Lorraine tersedak dan kesulitan bernafas, Ezekiel yang melihat hal itu mengeluarkan kejantanannya sejenak dari mulut Lorraine agar Lorraine bisa bernafas. Lorraine menghirup oksigen sebanyak yang ia bisa, disumpal oleh kejantanan Ezekiel yang besar membuat Lorraine kualahan.Ezekiel tak diam saja saat Lorraine berusaha mengatur nafasnya, Ezekiel membelai wajah Lorraine dengan kejantanannya sendiri menunggu hingga ia bisa menusuk masuk kembali ke dalam, merasakan kehangatan rongga mulut Lorraine.
Ezekiel menunduk menjilat puting Lorraine yang mencuat memerah karena pukulan dari ikat pinggang milik Ezekiel, jemari Ezekiel turun untuk membelai bagian bawah Lorraine yang terbuka lebar, seringai puas terbit di bibir Ezekiel saat merasakan di bawah sana Lorraine sudah sangat basah.
“Kau sudah sebasah ini. Apa ini karena cambukan dari ku? Kau menyukainya?” Bisik Ezekiel dengan suara seraknya, Lorraine tidak bisa melihat ekspresi Ezekiel saat ini karena mata Lorraine tertutup pita hitam, Lorraine hanya mengangguk sebagai jawaban.
Iya Lorraine menyukai cambukan itu, Lorraine suka rasa sakitnya. Rasa sakit itu seolah membangkitkan sisi lain dalam diri Lorraine yang bahkan tak pernah Lorraine ketahui.
“Kau harus bersabar, aku akan memanjakan mu nanti setelah aku menghukum mu karena telah menggoda ku.” Ezekiel menjauhkan wajahnya dari dada Lorraine, kembali mengarahkan kejantanannya yang mengeras itu ke mulut Lorraine yang terbuka. Ezekiel sejenak bermain-main di bibir Lorraine sebelum ia menghentak masuk membuat Lorraine tersedak.Ezekiel kembali memompa bibir seksi Lorraine selagi tangannya kembali terangkat memberikan tanda-tanda merah di dada dan perut Lorraine menggunakan ikat pinggangnya.
***
Lorraine berbaring di ranjangnya sembari menatap langit-langit kamarnya, sesi panas dan menegangkan sudah berakhir. Ezekiel sedang berada di kamar mandi sekarang untuk membersihkan diri setelah membantu membersihkan dan mengobati luka di tubuh Lorraine.
Anehnya Lorraine tak merasa marah karena luka itu, Lorraine justru seolah menyadari sesuatu kalau ia ternyata tidak ada bedanya dengan Ezekiel. Lorraine suka segala penyiksaan yang Ezekiel berikan, saat adrenalinnya terpacu sex justru terasa semakin nikmat baginya.
Ezekiel bukan satu satunya orang yang menyakiti, Lorraine juga melakukan hal yang sama. Lorraine menancapkan kukunya di punggung dan lengan Ezekiel yang kekar, meninggalkan bekas cakaran yang dalam di sana. Lorraine juga sempat melihat ada bercak darah di punggung Ezekiel sebelum Ezekiel masuk ke kamar mandi.
Setitik air mata jatuh, Lorraine mulai bertanya-tanya dalam hati sejak kapan ia jadi begini? Terangsang karena disiksa dan kecanduan sentuhan lembut namun juga kasar dari Ezekiel.
Tapi satu hal yang Lorraine ketahui, kalau ia sudah jatuh ke dalam pesona Ezekiel. Lorraine telah jatuh hati kepada Ezekiel dan hal itu membuat Lorraine takut. Takut jika ternyata Ezekiel tak jauh berbeda dengan mantan-mantan kekasih Lorraine sebelumnya dan juga Lorraine takut kalau Ezekiel ternyata tak merasakan hal yang sama.
Lorraine takut kalau perasaannya hanya bertepuk sebelah tangan dan Ezekiel menganggapnya tak lebih dari sekedar tempatnya melampiaskan nafsu dan juga segala fetishnya itu.
Pandangan Lorraine semakin lama semakin berat, tubuhnya terlalu lelah ia butuh istirahat. Saat Lorraine telah jatuh tertidur saat itu lah Ezekiel keluar dari dalam kamar mandi dengan balutan handuk yang menutupi bagian bawahnya.
Ezekiel menatap Lorraine yang tengah terlelap, menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjang Lorraine sebelum Ezekiel keluar dari kamar milik Lorraine untuk mengambil handphonenya yang tertinggal di ruang tamu, di dalam celananya.
Ada pesan yang Ezekiel terima yang bertuliskan; kau di mana? Kau sedang bersama wanita itu ya?
Ezekiel memilih untuk menelepon nomor yang mengiriminya pesan itu, tidak butuh waktu lama panggilannya tersebut diangkat.
“Kenapa kau bertanya aku ada di mana?” tanya Ezekiel kepada lawan bicaranya dari sambungan telepon itu.
“Ada yang ingin ku bicarakan, kau sedang dengan wanita itu ya?”
“Hmm..” balas Ezekiel dengan dehaman.
“Kau hebat juga bisa mendekatinya secepat ini, bahkan kau bisa membuatnya tidur dengan mu berkali-kali.”
Sudut bibir Ezekiel terangkat ke atas membentuk sebuah seringai, “Mudah saja, dia itu punya praise kink. Cukup puji dia, beri dia kasih sayang dan perhatian yang tidak pernah dia dapat sebelumnya dan ya.. dia berada dalam genggaman ku dengan mudahnya.”
“Kau benar-benar jahat Ezekiel, kalau wanita itu tahu kau mendekatinya karena Ayahnya dia pasti akan sakit hati sekali.”
“Sudahlah tidak usah bahas hal itu, sekarang katakan padaku apa yang ingin kau katakan.” seringai Ezekiel luntur, kini wajahnya terlihat murung karena merasa bersalah.
“Ah ini soal pekerjaan, kita bisa bahas di kantor besok. Kau istirahat saja kau pasti lelah sehabis bermain cambuk-cambukan dengan wanita baru mu itu. Sampai ketemu besok.”
Sambungan telepon diputuskan sepihak oleh lawan bicara Ezekiel, Ezekiel menatap handphonenya itu dengan tatapan datar kemudian pandangannya kembali beralih ke arah pintu kamar Lorraine.
Terbersit rasa bersalah dalam benak Ezekiel mengingat apa yang telah ia lakukan kepada Lorraine, Lorraine yang tidak bersalah dan tak tahu apa-apa harus terlibat dalam keadaan ini hanya karena keserakahan Ezekiel.
Lorraine mungkin terlihat keras dari luar, tapi Ezekiel tahu kalau Lorraine sebenarnya hanya perempuan penuh luka di hati yang haus akan kasih sayang dan Ezekiel memanfaatkan hal itu. Ezekiel memanfaatkan kekosongan di hati Lorraine demi tujuannya sendiri.
Ezekiel menggelengkan kepalanya, Ezekiel tidak punya waktu untuk memikirkan hal ini. Semakin cepat Ezekiel membuat Lorraine jatuh cinta kepadanya maka semakin bagus untuknya.
Ezekiel menaruh kembali handphonenya ke dalam saku celananya dan melangkah masuk kembali ke dalam kamar Lorraine, Ezekiel naik ke atas ranjang setelah melepaskan handuk yang melilit bagian bawah tubuhnya, masuk ke dalam selimut dan memeluk Lorraine yang sedang terlelap.
Lorraine bergerak mengubah posisi tidurnya, berbalik membalas pelukan Ezekiel dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang Ezekiel yang beraroma sabun miliknya.
Ezekiel mengusap punggung telanjang Lorraine dengan lembut, memberikan kecupan di puncak kepala Lorraine meski wajahnya masih menunjukkan ekspresi rasa bersalah.
—
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Ezekiel - Neighbor With Benefit [END]
RomanceLorraine Morgan malu bukan main ketika ia sedang asik melakukan masturbasi demi melepas penat, kegiatan erotisnya itu justru ditonton secara langsung oleh duda yang tinggal di depan rumahnya. Semuanya hanya karena Lorraine lupa menutup pintu balkon...