Dua Belas

1.4K 86 0
                                    

"Allah memegang jiwa (nafs) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya. Maka Dia, tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir."
(QS. Az Zumar ayat 42)

"Itu salah satu ayat yang menjelaskan tentang jiwa manusia. Seperti yang kau tahu, Va, diantara sembilan unsur roh yang bersemayam dalam tubuh kita maka jika disempitkan lagi hanya menyisakan empat sifat saja. Dan akhirnya menjadi tiga bentuk substansial yang mengisi tubuh kita. Dalam berbagai kitab kuning yang kita pelajari aku memakai istilah yang mudah untuk kau pahami. Ketiganya disebut dengan istilah Jism (jasad), Ar-ruh (roh), dan An-nafsy(jiwa). Tapi pada hakikatnya, ketiga bentuk itu maupun keempat sifatnya adalah pengejawantahan dari kesembilan unsur dan sifat roh yang hanya Allah yang Maha Mengetahui."

"Dan mereka bertanya padamu tentang al-ruh. Katakan, al-ruh itu urusan Tuhanku. Dan tidaklah kamu diberi al-i'lm kecuali sedikit."
(QS. 17:85)

"Itulah sebabnya kita dapat keluar dari jasad kita, namun jasad kita tidak mati karena roh idhofi kita yang memberi kehidupan kepada jasad dan unsur roh yang lain. Semoga kau dapat memahami sedikit dari penjelasanku ini. Semoga Allah mengampuni dosaku jika ada hal salah yang kusampaikan padamu. Aku hanya belajar dari sedikit ilmu ( pengetahuan ) saja." Avan tersenyum takzim kepadaku. Senyuman yang menentramkan.

Akupun membalas dengan senyuman, menanggapi penjelasan yang ia berikan.

"Aku tidak tahu darimana kau mendapatkan pemahaman itu, Van. Setahuku pelajaran Ushul Hikmah hanya diberikan kepada santri yang telah lulus bangku Aliyah." Aku menatapnya penuh pertanyaan, Avan hanya tersipu malu.

"Semoga Allah melimpahkan rahmatnya kepadamu, juga kepada guru yang telah membimbingmu."

"Amin." hampir bersamaan kata-kata itu terucap.

***

Hari masih pagi, mungkin sekitar pukul sembilan saat ini. Hawa di Bromo masih sangat dingin meski hawanya sudah terasa hangat karena cahaya matahari. Aku dan Avan berpindah posisi menuju puncak bromo yang lain, duduk-duduk menikmati semilir angin sambil berbincang-bincang banyak hal yang masih banyak tak kuketahui. Salah satunya mengenai hantu.

Dulu waktu mbak Rifa masih ada kami sempat merasa takut jika ada salah seorang teman di pondok mengaku melihat setan, genderuwo, atau hantu yang gentayangan. Membuat bulu kudukku merinding, dan akhirnya hanya untuk pipis saja di kamar mandi dalam asrama, aku dan mbak Rifa selalu masuk berdua. Terngiang-ngiang cerita kawan meski sudah lewat satu minggu yang lalu. Tapi anehnya aku belum pernah melihat makhluk-makhluk yang sering diceritakan tersebut secara kasat mata langsung. Kalau secara Astral, aku pernah melihatnya.

"Van, kau pernah melihat hantu? Roh gentayangan misalnya. Maksudku secara kasat mata, bukan dalam keadaan seperti sekarang ini." aku membuka topik baru lagi.

Karena selalu menyenangkan bertanya pada Avan, dia banyak tahu hal-hal yang belum aku ketahui. Cara menjelaskannya pun tidak terkesan menggurui, ditambah lagi bonus memperhatikan wajah tampannya yang bersih. Memiliki ekspresi yang menyenangkan.

"Oh makhluk sebangsa jin itu yang kau maksud?" ia malah balik bertanya.

"Bukan itu saja. Apa yang kubilang tadi, roh gentayangan. Roh manusia yang sering menghantui seperti cerita-cerita temanku di pondok." jelasku.

"Ah, kamu ini ada-ada saja Va. Apa kau pikir yang pernah kau lihat dalam keadaan seperti ini adalah arwah manusia seperti di film-film itu? Hahaha.... kau ini ada-ada saja. Sudah berapa banyak kan kitab hadist yang kau pelajari."Dari Abu Hurairah r.a. Qoola (berkata), Rasulullah saw,: Tidak ada penularan, tidak ada (roh)mayat gentayangan menjadi hantu kuburan, tidak ada binatang tertentu yang muncul menyebabkan hujan dan tidak ada tabu di bulan shafar. (HR. Muslim).

"Nah, hadistnya sudah jelas. Tidak ada orang yang mati arwahnya gentayangan. Yang benar adalah makhluk sebangsa jin yang menyerupai orang tertentu yang sudah mati kemudian ia menggoda manusia. Sudah jelas dalam Qur'an surah Al-A'raf ayat 27. Penjelasannya bisa kita lihat dalam kitab Fathul Bari:Allah subhanahu wa ta'ala berfirman,

"Sesungguhnya, ia (iblis/setan) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang (di sana) kamu tidak bisa melihat mereka," -- menunjukkan bahwa manusia tidak dapat melihat jin, yaitu pada bentuk mereka yang asli. Bahkan ketika menjelaskan hadis Abu Hurairah ra yang menangkap setan, Ibnu Hajar menjelaskan bahwa, "Setan terkadang menjelma dengan berbagai bentuk sehingga memungkinkan (bagi manusia) untuk melihatnya."
(Fathul Bari, penjelasan hadis no. 2311)"

Jelas sudah Va, yang mereka lihat itu bukan roh manusia yang telah meninggal. Tetapi jin atau setan yang menyamar hingga kemudian menampakkan diri kepada manusia. Itupun jin tersebut akan dihukum oleh Allah karena melanggar hukum Allah. Dimana Dia telah menetapkan alam dzohir untuk manusia dan alam ghaib untuk jin. Kau bisa mengambil pengajian Mambaul Ushulul Hikmah agar lebih jelas nantinya. Lalu selanjutnya," Avan menghela nafas sejenak. Aku masih memperhatikan dengan seksama.

"Apakah aku bisa melihat makhluk halus, maka jelas jawabannya adalah Tidak."

"Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah"
(QS. An Naml: 65)"

(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya."
(QS. Al Jin ayat 26-27)"

Di dunia ini tidak seorangpun yang bisa melihat alam ghaib kecuali Rosul Allah. Selamanya itu tidak akan pernah keliru, Ava. Jika kau pernah bertemu dengan makhluk seperti itu, maka sudah jelas itu bukan dari kemampuanmu ini. Melainkan bangsa jin dan setan yang berusaha mengelabuhimu. Inilah yang kumaksud dengan *Kau harus bisa mengendalikan diri atau mereka akan mengelabuhimu*."Avan berhenti sejenak, mengatupkan kedua matanya, menghela nafas panjang seraya mengucap Istighfar. Lalu ia melanjutkan,

"Meskipun ada beberapa orang yang mengaku bisa melihat, membaca pikiran seseorang, bahkan ada yang mengaku mampu meramalkan kejadian di masa mendatang. Sesungguhnya itu bukanlah karunia dari Allah, melainkan melalui bantuan jin atau setan. Manusia seperti itu berarti sedang dalam pengaruh kekuatan jin." Avan mengakhiri kalimatnya.

"Begitu rupanya, pantas aku tak pernah melihat secara langsung." aku mengangguk-angguk. Mengerti.

"Tapi itulah tipu daya setan. Banyak orang yang terpesona, hingga ia merasa memiliki kemampuan itu."

Dari Aisyah ra. ia berkata: "Beberapa orang bertanya kepada Rasulullah tentang dukun-dukun." 
Rasulullah berkata kepada mereka: "Mereka tidak (memiliki) kebenaran sedikitpun." 
Mereka (para shahabat) berkata: "Terkadang para dukun itu menyampaikan sesuatu dan benar terjadi"
Rasulullah menjawab: "Kalimat yang mereka sampaikan itu datang dari Allah yang telah disambar (dicuri, red) oleh para jin, lalu para jin itu membisikkan ke telinga wali-walinya sebagaimana berkoteknya ayam dan mereka mencampurnya dengan seratus kedustaan."
(HR. Al-Bukhari dan Muslim )

"Van, rupanya kau ahli sekali dalam ilmu hadist dan Qur'an. Bagaimana bisa seperti itu?" aku penasaran.

"Hahaha, kau tidak tahu ya. Abah tidak pernah cerita?"

"Hiih, malah ketawa. Cerita apa, sih?"

"Ah, nanti kau juga tahu sendiri. Sudah mulai panas Va. Sebaiknya kita segera kembali. Kau sudah bisa kembali ke tubuhmu kan?" Avan berdiri.

"Pulang sekarang? Nanti dulu, Van. Aku masih mau disini." aku menarik lengannya manja.

***

Somewhere Only We Know [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang