18.

3.8K 437 70
                                    

Haechan dibuat terkejut dengan keberadaan Mark tepat di depan pintu masuk ruangannya. Ia baru saja terbangun dari tidur siangnya setelah lelah bekerja di dapur, tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu ruangannya. Ia bahkan tidak menyadari keberadaan Mark dari aroma feromon sang alpha. Agaknya nyawa Haechan belum terkumpul sepenuhnya.

Lain lagi dengan Mark, alpha itu justru mengeluarkan sedikit senyum di wajahnya. Merasa gemas melihat wajah Haechan yang sepertinya baru bangun tidur dan masih sangat mengantuk itu.

"Kau mencari siapa?"

"Mencarimu. Apa kau ada waktu? Mau ikut ke suatu tempat?"

Tiba-tiba sekali? Haechan jadi merasa curiga. Mark ini, baru saja hilang berminggu-minggu tanpa kabar dan kini datang tiba-tiba ke tempatnya dan mengajaknya pergi tanpa persiapan apapun. Ia juga baru saja bangun, pasti terlihat buruk saat ini.

"Kemana?"

"Ikut saja."

"Aku belum mandi. Kau tunggu sebentar! Aku akan mandi dengan cepat."

"Baikl-"

Belum sempat Mark menyelesaikan ucapannya pintu di hadapannya sudah lebih dulu tertutup. Terdengar juga suara ribut dari dalam, sepertinya Haechan terburu-buru. Padahal ia akan tetap menunggu Haechan berapa lama pun itu.

Sambil menunggu Haechan, Mark mengambil beberapa langkah untuk menjauh dari depan ruangan Haechan. Ia tidak ingin dikira sedang macam-macam oleh orang yang melihat. Apalagi dirinya adalah seorang alpha yang kini tengah berada di kawasan para omega.

Tapi sebetulnya hal itu tidaklah menjadi masalah untuk Mark, ia sudah sangat terbiasa dengan para omega. Jika ia berada di dalam ruangan bersama para omega yang tengah heat sekalipun, ia tidak akan terpengaruh. Ia hanya akan terpengaruh dengan omega nya sendiri, bukan omega lain.

Itu menjadi suatu kelebihan bagi Mark. Bukan berarti dengan kelebihan itu Mark akan sembarangan mendekati para omega dan memanfaatkannya untuk hal buruk. Itu sangat bukan Mark.

Yang terjadi adalah kebalikannya. Dengan kelebihan itu Mark menjadi orang yang sangat menghormati para omega, ia mencoba melindungi mereka semua, dan ia juga mencoba untuk tidak terlalu terlibat jika memang bukan hal penting. Karena Mark tahu, berurusan dengan seorang alpha adalah hal yang sulit, Mark tidak ingin menyulitkan siapapun.

Lagipula satu-satunya orang yang ingin selalu Mark dekati hanyalah omega nya.

Setelah beberapa waktu larut dalam pikirannya, Mark melihat pintu ruangan Haechan terbuka, disusul dengan Haechan yang keluar dari sana. Anak ini tampak lebih segar setelah mandi.

"Sudah siap?"

"Mau kemana?"

"Ikut saja."

Haechan menerima uluran tangan dari Mark tanpa bertanya lagi. Saat ini ia hanya akan mengikuti kemana Mark membawanya tanpa protes. Lagipula Haechan tahu sekalipun ia bertanya tanpa henti Mark tidak akan memberitahu apapun.

Mereka berjalan masuk lebih jauh ke dalam hutan, semakin lama bangunan bangunan di dalam pack tidak lagi terlihat. Mereka pergi menjauh dari pack.

Tapi entah kenapa Haechan tidak merasa takut, justru merasa aman. Sepertinya ini karena keberadaan pria yang berjalan di sampingnya. Tapi bukankah itu aneh? Harusnya ia takut karena hanya berduaan saja di dalam hutan dengan seorang alpha.

Haechan memandangi Mark dari samping, harus ia akui alpha ini memiliki visual yang indah. Dilihat dari berbagai sudut pun tidak akan mengecewakan, semuanya tampak menawan. Rasanya Haechan iri sekali dengan Mark.

LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang