nama yang mirip.

"Oke, gue juga masuk kelas kali. Kan satu sekolah" - Artha.

"Gimana si lo" - Ardha.

"Ehehe. Iya juga yak. Eh siapa paling cepat ke kelas dia yang menang" - Shidri.

"Ayooo. Siapa takut" kata Artha dan Ardha barengan.

"Satu, dua..., Tiga" kata Shidri langsung berlari sekencang mungkin supaya sampai di kelas sebelum mereka berdua. Artha dan Ardha juga ikut berlari secepat mungkin. Namun hanya 3 langkah.

"Biarin aja dia lari sendiri. Lagian kita sama dia beda arah. Dia ke koridor dua, kita ke koridor empat" kata Ardha.

"Eh iya yak. Padahal kita sama dia beda jurusan juga. Dia anak MIPA sedangkan kita anak bahasa, wkwk. Ywd kita buru buru ke bagian tengah koridor empat. Pasti si Shidri lagi nungguin kita nongol" - Artha.

Mereka berdua pun bergegas menuju bagian tengah koridor empat. Dan betul saja, Shidri sudah stay didepan kelasnya dengan muka yang terlihat masam dari kejauhan. Karena koridor empat di depan lapangan, sedang kelas Shidri di lantai 3. Artha dan Ardha berteriak.

"Kita beda jurusan woyy!!" teriak Artha dan Ardha dari bawah.

Shidri semakin memuramkan wajahnya, sambil mengacungkan jari kelingking kepada mereka berdua. Artha dan Ardha hanya cengengesan di bawah, sambil pergi menuju ke kelasnya masing masing.

"Orang mah nunjukin jari tengahnya bukan jari kelingking. Kalo jari tengah itu maksudnya fuck, kalo kelingking apaan?"

Gak tau.

"Lah?"

---

Shidri dan teman temannya dikelas sedang menunggu kedatangan seorang guru. Tetapi belum datang datang juga.

"Wer, kok lama sih datangnya?" tanya Shidri kepada Doer disebelahnya.

"Mati kali" kata Doer cuek.

"Weish, ga boleh gitu sama guru. Nanti lo kena koala" - Shidri.

"Kualat. Koala koala, Koala itu hewan, ketombe!" - Doer.

"Ouh udah diganti?" - Shidri.

"Lah dari dulu emang gitu" - Doer.

ADA CINTA DALAM EKSKUL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang