Akhirnya...

8 1 0
                                    


#
#
#
#
#

Keesokan harinya disekolah, Shidri langsung menemui Karta dikelasnya. Dia ingin meminta maaf soal kemarin kemarin. Sudah dua kali Shidri dan Karta tidak jadi bertemu.

"Sah, gue mau ke kelas Karta dulu ya" kata Shidri kepada Isah di depan gapura.

"Sempat sempatnya lo kencan sebelum masuk kelas, wkwk" - Isah.

"Siapa yang mau kencan Sumiati!. Ada yang mau gue obroin sama Karta" - Shidri.

"Dimata gue itu sama, titik. Wkwk" - Isah.

"Heuh terserah Men Sumiati aja" kata Shidri sambil langsung pergi.

"Jangan gampang marah men Siti, nanti cepat tua loh. Dan emang kenyataannya udah tua sih, wkwk" kata Isah meneriaki Shidri. Sedangkan Shidri tidak menggubris perkataan Isah. Dia langsung menuju kelasnya Karta.

Kalian jangan khawatir ya permirsa.

"Pemirsa!. Ini yang keseratus kali lebih gue kasi tau lo ya"

O iya iya. Iya Isoh ganteng. Pemirsa. Bukan pertengkaran serius kok. Nanti pulang sekolah, mereka berdua juga baikan lagi. Setelah sampai di kelas Karta, Shidri tidak melihat adanya Ilham atau Bayu, atau siapalah yang berada di luar kelas. Lalu Shidri melihat kedalam kelas lewat jendela, dia tidak melihat adanya Karta pula. Hanya beberapa siswi yang sedang mengobrol.

"Kok jam seginian belum datang sih" - gumam Shidri didalam hatinya.

Karena Karta tidak ada, Shidri pun langsung menuju kelasnya sambil menunduk. Memainkan handphonenya bukan bersedih karena Karta gak ada. Dan setelah agak jauh dari kelas Karta, Shidri menabrak sesuatu.

"Aww. Ini kenapa tiba tiba ada dinding disini sih" - Shidri.

Shidri pun meraba raba dinding itu. Tetapi dia merasa kenapa dinding itu agak sedikit lembek.

"Kok agak lembek yah?, Biasanya dinding itu keras. Dan ini kok, kayak ada pentil pentil gitu" monolog Shidri.

"Loh, kok dindingnya bisa kembang kempis yah?, Kayak lagi bernafas" lanjutnya.

Shidri pun langsung mendongak, dan ternyata yang dirabanya itu adalah dada bidang Karta. Karta memang jauh lebih tinggi dari pada Shidri. Tinggi Shidri hanya sebatas dagunya Karta. Shidri Auto melebarkan matanya serta memerah wajahnya, dan segera menjauh dari Karta serta meminta maaf.

"Eh maaf Gus maaf" kata Shidri sambil menempelkan kedua telapak tangannya.

KARTA POV

"Gue duluan ya Ca" kataku kepada I Wayan Suweca, yang lebih akrab dengan panggilan Eca. Salah satu temanku yang berbeda jurusan tetapi masih satu ekskul.

"Oke. hati hati ada ulat" - Eca.

"Eh jangan keras keras bicaranya. Jangan sampai orang tau kalau gue takut sama ulat" kataku.

"Wkwk. Aman aman" - Eca.

Aku pun langsung menuju ke kelasku. Saat sudah mendekati kelas, ada seseorang yang menabrakku. Dia sambil nunduk, jadi aku gak tau dia siapa.

Dia malah nyangka aku ini adalah tembok. Dia bahkan meraba raba dadaku. Setelah aku teliti, seketika jantungku berdetak kencang. Dia adalah kak Shidri.

"Kok agak lembek yah?, Biasanya dinding itu keras. Dan kayak ada pentil pentil gitu" - Shidri.

"Xixixi. Kakak mau ngapain sih, pake megang megang pentil aku segala. Geli tau. Kita kan belum nikah, udah persiapan malam pertama aja walaupun aku menikmatinya, eeeh. Dikit. Weeeeh. wkwk" kataku dalam hati. Dan Aku hanya diam dan melihat apa yang akan kak Shidri lakuin selanjutnya.

ADA CINTA DALAM EKSKUL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang