PROLOG

79.2K 5.9K 1.1K
                                    

~~~~

Sudah seminggu sejak kabar duka kedua orang tua Zeano yang meninggal dalam kecelakaan pesawat saat perjalanan pulang dari Jepang, hari ini Zeano akan kembali ke sekolah. Suasana rumah terasa sepi saat hanya dirinya yang berada di rumah tersebut. Padahal biasanya rumahnya lumayan ramai para pelayan yang siap melayani keperluan Zeano setiap hari. Tetapi sekarang tidak lagi.

Seminggu yang lalu Zeano yang sedang menjalani kegiatan belajar mengajar di sekolah tiba-tiba mendapat kabar bahwa kedua orang tuanya mengalami kecelakaan pesawat dan diinformasikan seluruh penumpang tewas karena pesawat meledak.

Zeano yang sangat terkejut pun langsung pergi ke rumah sakit untuk memastikan. Dan ternyata benar kedua orang tuanya tewas dalam kecelakaan tersebut. Setelah semuanya pasti, kini hanya tinggal Zeano seorang diri yang hidup tanpa kedua orang tuanya. Ditambah lagi Zeano adalah anak tunggal yang tidak memiliki saudara.

Malangnya, ayah Zeano pergi dengan meninggalkan hutang perusahaan yang akhir-akhir ini memang sedang mengalami banyak masalah. Zeano tidak begitu tahu dan paham masalah apa yang menimpa perusahaan ayahnya, tapi beberapa kali Zeano tidak sengaja mendengar obrolan telepon ayahnya di kamar dengan seseorang yang membicarakan tentang pinjam uang untuk mengatasi masalah perusahaan. Zeano tidak ingin begitu ikut campur karena menurutnya itu bukan tugasnya sebagai seorang anak. Zeano hanya tahu hidupnya tercukupi dengan segala fasilitas mewah yang dia miliki.

Dulu hidup Zeano serba kemewahan, fasilitas mewah dia miliki, seperti; mobil, motor, rumah mewah, uang jajan berlimpah dan sebagainya. Hidupnya yang berkecupan membuat Zeano berakhir hidup hura-hura di luar sana. Namun setelah kepergian kedua orang tua yang ternyata meninggalkan banyak hutang, sekarang Zeano tidak memiliki apa pun. Semuanya lenyap, bahkan baru dua hari orang tuanya meninggal, beberapa orang sudah mendatangi rumahnya menagih hutang. Zeano yang tidak tahu apa-apa pun tidak tahu harus berbuat apa. Alhasil semua harta benda yang ada di rumah Zeano diambil alih untuk mengurangi hutang ayahnya.

Beberapa mobil mewah disita, perusahaan ayahnya yang sudah berhenti beroperasi karena kekurangan dana pun akhirnya di ambil pula. Kini tersisa hanya Zeano sendiri di dalam rumah mewah yang hanya dia miliki sekarang, juga seonggok motor kesayangannya yang biasa dia pakai untuk balapan. Tidak ada lagi harta yang ia miliki.

***

Zeano mengeluarkan motornya dari garasi luas yang kini kosong melompong menyisakan satu motornya saja. Dengan malas dan lesu Zeano memanasi motornya sebelum ia gunakan untuk pergi ke sekolah.

Namun tiba-tiba sebuah mobil hitam berhenti di depan gerbang rumahnya. Zeano melihat mobil itu dengan was-was saat meyakini mereka mungkin orang-orang yang akan menagih hutang ayahnya lagi.

Gerbang rumah yang memang sudah terbuka pun membuat orang berpakaian hitam itu masuk ke halaman rumahnya dengan mudah dan menghampiri Zeano yang berdiri waspada.

Seseorang yang paling mencolok yang diketahui Zeano sudah pernah datang dua hari yang lalu itu berjalan angkuh ke arahnya. Zeano menatap lelaki itu dengan tatapan tak suka.

Namanya Davindra Malvin Anggara atau yang dikenal dengan Davin. Si pengusaha muda sukses nan kaya raya. Mulanya Davin adalah warga pendatang dari negara lain, yang kemudian bersekolah di Indonesia. Memiliki sifat ambisius yang sangat keras dan harus mendapatkan apa yang ia inginkan Pribadinya sangat dingin dan sombong atau orang lebih suka menyebutnya si arogan. Tidak pernah mau mengalah atau menyerah terhadap apa pun yang sedang diincarnya. Bagi Davin itu adalah sebuah tantangan menyenangkan, bergelut dan berjuang hingga apa yang diinginkannya dapat ia miliki dan dapatkan.

"Selamat pagi," sapa Davin dengan ramah dibumbui senyum, namun senyum sombong meremehkan yang malah membuat Zeano tidak suka.

"Jadi bagaimana, apa kamu sudah mendapatkan uang untuk membayar hutang-hutang ayahmu?" tanya Davin. Ini bahkan masih terlalu pagi untuk menagih hutang. Lagipula baru dua hari yang lalu mereka datang menagih hutang pada Zeano dan hari ini mereka sudah datang lagi untuk menagih. Bagaimana bisa Zeano mendapatkan uang sesingkat itu?!

"Kalian baru dateng dua hari yang lalu dan sekarang udah dateng lagi, kalian pikir gue babi ngepet yang bisa dapetin duit secepat itu?" balas Zeano kesal.

Davin tertawa sarkas memandang ekspresi kesal Zeano. "Lho? Terserah saya dong, kan saya mau nagih hutang. Aish, ternyata benar ya, orang yang punya hutang lebih galak daripada yang memberikan hutang. Ckckck, nggak tau malu," tutur Davin sombong dan sinis disaat bersamaan.

"Bokap gue yang punya hutang, bukan gue," balas Zeano lagi masih tak mau kalah.

Lagi-lagi Davin tertawa remeh. Ia melangkah mendekati remaja yang berdiri di samping motornya.

"Ya, tapi ayahmu sudah mati dan meninggalkan banyak hutang. Kamu pikir semuanya itu dialihkan ke siapa kalau bukan ke kamu, anaknya," ujarnya dengan nada rendah. Mata tajamnya bergerak liar mengamati Zeano dari atas ke bawah, membuat Zeano yang di pandang seperti itu merasa risih dan tak enak.

"Ah, saya punya ide," katanya kemudian. "Bagaimana kalau kita buat perjanjian? Kamu tidak perlu susah cari uang untuk bayar hutang, sebagai gantinya cukup bekerjalah denganku dan hutang ayahmu akan kuanggap lunas," ujar Davin memberikan saran.

Zeano terdiam sejenak, tampak memikirkan perkataan laki-laki dewasa itu. Zeano belum pernah bekerja sebelumnya, terlebih dia masih pelajar sekolah yang tentunya belum diwajibkan untuk bekerja. Selama ini ia hanya fokus sekolah dan menikmati masa mudanya dengan harta orang tuanya, ditambah lagi kehidupannya yang mewah membuat Zeano menjadi pemuda manja yang hanya tahu menerima uang, fasilitas dan sebagainya dari orang tuanya.

Lalu sekarang ia terpojok, ditagih hutang sana sini saat ia sendiri bingung harus membayar dengan apa. Harta ayahnya sudah lenyap diambil alih oleh orang-orang yang merasa memberikan pinjaman kepada ayahnya. Zeano tidak punya apa-apa lagi. Dengan terpaksa dan sedikit ragu ia pun bertanya pada laki-laki di depannya ini, pekerjaan apa yang ditawarkan untuk melunasi hutang ayahnya.

"Kerja apa?"

Pria itu tersenyum manis, sarat akan kelicikan yang kentara. Lalu dengan tanpa sopan dan berani pria bertampang bule itu mendekati Zeano kemudian membelai lembut pipi Zeano dengan kurang ajar.

"Menjadi pemuas nafsuku."

"Brengsek!"

Bugh!!!

Davin langsung terhempas ke lantai halaman rumah Zeano ketika Zeano dengan reflek meninju wajah Davin karena tidak terima direndahkan seperti itu. Memangnya dipikir Zean gigolo?!

"Berani beraninya kau!--"

"Jangan!" tahan Davin saat sang bodyguard hendak membalas perbuatan kasar Zeano padanya. Dan dengan reflek dua bodyguard tersebut pun berhenti sambil mengepalkan tangannya memandang Zeano marah.

Davin bangun dengan perlahan sambil menyeka sudut bibirnya yang sedikit lecet.

"Oh, cukup berani rupanya. Seberapa berharganya tanganmu sampai berani menyentuh wajahku?" ujar laki-laki itu mendekati Zeano lagi.

Namun Zeano tidak lagi takut kali ini. Dengan berani ia membalas tatapan Davin tak kalah bengis. Zeano tentu tidak terima harga dirinya hampir saja di lecehkan oleh laki-laki kurang ajar itu.

Zeano menatap marah. "Tangan gue jauh lebih berharga daripada harga diri lo yang brengsek! Denger, gue gak sudi jadi pelacur lo, om om sialan!" bentak Zeano kasar.

Sontak Davin menggeram marah, lalu dengan kesal mencengkeram rahang Zeano sambil menatap bengis pada Zeano lantaran tidak terima di tolak secara tidak hormat dan dihina harga dirinya yang selalu dijunjung tinggi olehnya.

Davin mendecih sinis. "Tch! Kalau begitu saya kasih waktu satu minggu lagi, kalau kamu tidak bisa bayar, akan saya sita semuanya dan pilihanmu cuma satu, ikut saya atau mati dijalanan." ancam Davin penuh penekanan.

Ia kemudian membersihkan bercak darah di sudut bibirnya dengan jari, kemudian berbalik meninggalkan rumah Zeano.

"Kita akan kembali lagi dalam satu minggu. Ayo pergi." Ajak Davin pada dua bodyguard nya kemudian mereka pun pergi meninggalkan Zeano yang masih dilanda marah namun juga bingung.

Bagaimana caranya Zeano melunasi hutang sebanyak itu dalam seminggu?!

Zeano menggeram frustasi.

"Bangsat! Dasar orang tua sialan. Bisa bisanya mati ninggalin hutang! Nyusahin aja."

Lalu bagaimana nasib Zeano selanjutnya?

Salam persatuan buah ambigu🍌🍑🍆🥒

Mr. Posesive & Badboy🔞markno [☑️] ready PDF Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang