[Side Story] Cahaya Tasawwuf, Munajat Cinta - 3

1.6K 56 5
                                    

Kisah yang saya sajikan ini adalah kisah yang saya ambil dari beberapa kitab hadits, tafsir, sirah, dan sebagian berasal dari alkisah yang terkenal di wilayah Timur Tengah. Yaitu sebuah kisah yang menurutku bisa kita ambil atau petik hikmahnya.

Dulu pernah ada seorang reader yang bertanya, "Ning, sudah pernah baca thread ini belum, thread itu belum, bagus lho Ning. Coba deh dibaca, cerita itu sudah melegenda di sfth!" Kemudian saya membaca beberapa thread yang dimaksud.

Setelah membaca lalu saya membalas pm tersebut dan memberi kesan bahwa threadnya memang bagus. Bagus memang, namun ada beberapa pula cerita yang kurang mengena dihati saya, mungkin karena beberapa mengisahkan teladan yang tidak sesuai dengan tuntunan syar'i.

Karena itu, saya menulis kisah dibawah ini dengan pertimbangan dan persiapan yang matang. Saya takut jika suatu saat apa yang telah saya tulis ini nanti dimintai pertanggung jawaban di Yaumul Hisab jika menimbulkan efek negatif bagi pembaca sekalian. Dan atas dasar itu pula, dengan penuh hati-hati, kecermatan dalam penerjemahan, sanad alkisah ini saya hadirkan di hadapan pembaca.Jika ada yang bertanya, "Apakah kisah ini nyata?" Saya jawab, "Wallahu A'lam bisshowab. Kebenaran hanya milik Allah. Saya hanya meramu, memadukan, dan menerjemahkan alkisah yang ditulis oleh para alim ulama hingga dapat dinikmati oleh teman-teman kaskus sekalian"

Agar pembaca tidak hanya tahu kisah Romeo Juliet, tapi juga tahu kisah yang lahir dan tersembunyi dalam Ma'rifatun Nafs seorang Amirul Mukminin pada masa Rosulullah Saw. Baca dengan hati yang bijak, dada yang lapang, dan nafas yang lega. Selamat membaca.


***


Pada masa Rosulullah Saw, alkisah rahasia terdalam dari hati seorang Amirul Mukminin yang tak dikisahkannya pada siapapun. Bahkan setan sekalipun tak sempat tahu rahasia itu.

Fatimah binti Muhammad, anak dari Nabi Muhammad Saw dengan Khadijah binti Khuwalid, wanita terkemuka di dunia dan di akhirat. Yang suci dan selalu berseri-seri jika dipandang, hingga Nabi dan kaum muslimin pada masa itu pun menjulukinya dengan gelar Az-Zahra. Fatimahlah yang paling memahami sifat Rosulullah Saw semenjak ibundanya Khadijah berpulang ke rahmatullah.Fathimah. Sahabat kecil Ali bin Abi Thalib, puteri tersayang dari Sang Nabi yang juga sepupunya itu, sungguh mempesona hatinya. Kesantunannya, ibadahnya, kecerdasannya, parasnya. Duhai, lelaki Arab mana yang tak terpesona akan keistimewaan Fatimah Azzahra.

Lihatlah gadis itu! Pada suatu hari, ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumuri kotoran unta. Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya.

Semua itu ia lakukan dengan menahan mata yang menangis dan hati yang teriris. Sungguh terlalu, ayahandanya Muhammad bin Abdullah, Al-Amin, tak layak diperlakukan seperti itu oleh kaumnya. Maka gadis cilik itu bangkit. Dengan gagah ia berjalan menuju Ka'bah.

Sesampainya disana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba tercekat diam. Fatimah menghardik dan seolah waktu berhenti, tak memberi kesempatan kafir Quraisy itu untuk menimpali.

"Mengagumkan!" gumam Ali dalam persembunyiannya saat membuntuti karibnya itu.

Duhai, akibat kelancangannya membuntuti Fatimah, urusan ini menjadi rumit sekali. Entahlah apa yang sedang bersemayam di hati Ali, ia tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan. Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi. Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah. Lelaki yang iman dan akhlaknya tak diragukan lagi, dialah Abu Bakar Ash Shiddiq ra.

Somewhere Only We Know [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang