20. Alasan Kebencian Leon

304 39 4
                                    

Leon yang duduk tak jauh dari tempat Arjun duduk, memandang dengan tatapan tak suka, ia menatapnya dengan pandangan paling tajam seolah siap membunuh Arjun saat itu juga. Jika dikatakan iri, memang benar jika Leon itu iri pada Arjun. Ia tak suka melihat senyuman dari remaja itu, ia tak suka saat ada orang yang membangga-banggakan  anak itu di depan nya.

"Arjun.. Suatu hari nanti lo akan merasakan apa yang juga gue rasakan. Gue gak akan pernah membiarkan lo selalu bahagia, lo harus menderita, merasakan sakit yang jauh lebih sakit dari yang gue rasakan," batin Leon dengan amarah yang berkobar di dalam hatinya. Pandangannya pun penuh kebencian dan memerah penuh emosi.

Setiap kali ada orang yang mengatakan jika Arjun itu lucu, imut, gemes dan kata pujian lainnya. Maka saat itu juga kebenciannya pada Arjun akan semakin bertambah. Ia tak akan pernah membiarkan seorang pun memberikan kata pujian pada Arjun, karena kata-kata yang pantas ia dapatkan adalah kata-kata kebencian dan hinaan. Itulah yang paling cocok untuknya.

Lagi pula menurut Leon, Arjun itu di sayang banyak orang hanya karena statusnya yang sebagai putra bungsu Mahardika. Jadi tidaklah mungkin mereka mau berkata demikian, jika bukan Arjun itu anak pemilik sekolah ini. Diibaratkan mereka hanya ingin mencari muka di hadapan kakaknya Arjun, pun juga agar terhindar dari masalah. Yaa, Devin pernah berkata ia tak akan membiarkan seorangpun disini ada yang membenci Arjun, ia ingin agar semuanya menerima Arjun dengan apa adanya. Berteman, dan tidak saling bermusuhan. Devin benci jika ada yang menyakiti adiknya itu.

Leon tentu muak dengan sandiwara siswa-siswi disekolah ini. Meski bukan semuanya, tapi ada sebagain siswa yang tak tulus berteman dan berkata manis seperti saat ini. Leon tahu diantara mereka juga ada yang membenci Arjun, hanya saja tak ia tunjukkan. Hanya memendam kebencian itu tanpa berani untuk mengatakannya atau pun melawan keluarga Mahardika.

Sebuah ancaman itulah yang siswa-siswi disini dapatkan. Ketika ia berani menyakiti hati Arjun, mencari masalah dengan anak itu sama dengan di keluarkan dari sekolah. Dan karena hal itu tentu mereka semua akan mencari aman, dengan berpura-pura berteman tulus dengan Arjun, berpura-pura tak kesal ketika Arjun sudah menjadi siswa yang nakal dengan sering menjahili tema sekelas, ataupun kakak kelasnya.

Bermuka dua, tentu bukan hanya Leon saja yang melakukan hal itu. Banyak diantara mereka yang memasang topeng untuk terlihat baik dimata Mahardika bersaudara. Dan Leon akan mencari orang-orang yang hanya memakai topeng untuk ia ajak bekerja sama untuk menghancurkan keluarga Mahardika, bekerja sama untuk membuat Arjun menderita di sekolah ini.

Tapi tentu hal itu tidaklah mudah. Karena Arjun yang merupakan anak sultan, anak orang kaya tentu memiliki banyak bodyguard jika Arjun di sakiti, tentu orangtuanya pun tak akan tinggal diam jika kesayangan mereka dalam bahaya. Mereka akan membalaskan apa yang di lakukan nya pada Arjun, berkali-kali lipat. Apalagi jika tahu, mereka sengaja untuk melakukan hal itu.  Dan karena hal inilah yang membuat Leon selama ini memilih diam, belum melakukan sesuatu untuk melampiaskan semua kemarahan dan dendamnya pada Arjun.

Bagi Leon, Arjun itu hanya berlindung pada statusnya sebagai anak orang kaya. Hanya memanfaatkan dirinya yang bisa mendapatkan segalanya. Leon pun akan selalu berpikiran jika Arjun menganggap semua siswa-siswi sekolah ini hanyalah sebagai budak dan mainan untuk anak itu. Karena tak akan ada yang marah ketika di ganggu oleh Arjun.

Jangankan untuk marah, di bentak sedikit saja hal itu di larang. Jika sampai ketahuan maka tentu yang mendapatkan akibatnya adalah seseorang yang melanggar peraturan itu. Saudara Mahardika menuntut mereka agar tak melanggar peraturan yang sebagian peraturan itu bukan peraturan yang menyangkut masalah sekolah. Namun, peraturan itu berisi tentang hal-hal yang tidak boleh mereka lakukan untuk Arjun.

Contohnya adalah di larang membantah jika Arjun mengatakan ini itu, dilarang marah ketika Arjun sudah menjadi sifatnya yang bagaikan iblis kecil, suka menganggu. Dan tak boleh berbicara hingga meninggikan suaranya, tak boleh menganggu Arjun ketika sedang istirahat atau tidur, dan masih banyak lagi yang menyangkut larangan tentang dia.

Saudara MahardikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang