Hari ini Zeano akan kembali ke sekolah setelah lama absen pasca masuk rumah sakit. Karena ia tidur di rumah Davin, maka Davin sengaja bersiap lebih pagi agar Zeano tidak terlambat ke sekolah. Dengan alasan ada pekerjaan penting yang harus di kerjakan pagi, Davin kini sudah siap untuk berangkat tanpa melangsungkan sarapan bersama. Orang tua Davin memang tidak tau kalau Zeano masih sekolah, Davin sengaja tidak memberitahu karena takut dianggap pedofil memacari anak sekolahan yang usianya jauh di bawah Davin.
"Davin sama Zeano berangkat dulu ya, Ma. Lain kali Davin akan berkunjung lagi," pamit Davin yang baru keluar dari kamar sudah dengan setelan kantornya.
"Aish, sayang banget gak bisa sarapan bareng, padahal mumpung ada Zeano sama kakak kamu juga," balas Devina sedikit kecewa.
"Maaf, Ma. Davin ada pekerjaan yang belum di selesaikan kemarin karna harus buru buru pulang buat datang ke acara pertunangan kak Theo. Davin janji akan kesini lagi sama Zeano kapan-kapan," ujar Davin tak enak hati.
"Yaudah iya mama ngerti," Devina beralih pada Zeano yang hanya diam menyimak Davin dan Devina berbicara. "Zeano, makasih ya udah mau nginap di sini. Jangan sungkan, sering sering kesini juga malah mama suka," ujar Devina pada Zeano, membuat Zeano menjadi gugup.
"I-iya tante. Maaf, Zeano gak bisa ikut sarapan sama tante, om dan kak Theo," balas Zeano tak enak. Sungguh, Zeano merasa sangat bersalah karena sudah membohongi orang tua Davin yang begitu baik. Padahal kenyataannya Davin dan Zeano hanya sedang menyembunyikan fakta Zeano yang masih anak sekolah saja sampai harus berbohong.
"Iya gak papa. Oiya, panggil mama aja, karna kamu juga nanti akan jadi menantu keluarga kami kan," Devina tertawa ramah sambil menepuk pundak Zeano.
"H-hah? M-mama?" gugup Zeano. Jujur dia syok. Orang tua Davin sudah sampai seperti ini padahal ia dan Davin masih belum jelas kelanjutannya bagaimana hubungan mereka nanti.
"Iya. Panggil mama aja," ulang Devina memperjelas.
"Turuti saja. Mama emang suka begitu, sama kak Dion juga suruh panggil mama," sahut Davin menimpali
Zeano tertawa kaku dan menganggukkan kepalanya. "Iya... Mama,," ucap Zeano. Entah kenapa ada denyutan sakit di dalam hatinya saat memanggil Devina dengan sebutan mama. Sudah berapa lama Zeano tidak mengucapkan panggilan itu sejak orang tuanya tiada? Zeano bahkan lupa kalau dia sekarang hidup hanya dengan bergantung kepada Davin, sebab dia sudah tidak punya siapapun lagi selain Davin.
Devina tersenyum puas. "Bagus."
"Yaudah Davin sama Zeano pulang dulu, Ma." pamit Davin lagi.
"Papa belum keluar?" tanya Davin saat tidak melihat sosok ayahnya.
"Belum. Masih mandi tadi. Theo juga belum keluar. Kalian pulang aja, nanti biar mama yang bilang sama papa dan Theo kalau kamu pulang duluan," ucap Devina pengertian.
"Baiklah.. Kalau gitu Davin pamit," ucap Davin kemudia menyalami sang ibu dengan sopan, tak lupa cium pipi dan kening sebagai bentuk rasa sayangnya kepada sang ibu.
Cukup membuat Zeano kagum melihat etika Davin terhadap orang tuanya yang sangat sopan dan menghormati. Meskipun diluar Davin terlihat arogan, tapi di depan orang tuanya Davin berubah seratus persen menjadi sosok yang lembut. Sedangkan Zeano, semasa orang tuanya hidup Zeano tidak pernah menurut dan hanya bisa menyusahkan. Kini Zeano sadar kenapa Davin sangat ingin mengubah pribadinya yang kasar dan pembangkang, itu pasti karena Davin sangat menyayangi dan menghormati orang tuanya dan Davin mau Zeano juga punya sifat seperti itu.
Larut karena terpana kepada Davin, ia sampai harus ditegur oleh Davin agar berpamitan juga kepada ibunya. Zeano pun langsung tersentak dan membungkuk meminta maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Posesive & Badboy🔞markno [☑️] ready PDF
FanfictionNCT lokal shipper [ mark x jeno ] READY STOK BUKU Judul awal "Sex Slave" Zeano si badboy yang harus terjebak bersama pria kasar nan arogan demi melunasi hutang orang tuanya. 🔞Cerita lokal 🔞BoyxBoy 🔞Gay, Homo, Yaoi, LGBT 🔞BDSM 🔞Kekerasan Origin...