Keputusan Maira

155 18 1
                                    

***

Sesuai dengan yang dikatakan oleh kedua orangtuanya kini Maira sudah berada dirumah yakni SURABAYA, maira pun langsung bergegas ke dalam rumahnya untuk istirahat karena waktu sudah menunjukkan jam dua belas malam begitupun dengan ayah dan bunda nya mereka juga istirahat karena besok mereka harus bekerja di kantor mereka.

***

Dini Hari...

Deringan suara alarm membangunkan maira dari tidurnya ternyata sudah waktunya ia sholat malam seperti biasanya maira pun bergegas ke kamar mandi untuk berwudhu dan melaksanakan sholat tahajjud dan istikharah.

Dalam do'anya maira meminta petunjuk kepada sang maha kuasa langkah apa yang harus ia ambil mengenai lamaran ustadz nya itu bukan apa-apa maira hanya tidak ingin salah lagi dalam mencintai seseorang dan di sisi lain itu juga maira mencintai sosok Gus Adin dalam istikharah nya hanya gadis itu dan tuhan lah yang tau tentang perasaannya.

Setelah selesai dengan sholat nya maira membuka kitab suci al-qur'an untuk murajaah hafalannya seraya menunggu adzan subuh.

Keesokan paginya maira sudah siap menyiapkan makanan di atas meja bersama bunda dan ART nya, mengingat ayah dan bunda nya harus berangkat pagi-pagi ke kantor dan maira juga tidak lupa untuk membuatkan bekal untuk adik kesayangannya si ghufron, dan seperti biasa dua kakak beradik ini selalu bertengkar karena hal sepele ketika sudah bersama.

Contohnya pagi ini yang mana maira sudah dibuat kesal oleh adiknya yang mengejeknya karena tidak tinggi-tinggi alias sang adik menyebutnya kak bochil dalam artian maira seperti anak kecil bagi adiknya itu.

"Kak lo kok gak gede-gede sih tetep pendek gitu kek bochil haha gak salah gue manggil lo dengan sebutan kak bochil"Ucap Ghufron dengan terkikik geli ke arah kakaknya.

"Dek kakak bukan bochil ya lo nya aja yang kek tower ishh" ucap maira sebal.

"Udah-udah pagi-pagi kok ribut sih kebiasaan ya kalian ini kalau aja lagi jauh-jauhan bilangnya kangen eh pas lagi kumpul dibuat berantem kapan akurnya sih, hadeh" ucap alya sambil geleng-geleng melihat perdebatan kecil kedua anaknya itu.

"Sudah-sudah ga baik ribut di depan makanan, mending kita sarapan aja bentar lagi ayah sama bunda mau ke kantor dan Adek juga cepetan takut telat ke sekolahnya, oh iya kakak jangan kemana-mana ya diam dirumah aja karena nanti malam ada keluarga nak Alan menunggu jawaban dari kakak gak baik soalnya kalau kita gantungin nak Alan, ayah sama bunda juga tidak memaksa kakak harus menerimanya karena itukan kakak yang akan ngejalaninya Jadi pikirkan baik-baik yah"ucap Azam

"iya yah nanti kakak ga kemana-mana kok dan kakak juga udah siapkan jawaban perihal lamaran dari ustadz Alan, semoga jawaban kakak nanti tidak menyakiti siapapun dan juga semoga keputusan yang kakak ambil keputusan yang tepat"Ucap maira mantap.

***

Di sisi lain..

Ada sosok laki-laki yang tengah gelisah di ruang kerjanya sedari tadi laki-laki itu hanya mondar mandir sambil bersedekap, hal itu sontak membuat sahabatnya jengah, bagaimana tidak sudah terhitung satu jam ia hanya melihat sahabatnya yang mondar mandir dan ia bertanya dengan sebal apa yang sedang di pikirkan nya sehingga ia tampak sangat gelisah seperti itu.

"Ente kenapa sih Al dari tadi mondar mondir ga jelas gini terus apa gunanya juga ente nyuruh ane kesini kalo ente Cuma mondar mandir heran ane"Ucap kang mail, yaps laki-laki itu adalah Alan yang sedang mondar mandir kayak setrikaan.

wkwkwk setrikaan nggak tuh. Author

diem lu thor nggak usah ngatain ane.

Hahah biarin kan emang bener. Author

Cinta Dalam Istikharah (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang