Hari ini Zeano kembali ke sekolah. Dengan pasrah dan patuh Zeano berangkat diantar Davin. Karena mulai hari ini Zeano akan mulai mencoba menuruti Davin sebagaimana keinginan Davin mengaturnya.
Dua puluh menit perjalanan Zeano sampai di sekolahnya. Tanpa basa basi Zeano hendak langsung keluar tanpa pamit, tapi Davin langsung menahan tangannya sehingga Zeano menunda gerakannya dan menoleh pada Davin.
"Apa lagi?" tanya Zeano.
"Pulang sekolah saya jemput. Jangan kemana-mana sebelum saya datang. Kabari saya kalau udah jam pulang," pesan Davin pada Zeano, membuat Zeano mengernyit bingung.
"Dih, kenapa jadi posesif yak," balas Zeano heran.
Davin mendengus sinis. "Itu perintah."
Zeano berdecak kesal. Dengan terpaksa ia mengiyakan pesan Davin. Untuk sekarang Zeano harus sabar sabar saat Davin mengaturnya ini itu.
"Iya iya."
"Bagus. Jangan membuat masalah lagi," pesan Davin lagi, membuat Zeano mengomel tak Terima.
"Gue bukan pembuat masalah!" seru Zeano kesal.
"Dan jangan berteriak di depan saya. Biasakan bicara yang pelan dan sopan, Zeano. Lihat siapa yang ada di depan kamu," ujar Davin dengan nada tenang namun terdengar tegas.
Zeano yang mendengar itu pun langsung menahan nafas emosinya sambil mengepalkan tangannya. Kenapa sekarang semua yang Zeano lakukan jadi salah di mata Davin.
"Gue keluar," pamit Zeano tanpa peduli Davin menahannya lagi. Ia menutup pintu mobil Davin dengan bantingan keras hingga membuat Davin memejamkan matanya.
"Pelan pelan, ya,Zeano. Saya yakin saya pasti bisa mengendalikan kamu." gumam Davin panuh ambisi.
Tak mau terlalu kepikiran,Davin pun melajukan mobilnya pergi dari sekolah Zeano menuju kantor perusahaan nya.
****
Zeano berjalan memasuki lingkungan sekolahnya setelah seminggu absen karena sakit. Seperti biasa, ia selalu menjadi pusat perhatian para murid, tapi Zeano tak peduli.
Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan Rizal dan Nakula yang ternyata juga baru sampai di sekolahnya. Kedua temannya itu langsung menyapa.
"Oi, Ze! Udah sembuh lo?" tanya Rizal menghampiri Zeano.
"Mendingan lah. Bosen gue di rumah terus, jenuh, mending sekolah, main sambil cuci mata yekan," jawab Zeano santai. Ya, bagi Zeano sekolah itu bukan untuk belajar melainkan hanya untuk bersenang-senang.
Rizal dan Nakula hanya menanggapi dengan tawa maklum.
"Jadi kapan kita bahas rencana pembalasannya?" tanya Nakula sembari berjalan menuju kelasnya.
Zeano seketika teringat tentang Hiro yang langsung membuatnya emosi. Ia memang merencanakan pembalasan untuk Hiro dan kawan-kawan nya, tapi mengingat sekarang Davin sudah membatasi pergaulannya, membuat Zeano harus berpikir bagaimana caranya pergi tanpa Davin ketahui.
"Entar deh, rahang gue belum sembuh total ini masih agak sakit. Kan gak lucu kalo gue berantem sama Hiro terus kalah gara-gara kena tonjok rahangnya yang masih sakit," balas Zeano setengah beralasan. Rahangnya memang masih sedikit sakit.
Nakula mengangguk angguk mengerti. "Yaudah lo fokus sembuh aja dulu deh,"
"Btw, gimana dia selama gue gak sekolah?" tanya Zeano kemudian.
"Kemaren sempet ngejek di depan kita, ya Na, tapi gue cuekin aja sama Nakula" Jawab Rizal.
"Biarin dia nyombong dulu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Posesive & Badboy🔞markno [☑️] ready PDF
FanfictionNCT lokal shipper [ mark x jeno ] READY STOK BUKU Judul awal "Sex Slave" Zeano si badboy yang harus terjebak bersama pria kasar nan arogan demi melunasi hutang orang tuanya. 🔞Cerita lokal 🔞BoyxBoy 🔞Gay, Homo, Yaoi, LGBT 🔞BDSM 🔞Kekerasan Origin...