Allah Perencana Terbaik

162 20 1
                                    

***

Satu Bulan Kemudian...

Setelah insiden perihal lamaran Alan pada Maira, kini gadis itu memulai aktivitasnya kembali di kampus dan sekarang berada di kantin kampus bersama  Mey dan teman-temanya termasuk ada gus adin juga disana.

Semua teman-teman maira juga sudah mengetahui perihal berita hangat satu bulan yang lalu itu mereka ikut senang dengan keputusan maira namun ada juga yang sedih karena maira menolak lamaran dari Alan karena mereka sangat setuju jika Alan bersama maira namun mereka juga tidak bisa egois karena itu mungkin sudah menjadi takdir maira dan Alan.

Tak terkecuali gus adin ada perasaan senang dihatinya karena orang yang dicintai dalam sholat istikharahnya menolak lamaran itu, namun ada sedikit perasaan gelisah dalam benak gus adin ia takut kalau rasa cintanya melebihi sang Pencipta karena ia tau sesungguhnya di dunia ini hanya kepada Allah lah tempat kita berharap dan mencintai-Nya.

"Mai kamu kenapa ga terima aja lamaran dari kak Alan kan dia udah balas rasa cinta kamu ke dia?"Ucap mey sedikit penasaran perihal penolakan dari sahabatnya itu.

"Huffttt kan aku udah bilang mey aku nolak bukan sembarang nolak gitu aja, sebelum aku memikirkan keputusan itu aku meminta petunjuk Allah karena aku tau Allah lah yang tau apa yang terbaik untuk hidup aku, kita sebagai manusia harus menggantungkan Allah dalam segala hal dan kita juga punya rencana tapi Allah lah sang perancana terbaik untuk hambanya".Ucap maira panjang lebar berharap sahabatnya itu mengerti.

"Iya juga sih tapi gimana sama perasaan kamu, bukannya kamu masih mencintai kak Alan?"Ucap mey

"Aku udah gak mencintainya lagi semenjak ustadz Alan nyuruh aku buat lupain dia".Ucap maira

"Iya juga sih yaudah gapapa aku salut sama kamu, emmm gimana kalau kamu sama gus Adin aja kayaknya kamu cocok tuh".Ucap mey jahil, sontak hal itu membuat Maira dan Gus Adin tersedak dengan minumannya.

Uhukk uhukk. Maira dan Gus Adin bersamaan.

"Astagfirullah mey kamu apa-apaan sih kebiasaan deh"Ucap maira.

seraya bangkit dari tempat duduknya dan meninggalkan semua teman-temannya, bukan apa-apa maira hanya berusaha mengontrol detak jantungnya yang sudah maraton. Ixixixi

"Mey sebaiknya kamu jangan berbicara seperti itu sama khumairah kasian dia, kamu sebagai sahabat harusnya nyemangatin dia biar ga kepikiran insiden satu bulan yang lalu"Ucap Gus Adin sedikit memberi nasehat pada mey pasalnya semenjak kejadian itu maira menjadi lebih pendiam dari biasanya.

"I-iya gus maaf lagian kan emang bener loh kalian berdua tuh cocok yakan guys"Ucap mey kepada teman-temannya dan diangguki oleh mereka.

Gus Adin merasa sedikit senang karena mereka mendukungnya dengan maira, namun Gus Adin tidak ingin berharap karena ia masih takut Sang Penipta cemburu terhadapnya.

***

Disisi Lain..

Alan terduduk melamun dalam ruangannya ia masih memikirkan insiden satu bulan yang lalu, ia masih tidak menyangka kalau maira akan menolaknya namun di sisi lain juga ia tidak memaksa kehendak maira mungkin memang benar ini adalah takdirnya yang tidak bisa bersama dengan orang yang pernah mencintainya.

Hal itu juga membuat sahabatnya tidak tega melihat kondisi Alan yang sekarang bagaimana tidak kondisi Alan sekarang menjadi berantakan rambut yang acak-acakan wajah yang kusam dan pakaiannya yang senantiasa rapi kini malah menjadi amburadul semenjak kejadian insiden waktu itu hal yang paling menyedihkan juga kini tubuh Alan terlihat sangat kurus dari biasanya.

"Sudahlah Al ente jangan terlalu larut dalam kesedihan, lihat keadaan ente sekarang udah kayak anak buangan"Ucap kang mail sedikit bercanda.

"Ente nggak bakalan ngerti kang gimana perasaan ane orang yang ane cintai menolak ane, apakah ini karma ane ya kang yang udah bikin Zahra kecewa sama ane selama ini"Ucap Alan lesu.

Cinta Dalam Istikharah (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang