Part 4. Devin dihukum

1K 91 2
                                    

Arziel dapat menghela nafas lega, setelah sampai di sekolah kembali. Ia bergegas ke kelas, untuk melanjutkan pembelajaran di jam kedua.

Setelah mendudukkan dirinya di samping Geziel, anak itu mengatur nafasnya yang memberat.

"Lo kenapa?" tegur Geziel pada kembarannya.

Arziel hanya melirik sebentar, lalu mengambil bukunya.

"Gue di intograsi sama mama," bisik nya.

"Hah? Terus lo jawab apa."

"Gue jawab jujur," balas Arziel membuat Geziel membelalakkan matanya.

"Serius lo? Gimana kalau kak Devin di hukum."

Arziel menghela nafas, "gue gak ada pilihan lain. Kalau gak jawab jujur, bisa-bisa gue yang kena."

"Yaudah deh. Nanti kita kasih tau kak Devin," pasrah Geziel. Ia juga tak bisa membantu sang kakak, karena yang menyuruh kakaknya untuk menjahili Arjun, kan gak ada. Jadi dia harus bisa mempertanggungjawabkannya sendiri.

Tak terasa, jam berputar dengan cepat. Kini mereka sudah berada di dalam mobil, perjalanan untuk pulang.

Gaziel dan Arziel yang duduk berdampingan saling melirik. Mereka berdua saling melempar kode, untuk berbicara pada Devin.

Devin yang memang sudah menyadari gelagat aneh dari keduanya. Akhirnya menyerah, ia menatap kedua adiknya dengan menuntut.

"Kalian kenapa?!"

Si kembar itu kembali saling melirik, namun hanya diam. Tak ada yang menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh Devin.

"Bicara, atau kakak turunin kalian disini!" Ancamnya, hanya sebuah pancingan agar mereka mau bicara.

"Emang kakak bisa?" celoteh Geziel.

"Ya bisalah. Tinggal nyuruh supir berhentiin mobilnya, terus kalian turun dan kakak sama supir pergi ninggalin kalian deh," jawab Devin sambil tersenyum puas.

Geziel memutar bola matanya malas. Ia mengambil handphone lalu memperlihatkan sebuah pesan kepada kakaknya itu.

Bang Devano.
Beritahu Devin, jika kakak nunggu dia di mansion!

Me.
Kenapa gak langsung hubungi kak Devin aja kak?

Bang Devano.
Handphonenya gak aktif,
Di chat gak di balas.
Sengaja mungkin.

Me.
Yaudah deh kak,
Nanti Geziel kasih tau.

Devin membaca pesan percakapan itu meneguk ludahnya susah payah. Gawat, karena Devano tahu.

Devin mengembalikkan ponsel Geziel tanpa bicara sepatah kata pun. Ia memandang jalanan sembari berpikir, jalan yang bisa menyelamatkannya.

"Tau gini. Gak usah balik ke mansion aja deh, tadi."

*****

Geziel turun lebih dulu, setelah sampai di mansion. Dapat di lihatnya jika bang Devano sedang berdiri di depan pintu sambil menyilang kan lengannya di depan dada.

Di dalam mobil, Devin tak ingin beranjak dari tempatnya. Terpaksalah Arziel harus menarik kakaknya itu agar cepat keluar. Sebelum bang Devano yang memaksa Devin.

"Kalian berdua masuk!" titahnya pada Geziel juga Arziel.

"Dan kamu Devin, ikut kakak."

Saudara MahardikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang