10

46.1K 4K 580
                                    

Zeano duduk santai dengan tampang bosan di depan guru BK yang sedang menatapnya tajam. Bahkan aura marah sang guru tak membuat Zeano menciut sama sekali seperti saat Davin yang menatapnya tajam. Sudah terlalu biasa berhadapan dengan bapak bapak guru BK itu membuat Zeano tidak lagi takut. Baginya biasa saja.

"Kamu lagi kamu lagi, Zeano," tegur Pak Damar lelah melihat wajah Zeano yang lagi-lagi muncul di ruangannya.

"Bosen ya, Pak? Kalo bosen liat saya mendingan gak usah manggil saya lah, biarin aja orang mau laporan apa tentang saya." jawab Zeano enteng tanpa rasa segan sedikitpun.

"Dan membiarkan kamu berbuat onar seenaknya di sekolah? Kamu pikir ini sekolah nenekmu?" sarkas Pak Damar mulai kesal dengan Zeano yang menjawab ucapannya.

Zeano memutar matanya jengah. "Bapak kayak gak pernah sekolah aja. Murid bikin onar di sekolah itu kan wajar, lumrah, gak mungkin satu sekolah isinya murid teladan semua. Lawak betul bapak ini," jawab Zeano lagi.

"Masih mau jawab lagi?" geram Pak Damar mulai emosi.

"Diajak ngomong diem entar dibilang bisu, ngejawab di bilang gak sopan, gimana sih Pak,"

BRAK!!!

"Cukup, Zeano. Saya sudah tidak bisa mentoleri kamu lagi!" bentak Pak Damar sambil menggebrak meja dengan emosi.

Lagi-lagi Zeano tak gentar. Ia membalas tatapan Pak Damar dengan berani dan sinis.

"Besok, suruh orang-tua kamu datang menghadap saya!" putus Pak Damar akhirnya.

"Lah? Bapak lupa orangtua saya udah mati? Bapak mau saya panggil hantunya buat menghadap ke bapak?" balas Zeano dengan sok bodohnya. Membuat Pak Damar menahan dirinya kali ini. Ingin memukul tapi nanti malah dia yang terkena kasus kekerasan terhadap siswa.

"Maksud saya wali kamu. Nggak mungkin kamu hidup sendirian kan. Saya nggak mau tau, besok wali kamu harus datang. Entah kakek, nenek, om atau siapa terserah yang penting penanggung jawab kamu selama sekolah di sini," ujar Pak Damar mutlak, tak ingin dibantah.

"Keluar dari ruangan saya," usir Pak Damar kemudian.

Zeano dengan tampang malas pun keluar tanpa mengucapkan apapun.

Ia mengerang kesal begitu berhasil keluar dari ruangan BK sambil mengacak rambutnya. Zeano bingung harus membawa siapa untuk diminta datang menghadap ke guru besok, sedangkan Zeano tidak memiliki siapa siapa lagi.

Tidak. Bukannya Zeano melupakan Davin, kok. Dia bahkan kepikiran akan meminta Davin memenuhi panggilan guru BK besok, tapi Zeano tidak yakin Davin akan mau, sebab Davin hanya menganggapnya sebagai budak yang mungkin Davin tidak akan mau tau apa yang terjadi pada Zeano di luar. Zeano pusing.

Zeano menghembuskan napasnya kasar. Tiba-tiba ia melihat di depan ruangan BK sudah berdiri sosok Hiro dan kedua temannya sedang memandangnya dengan pandangan mengejek.

Zeano menghampiri Hiro dan mencengkam kerah leher Hiro dengan emosi seakan tak takut akan tersangkut masalah lagi.

"Gue udah bilang kan kalo gak suka sama gue mending kita berantem aja, anjing. Ngapain lo bawa-bawa guru hah?!" amuk Zeano.

Hiro tak gentar kali ini. Justru membalas tatapan marah Zeano dengan santai dan meremehkan. "Gue males ngotorin tangan gue buat duel sama lo. Mending guru aja yang urus dah. Bagusnya sih lo di keluarin dari sekolah daripada jadi sampah di sini," jawab Hiro sarkas.

"Brengsek!"

"Ze!"

Baru saja Zeano akan melayangkan pukulannya lagi, teriakan Rizal menghentikan niat Zeano. Dilihatnya ada Rizal dan Nakula yang berjalan menghampirinya dan menarik Zeano yang mencengkeram baju Hiro.

Mr. Posesive & Badboy🔞markno [☑️] ready PDF Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang