Pagi menjelang, Davin terbangun lebih dulu seperti biasa karena hendak pergi ke kantor. Ia menoleh ke samping, melihat Zeano yang masih tertidur. Tatapan Davin tiba pada sebuah luka di bibir Zeano yang bengkak. Wajahnya pucat dan bibirnya terlihat bergetar seperti menggigil, membuat Davin seketika panik dan merasa bodoh akan tindakannya yang sama sekali diluar kendalinya. Mungkin Zeano sakit akibat perlakukan kasarnya semalam.
Pada akhirnya Davin pun kelepasan menyakiti Zeano, padahal Davin sudah berjanji untuk menahan dirinya menghadapi sifat Zeano. Berkali-kali Davin menekan egonya agar tidak melampiaskan amarah dan sakit hatinya pada Zeano, tapi nyatanya Davin lepas kendali. Sekarang ia menyesal, menyesal sudah menyakiti Zeano.
Davin menyentuh luka di bibir Zeano, membuat sang empunya mengerang merespon rasa sakit di bibirnya akibat sentuhan Davin.
Zeano pun membuka matanya perlahan hingga sadar Davin tengah menatapnya. Zeano yang terkejut langsung memundurkan tubuhnya seolah menghindari Davin. Ekspresi nya ketakutan, takut Davin akan menyiksanya lagi seperti semalam.
"D-davin.."
"Zeano.." Davin mendekat untuk meraih Zeano, namun Zeano justru mengeratkan selimutnya, meringkuk takut.
"Jangan hukum gue lagi," ucap Zeano takut.
"Zeano... Jangan takut--"
"Jangan, Davin. Gue tau lo berhak make gue, tapi.. Jangan siksa gue. Gue.. Takut," ucap Zeano dengan nada memelas yang amat membuat Davin berdenyut nyeri. Padahal semalam mereka sudah berbaikan. Davin juga sudah berjanji tidak akan meninggalkan Zeano lagi, tapi kenapa pagi ini Zeano terlihat ketakutan seolah-olah Davin akan menyakitinya lagi.
"Zeano, jangan takut. Saya gak akan nyakitin kamu lagi," Davin dengan paksa meraih Zeano dan di peluk hingga ia tersadar badan Zeano terasa begitu panas. Zeano demam. Davin semakin dibuat cemas.
"Kamu demam," ucap Davin khawatir.
Zeano hanya terdiam sambil terlihat masih ketakutan. Dengan segera Davin beranjak dan memakai baju yang belum sempat dipakainya semalam sehabis menyiksa Zeano. Zeano pun sama polosnya seperti Davin, tanpa mengenakan apapun. Sekujur badan penuh luka lecet itu benar-benar membuat Davin mengumpati dirinya sendiri atas perlakukannya. Demi apapun Davin menyesal
Selesai memakai bajunya sendiri, Davin beralih memakaikan baju pada Zeano dan setelahnya Davin pun menyelimuti Zeano lalu menghubungi pelayannya.
"Panggil dokter ke sini. Zeano sakit. Cepat!" perintah Davin.
Ia beralih pada Zeano yang masih bergetar menggigil dengan bibir pucat, Davin pun menyalakan penghangat ruangan agar hangat.
"Zeano.. Maafin saya.." ucap Davin penuh sesal. Ia tidak tahu kalau efeknya akan membuat Zeano trauma seperti ini bahkan hingga jatuh sakit.
"Maafin saya. Saya gak akan nyakitin kamu lagi, Zeano." ucap Davin menyesal sambil mengusap keringat di pelipis Zeano lalu di kecup lembut.
"Saya gak bermaksud menyiksa kamu. Saya lepas kendali, Zeano. Maafin saya" ucap Davin.
Zeano mengangguk lemah saat telah mengingat kejadian semalam bahwa mereka telah berdamai. Zeano mengerti semuanya berawal dari salahnya sendiri yang membuat Davin kesetanan seperti semalam. Zeano tidak ingin menyalahkan Davin kali ini, meskipun hukuman yang Davin berikan benar-benar membuatnya trauma dan kesakitan tapi Zeano akan mencoba untuk tidak egois dengan menyalahkan Davin sebab semua memang berawal dari dirinya. Zeano hanya meminta Davin agar tidak menghukumnya seperti semalam lagi.
"Jangan hukum gue lagi," lirih Zeano.
Davin menggeleng cepat, menangkis ketakutan Zeano bahwa dia akan menyakitinya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Posesive & Badboy🔞markno [☑️] ready PDF
Fiksi PenggemarNCT lokal shipper [ mark x jeno ] READY STOK BUKU Judul awal "Sex Slave" Zeano si badboy yang harus terjebak bersama pria kasar nan arogan demi melunasi hutang orang tuanya. 🔞Cerita lokal 🔞BoyxBoy 🔞Gay, Homo, Yaoi, LGBT 🔞BDSM 🔞Kekerasan Origin...