Bab 7

138K 4.8K 209
                                    

Lorraine melirik handphonenya yang sejak tadi terus saja berdering, Lorraine menghela nafas berat sebelum ia mengambil handphonenya itu dan mengangkat panggilan dari Olivia, sahabatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lorraine melirik handphonenya yang sejak tadi terus saja berdering, Lorraine menghela nafas berat sebelum ia mengambil handphonenya itu dan mengangkat panggilan dari Olivia, sahabatnya. Yang sudah meneleponnya entah sudah yang ke berapa kalinya dalam seminggu ini.

Olivia selalu menanyakan hal yang sama, bagaimana keadaan Lorraine dan apa Lorraine masih berurusan dengan Pak Ezekiel. Dan lagi-lagi Lorraine menjawabnya dengan kebohongan, Lorraine bilang kepada Olivia kalau ia tidak berurusan dengan Pak Ezekiel lagi agar sahabatnya itu tidak khawatir.

Lorraine tahu Olivia bersikap seperti ini karena perduli kepadanya, Olivia dan sahabat-sahabatnya yang lain adalah saksi mata betapa terlukanya Lorraine setiap kali dekat dengan pria, para sahabatnya itu sudah berkali-kali melihat Lorraine terpuruk karena alasan yang sama. Di dekati oleh laki-laki bajingan yang hanya ingin nama dan kekayaan keluarga Lorraine, tak mencintai Lorraine sedikit pun.

Olivia mungkin hanya tak mau Lorraine terpuruk lagi, tapi Lorraine sendiri tak bisa terus-terusan sendirian hanya karena takut dengan motif orang lain mendekatinya. Lorraine juga butuh seseorang untuk menemaninya dikala ia merasa kesepian, dan juga horny.

Lorraine tak bisa selamanya bergantung hanya dengan sex toys miliknya sedangkan libidonya menggebu-gebu lebih dari wanita lain di luaran sana, Lorraine juga ingin dijamah oleh tangan hangat seperti tangan Pak Ezekiel.

Dan yang paling penting Lorraine paling suka dengan sentuhan lembut di setiap akhir dari kegiatan panasnya dengan Pak Ezekiel, Lorraine senang saat Pak Ezekiel membasuh tubuh penuh keringat dan lendir itu dengan handuk hangat. Lorraine senang saat kepalanya diusap oleh Pak Ezekiel, Lorraine merasa seolah ia disayang.

Lorraine berdecih menghina dirinya sendiri, ia hanya lah seorang wanita haus kasih sayang. Ia tidak mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya mau pun dari mantan-mantan kekasihnya dulu, dan Pak Ezekiel.. Pak Ezekiel bisa memberikan hal tersebut tanpa Lorraine minta.

Lorraine mendekatkan handphonenya itu ke telinga, mendengarkan suara Olivia dari balik handphonenya itu.

Bagaimana keadaan mu Lorraine, kau baik-baik saja kan?”

“Livia.. mau sampai kapan kau begini? Mau sampai kapan kau menelepon ku terus setiap hari, Ibu ku saja tidak pernah menelepon ku sesering ini.” Lorraine menepuk keningnya, ia lupa. Ibunya bahkan tak pernah meneleponnya sama sekali, jika Ibunya ingin menyampaikan suatu hal kepadanya Ibunya pasti akan meminta pelayan atau sekretarisnya untuk menyampaikan pesannya itu kepada Lorraine.

Selalu seperti itu sejak Lorraine masih kecil hingga ia berusia 23 tahun. Ibunya tak pernah perduli kepadanya, yang Ibu Lorraine lakukan hanya mengatur dan mendebat Lorraine setiap Lorraine melakukan tindakan yang menurut sang Ibu tidak pantas.

Ayolah Lorraine, aku tidak punya kegiatan selain menghubungi mu. Kau tahu aku sendirian di rumah, suami ku bekerja sedangkan aku tidak melakukan apa-apa karena semua pekerjaan rumah diserahkan kepada pelayan. Aku bosan setengah mati, yang bisa ku ganggu hanya kau. Kayla dan Aleandra sudah punya anak, aku tidak enak hati mengganggu mereka.”

Mr. Ezekiel - Neighbor With Benefit [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang