Suasana kampus Soekarno Hatta terlihat sangat ramai dengan kegiatan OSPEK bagi mahasiswa baru tak terkecuali dua sahabat yang begitu antusias melihat betapa luasnya kampus yang mereka pijaki ini.
Hari ini adalah hari pertama OSPEK Maira dan mey, dan disinilah mereka di tengah lapangan untuk melakukan kegiatan baru mereka sebagai mahasiswa baru bersama senior-senior nya.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, adik-adik" Ali ( wakil BEM).
"Waalaikumsalam warahmatullah wabarakatuh, kak" Jawab mereka serempak.
"Oke hari ini, hari pertama OSPEK kalian, sebelumnya perkenalkan nama kakak Muhammad Ali selaku wakil BEM disini, okey untuk kegiatan nya akan disampaikan langsung oleh ketua BEM nya, waktu dan tempat dipersilahkan" Ali.
Ketika sang ketua memasuki lapangan sekaligus most wonted itu banyak yang berteriak histeris akan ketampanan bagaimana tidak dengan badan yang tegap, kulit bersih, hidung mancung,lesung pipi di pipi sebelah kanan,bibir tipis merah alami, dan jangan lupakan badannya yang tinggi. Dia adalah Muhammad Alan Saputra yang kerap dipanggil Alan sekaligus cucu pemilik kampus Soekarno Hatta itu.
Setelah sang ketua telah berada di depan barulah mereka diam dan mendengarkan apa yang akan disampaikan oleh ketua mereka itu dan pada saat sang ketua mengucapkan salam betapa terkejut nya Maira mendengar suara yang tak asing di pendengarannya, suara yang ia hindari dua tahun belakangan ini.
Untuk memastikan apakah pendengaran nya salah Maira mengangkat kepalanya yang sedari tadi ia menunduk dan ternyata benar suara itu milik orang yang ia hindari, sesaat kemudian mata mereka bertemu baik Alan ataupun Maira sama-sama terkejut namun detik kemudian Maira memutuskan kontak mata itu.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" Alan.
"Waalaikumsalam warahmatullah wabarakatuh" Seluruh mahasiswa.
Ya Allah kenapa disaat hamba sudah melupakan nya Engkau pertemukan kembali dengannya, disatu sisi rindu hamba terobati tapi disatu sisi hamba masih kecewa paska kejadian itu ya Allah. Batin Maira
***
Flashback on
Maira menyusuri taman dibelakang pesantren putri untuk mengisi waktu luang nya dengan hafalan nya, ya Maira seorang hafidzul Qur'an dan kini hafalannya sudah 29 juz tinggal satu juz lagi ia menghatamkan hafalannya. Disaat Maira dengan tenang menghafal ada suara yang memanggilnya dan Maira memutuskan untuk menghentikan hafalannya.
"Mbak Mai boleh saya duduk disini mbak" Ning Aqilya.
"Enggeh ning monggo" Maira.
"Mbak saya boleh bertanya sama sampean" Ning Aqilya.
"Enggeh ning monggo, Insha Allah tak jawab" Maira.
"Apa benar sampean mencintai ustadz Alan?" Ning Aqilya.
Deg
"Eh... Mboten ning kulo mboten tresno kaleh ustadz Alan" Maira
"Huft.. Syukur lah mbak kalo memang begitu, saya juga minta tolong mbak sampean jauhi ustadz Alan nggeh karena saya sangat mencintai nya mbak" Ning Aqilya.
"Enggeh ning" Maira.
Pecah sudah tangis Maira yang sejak tadi ia tahan, seseorang yang ia cintai seseorang yang ia do'a kan di setiap sholat istikharah nya kini harus ia jauhi. Karena ada orang lain yang begitu mencintai nya dan ia adalah ning nya sendiri putri kyai dan nyai nya.
***
Skip
Terdengar suara riuh di lapangan perbatasan santri, kabarnya Maira mencelakai ning Aqilya putri pengasuh pondok pesantren nya sendiri. Kejadian itu sebenarnya hanya salah faham namun Maira tidak bisa lagi membela dirinya karena pernyataan dari ning nya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Istikharah (SUDAH TERBIT)
RomanceDilarang keras untuk plagiat Karya saya!!! 😡❌❗ Mengisahkan seorang gadis bercadar yang terlahir dari keluarga yang sederhana dan memiliki wajah cantik, senyum yang manis dan manik yang teduh Khumairah Az-Zahra yang kerap dipanggil maira mencintai s...