Bagian 6

5.4K 545 20
                                    

Kara menegang ketika melihat empat orang itu tiba-tiba datang bergabung ke meja yang ditempatinya bersama Gauri dan juga sahabatnya. Semoga saja mereka tidak mendengar pembicaraan mereka tadi

"Kalian membicarakan apa?"

Kara mulai gugup ketika Gauri menatapnya seraya tersenyum licik. Kara mengerti dengan arti tatapan itu. Kara melotot memperingati namun Gauri seakan mengejek dirinya dan berniat memberitahu mereka mengenai pembicaraannya tadi

"Hanya membicarakan mengenai tipe ideal Kara"

Kara menjadi lesu seketika mendengar jawaban Gauri untuk pertanyaan Brian. Kara menatap tajam Gauri yang bahkan tidak dihiraukan sama sekali oleh gadis itu

"Tipe ideal Kara? Lalu jawabannya?"

"Tidak ada. Aku masih belum terlalu memikirkan hal seperti itu. Lagipula tidak ada yang bisa dilihat dariku"

Gauri terlihat mencibir mendengar perkataan Kara. Kara mengakui dirinya sulit untuk percaya diri. Kara selalu menganggap kurang dirinya. Kara mengakui itu sebagai kekurangan untuknya. Manusia tidak ada yang sempurna. Namun karena ketidaksempurnaan itulah yang membuat seseorang terlihat spesial di mata orang yang tepat

"Dia merendah lagi. Padahal dia cantik. Bukankah aku benar?"

Kara memilih untuk diam tidak mengatakan apapun. Memperingati Gauri sepertinya tidak ada gunanya. Gauri seenaknya saja mengatakan apapun tentangnya. Kara hanya akan mendengarkannya. Jika ada yang meleset maka Kara dengan terpaksa harus menyeret Gauri saat itu juga

"Berhenti membahasnya"

Kara kembali menperingati Gauri untuk kesekian kalinya. Bersyukur karena Gauri kali ini menuruti keinginannya. Kara menatap kesal Gauri, sementara Gauri biasa saja dan tidak merasa bersalah sama sekali

"Daripada memikirkan jodohku, pikirkan jodohmu sendiri"

Kara menyindir Gauri yang malah dihadiahi pelototan oleh Gauri. Sama halnya yang dilakukan Gauri, Kara juga tidak menghiraukan hal itu dan pergi begitu saja

Kara menjadikan rooftop sebagai tempat istirahatnya saat ini. Berharap Gauri tidak muncul dan merecokinya lagi. Karakter utama yang begitu merepotkan bagi Kara. Entah apa yang penulis pikirkan ketika menentukan Gauri sebagai karakter utama

Kara memejamkan mata merasakan angin yang menerpa kulitnya. Cuaca yang tidak terlalu panas saat itu sangat mendukung bagi Kara untuk menetap disana sampai jam istirahat berakhir

"Aku mencarimu kemana-mana dan rupanya kau berada disini"

Kara membuka kelopak matanya mmeperlihatkan netra cokelat miliknya. Kara menoleh dan melihat Brian melangkah ke arahnya

"Ada apa?"

Tanpa ingin berbasa-basi, Kara bertanya kepada Brian agar laki-laki mengutarakan keperluannya dan segera pergi dari sana. Namun semuanya tak sesuai dengan harapan Kara. Layaknya karakter utama yang seenaknya dan seakan tidak mengerti dengan maksud sebenarnya dari Kara. Entah benar-benar tidak mengerti atau hanya sekedar berpura-pura

"Kau melupakan ini"

Kara ingin mengambil kunci motornya dari tangan Brian namun dengan cepat Brian mengangkat tangannya lebih tinggi agar menjauh dari jangkauan Kara. Kara mendengus melihat senyuman di wajah Brian yang seakan mengejeknya

Kara sepertinya tanpa sengaja menyimpan kunci motornya di dalam saku dan mengeluarkannya saat merogoh uang tadi di kantin

"Kembalikan"

"Ambil sendiri"

"Jangan mengejekku"

"Aku tidak mengatakan apapun"

KarakterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang