Haechan yang awalnya hanya diam tiba-tiba saja menghentikan langkahnya dan menarik tangannya yang tengah digenggam erat oleh Mark. Kesadarannya sudah kembali kepadanya.
"Tidak perlu, aku akan kembali ke ruanganku saja." Haechan merasa tidak nyaman jika harus bersama Mark, terlebih setelah kejadian dengan Yuta.
"Alpha akan memulai makan malamnya, lebih baik kau ikut jika tidak ingin terkena masalah." Nada suara Mark terdengar serius sekarang, Haechan dibuat ketakutan karenanya. Ia pada akhirnya mengangguk dan pasrah saja saat Mark kembali menarik tangannya.
Mark sang alpha sempurna tengah menggenggam tangan seorang omega manis, hal itu membuat orang-orang di sana mengarahkan perhatian mereka kepada keduanya. Banyak yang terheran-heran dan bertanya-tanya tentang mereka dan ada pula satu sosok yang justru terlihat tidak suka dan marah. Mark tampak biasa saja dengan tatapan-tatapan itu, berbeda dengan Haechan. Anak itu justru menjadi gelisah.
"Waw Mark, siapa yang kau bawa?" Lucas, seorang kawan dari Mark juga ikut terkejut saat kawannya itu membawa seorang omega manis bersamanya. Selama ia mengenal Mark, baru sekarang ia melihat yang seperti ini. Anak itu memang terkesan dingin kepada orang lain, jika bukan persoalan yang berhubungan dengan pack dan pekerjaan Mark akan terkesan tidak perduli. Anak itu juga belum pernah menunjukkan tanda-tanda ketertarikan kepada siapapun, melihatnya membawa seseorang sekarang ini membuat Lucas menjadi terkejut.
"Kita kekurangan satu kursi lagi. Kau bisa duduk." Kalimat terakhir dari Mark ditujukan kepada Haechan, anak itu dengan patuh menuruti perkataan Mark. Ia duduk dengan rasa tidak nyaman karena tatapan orang-orang kepadanya, beruntung feromon Mark sedikit membuatnya tenang. Aneh memang, tapi itulah yang dirasakan oleh Haechan. Di tengah-tengah keramaian seperti ini biasanya Haechan merasa mual karena feromon dari orang-orang yang berkumpul di satu tempat, tapi kali ini tidak. Hanya feromon dari Mark yang terasa kuat memasuki indra penciumannya.
Dan tiba-tiba saja kebisingan yang ada di sana terhenti, Haechan menoleh untuk mencari alasan kenapa mereka semua terdiam.
"Berdiri." Suara Mark kembali terdengar di telinga Haechan. Ia melihat orang lain pun ternyata sudah berdiri dan segera saja ia mengikuti apa yang dilakukan mereka.
Alpha Johnny dan Luna Doyoung berjalan berdampingan memasuki tempat itu. Kehadiran merekalah yang membuat kebisingan di sana tiba-tiba saja berhenti dalam sekejap.
Keduanya berjalan dengan tangan yang saling bertautan, terasa sekali aura berbeda dari kedua orang itu.
Perlahan keduanya mendekati meja yang sama dengan meja yang kini Haechan tempati namun berada di sudut yang berbeda. Mata Haechan sedikit melirik orang-orang di sana barulah setelahnya ia menyadari satu hal. Meja yang ia tempati adalah tempat orang-orang berpengaruh di pack. Pantas saja orang-orang tidak berhenti meliriknya setelah Mark membawanya kemari.
"Silahkan duduk." Suara dari alpha Johnny menyadarkan Haechan. Bagai terkena sihir, mereka semua langsung melaksanakan perkataan yang keluar dari bibir sang alpha pack.
Meski semua orang telah duduk di tempat mereka masing-masing, tidak ada seorang pun yang berani menyentuh makanan di atas meja. Satu hal yang ia sadari, mereka tidak akan makan sebelum sang alpha menyentuh makanannya.
Jika dipikir kembali, hal seperti itu tentu saja sangat merepotkan. Mungkin saja ada seorang yang sudah kelaparan atau bagaimana jika sang alpha berhalangan hadir? Apa mereka tidak akan makan juga? Tapi meskipun begitu Haechan mencoba mengerti. Hal ini seperti tradisi di sini, tidak pantas baginya untuk mencampuri apalagi ia hanyalah orang baru.
"Kita kembali berkumpul bersama di tempat ini seperti waktu-waktu sebelumnya. Sudah sepatutnya kita mengucapkan rasa syukur dengan kesempatan berkumpul serta makanan yang masih bisa terhidang dihadapan kita saat ini. Silahkan kalian mulai." Suara alpha Johnny kembali terdengar.
Mendengar hal itu tentu saja orang-orang langsung saja mengambil makanan yang ingin mereka makan. Ruangan kembali bising, tak jarang terdengar seruan memperebutkan makanan di sana. Tapi syukurlah kericuhan tidak sampai terjadi.
Berbeda dengan yang lain, Haechan masih saja diam tidak melakukan apapun meski yang lain sudah tampak sibuk memakan makanan mereka. Bukan apa-apa, ia tentu saja lapar namun ia merasa tidak nyaman jika harus mengambil makanan dari meja yang kini ia tempati. Ia merasa tidak seharusnya berada di sini.
Dan hal itu juga disadari oleh orang-orang yang ada di sana, salah satunya tentu saja Luna Doyoung. Ia pun awalnya sedikit heran dengan kehadiran Haechan di sana namun dengan cepat ia menyadari apa yang terjadi.
"Haechan, ada apa? Apa kau tidak menyukai makanannya?" Pertanyaannya Luna Doyoung membuat Haechan gelagapan. Ia bukannya tidak menyukai, hanya saja ia segan.
Lagipula bagaimana bisa ia tidak menyukai? Semua makanan tampak menggugah selera, perutnya bahkan sudah keroncong saat ini.
"Tidak, bukan begitu. Aku han-"
"Makan."
Belum sempat Haechan menyelesaikan perkataannya Mark sudah lebih dulu memotong, ditambah pria itu kini menyodorkan makanan ke depan wajahnya.
Haechan menatap heran ke arah Mark, ia masih belum menangkap apa yang dimaksud oleh si pria alpha tersebut. Namun yang pasti wajah Mark tidak berubah, ia tetap saja memasang raut serius membuatnya sedikit takut.
"Makan." Sekali lagi suara Mark terdengar, tangannya masih setia berada di depan wajah Haechan.
"Aku bisa sendiri." Setelah menyadarinya Haechan tentu saja menolak. Rasanya aneh saat orang asing berbuat seperti itu kepadanya.
"Aku bilang makan."
Tampaknya penolakan Haechan tidaklah berarti apa-apa. Nada yang lebih tegas dikeluarkan oleh Mark dan Haechan tiba-tiba saja menurut.
Ia dengan perlahan memasukkan makanan yang disiapkan oleh Mark kepadanya. Ternyata benar, rasa makanan itu sangat lezat. Bumbu-bumbu yang digunakan meresap sampai ke dalam, dagingnya empuk dan tidak ada bau yang membuatnya mual. Karena citarasa nya yang lezat, Haechan bahkan tanpa sadar terus menerus menerima suapan dari Mark. Ia lupa bahwa sejak tadi semua orang melirik ke arah mereka.
Alpha Johnny dan Luna Doyoung sempat menghentikan makan mereka dan tersenyum melihat tingkah keduanya. Tidak berbeda jauh dengan Jaehyun dan juga Taeyong, mereka bahkan berbisik-bisik membicarakan kegemasannya kepada Haechan dan juga Mark.
Sementara di meja lain teman-teman Haechan justru keheranan. Jeno, Renjun dan juga Jaemin penasaran sejak kapan Haechan dan juga Mark bisa sedekat itu? Bahkan anak-anak pelatihan baru saja tiba kemarin, itu artinya Haechan pun baru melihat Mark kemarin.
Tapi tentulah mereka tidak sebodoh itu untuk tidak menyadari apa yang terjadi diantara keduanya. Memang belum dapat dipastikan namun perlakuan Mark terhadap Haechan menjelaskan hampir semuanya. Mereka tinggal menunggu saja apa yang akan terjadi di antara keduanya nanti.
***
kalau ada typo boleh banget kasih tau akuu
kalau suka ceritanya boleh banget juga bantu promosiin biar makin banyak yang baca :b
selamat malam minggu
KAMU SEDANG MEMBACA
LUNA
Fanfiction[Werewolf AU] Markhyuck! Warning! BoyxBoy, mature, missgendering, mpreg, gay! Setiap tahun memang ada pemilihan untuk seluruh siswa, tak perduli jika mereka adalah alpha, beta, atau bahkan omega. Namun Haechan tidak pernah sama sekali membayangkan b...