Human Error 3

52 6 5
                                    

Menurut dokumen yang telah Elea baca, kasus Ilias terjadi pada masa di mana Jenderal Walter Conor—ayah Clovis—masih memimpin. Lantas, dari surat yang ia temukan di kediaman Bellamy—bersamaan dengan pembunuhan pemilik rumah—sepertinya menunjukkan kalau polisi pada masa itu tidak berpihak pada kebenaran. Alasan kenapa Jenderal Conor juga mendapatkan surat tersebut.

“Clovis.” Elea berbalik dan menghampiri laki-laki yang ia panggil. “Di mana ayahmu di jam segini?”

“Ayah? Ayah biasanya di rumah,” jawab Clovis, dahinya berkerut penuh tanya.

“Baiklah, kamu tolong urus di sini, aku mau bertemu ayahmu,” ujar Elea menepuk bahu Clovis dan langsung melangkah pergi. Ia juga menasihati anak buahnya yang lain agar semangat.

Memacu mobilnya menuju Sapphire Blue, penjaga perumahan langsung membuka gerbang begitu melihat wajah Elea. Membiarkannya lewat dengan mudah. Juga saat dirinya tiba di kediaman keluarga Conor, si penjaga langsung mengambil alih mobilnya untuk diparkirkan.

“Selamat datang, Nona Elea,” sapa seorang pelayan.

Elea tersenyum dan mengangguk, bertanya, “Saya ingin bertemu dengan Jenderal Conor, apa beliau ada di rumah?”

“Tuan Besar ada di halaman samping, mari saya antar, Nona.” Pelayan itu mengarahkan Elea ke samping rumah. Pada Jenderal Conor yang sedang membaca buku di tepi kolam. “Maaf mengganggu, Tuan Besar, Nona Elea datang menemui Anda.”

“Selamat pagi, Jenderal,” sapa Elea.

“Ooh, Elea, kemarilah.” Jenderal Conor menegapkan tubuhnya dan menepuk kursi di sisinya. “Saya terkejut kamu ke sini dan bukannya ke rumah Bellamy.”

“Saya sudah ke sana dan menemukan surat ini—dari I2L,” ujar Elea duduk di samping Jenderal Conor dan menyerahkan sebuah amplop. “Saya membaca surat ini dan memutuskan menemui Anda.”

“I2L, hm?” Jenderal Conor membaca surat itu dan tersenyum. Ia memerintahkan salah satu pelayan di dekatnya untuk mengambil surat miliknya yang disimpan di ruang kerja. Begitu surat diserahkan kepadanya, ia langsung memberikan pada Elea. “Kamu sudah punya tebakan siapa I2L ini?”

“Ilias Ishan Lester,” jawab Elea, memandang Jenderal Conor sekilas sebelum membaca surat di tangannya.

Surat itu berisi tentang berbagai pertanyaan. Kenapa Jenderal Conor dan kepolisian tidak mau berpihak pada kebenaran? Kenapa Jenderal Conor membiarkan dan justru menutup mata? Berpihak ke yang salah.

“Tapi, Ilias sudah meninggal, bahkan saya datang ke acara pemakamannya,” kata Jenderal Conor. Menghela napas dalam.

“Sejujurnya, saya tidak peduli apakah Ilias Ishan Lester sudah meninggal atau masih hidup,” ujar Elea, tersenyum sekilas saat pelayan mengantar minuman dan camilan. Lantas memandang Jenderal Conor dengan serius. “Maaf, Jenderal, saya cuma mau tahu, apa yang terjadi pada saat itu.”

Jenderal Conor tersenyum, paham akan sifat Elea yang jika sudah terkait kasus, bisa berubah menjadi begitu tegas dan keras. “Sejujurnya, pada awalnya saya tidak tahu apa-apa, saya pikir kasus ini tidak akan beerakhir separah itu. Karena sejak awal sudah jelas siapa saksi, korban dan tersangka.

“Saat itu, kasus seperti biasa ditangani departemen tindak kriminal, yang kala itu dipimpin oleh Thomas—kalau tidak salah sekarang dia mimpin kepolisian daerah. Hart, ketuamu dulu, juga ikut menangani kasus. Semua proses investigasi berjalan lancar dan laporan yang saya terima selalu bagus. Sampai akhirnya persidangan dimulai.”

“Jaksa pada persidangan pertama bukan Tuan Myles Lester, dia muncul di persidangan kedua. Tuan Myles menjadi jaksa dalam kasus itu saja sudah aneh dan menimbulkan pertanyaan besar. Berbagai pro kontra muncul dari semua kalangan. Para pengamat hukum yang jujur berkomentar kalau ini ada kaitannya dengan Mycroft Parkinson sebagai tersangka. Kamu tahu, ‘kan, kalau keluarga Parkinson sudah berpengaruh sejak lama?”

CREATORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang