Bagian 41

504 46 6
                                    

Kara merasa malu karena mendapatkan perhatian dari seluruh penghuni sekolah. Biasanya perempuan merasa senang mendapatkan perhatian tapi bagi Kara sungguh tidak nyaman. Ingat bahwa Kara adalah introvert yang lebih senang jika keberadaannya seakan tidak terlihat

Pagi damainya yang sudah terencana buyar begitu saja. Padahal pagi ini Kara ingin menikmati pagi dengan mengendarai motor ke sekolah seraya merasakan angin yang segar dengan ketenangan di sekitarnya. Kara sengaja berangkat lebih pagi untuk merasakan semua itu karena belum terlalu banyak kendaraan yang berlalu lalang. Akan tetapi semua itu hanya menjadi rencana karena Brian

Brian dan sahabat-sahabatnya yang entah bagaimana bisa muncul mengikuti Kara sepanjang perjalanan. Mereka seakan seperti pengawal yang sedang mengawal bos. Hal itulah yang membuat Kara menjadi bahan penglihatan yang menarik bagi penghuni sekolah. Para laki-laki idaman impian semua perempuan di sekolah mengawal seorang perempuan yang tak lain dan tak bukan adalah adik dari salah satu dari mereka. Kara sudah terlalu hafal pikiran-pikiran perempuan pecinta cogan

"Berhenti disana dan jangan mengikutiku" Semakin lama, Kara mulai mengekspresikan diri dengan leluasa. Sebelumnya Kara mungkin masih segan untuk mengatakan kestidaksukaannya namun sekarang Kara dengan berani mengatakan jika tidak suka dan mengganggu baginya

"Kara Andira?" Kara berbalik mendengar nama lengkapnya disebut. Berdiri seorang perempuan seumuran dengannya mengenakan seragam yang berbeda. Kara mengenalnya. Hanya saja awal perkenalan mereka bukanlah di dunia ini. Namun dunia para karakter.

"Vanya Ofelia?" Vanya tersenyum mengangguk. Mengira bahwa Kara akan melupakan dirinya.

Kara merasa ini sebuah mimpi. Namun tepukan dari Brian yang menyadarkan Kara bahwa hal itu bukanlah sebuah mimpi. Kara menghampiri Vanya untuk memperjelas semuanya. Kara masih tidak menyangka.

"Serius kak Vanya?"

"Tidak perlu memanggilku kak. Kita seumuran"

"Aku tidak menyangka ini. Bagaimana kau tahu aku disini?"

"Aku mencari tahu. Ternyata benar kau puteri mereka"

"Ada banyak hal yang ingin kutanyakan namun sepertinya tidak bisa di waktu sekarang"

"Kau benar. Aku hanya sekedar mampir untuk menemuimu. Aku bersyukur kau masih hidup. Ketika Kara menemuiku, aku menyadari bahwa Kara sudah kembali. Kau lebih dulu kembali dibandingkan diriku"

"Dia menemuimu?"

"Untuk berterima kasih. Dia telah mendapatkan kembali dirinya. Dia juga berpesan akan hidup dengan baik. Bantuanmu telah memberikan alur baru pada kehidupannya. Kau menyelamatkannya"

"Aku? Menyelamatkan?"

"Kara seharusnya meninggal namun karena adanya campur tanganmu, Kara tetap hidup. Dia telah menjalani kehidupannya setelah lepas dari beban yang selama ini disimpannya. Bukan hanya menyelamatkan, kau memberikan keluarga kepadanya"

"Aku masih tidak mengerti"

"Mungkin masih sulit bagimu untuk mengerti semua itu karena kau pergi begitu saja tanpa penjelasan apapun. Namun aku menyaksikan semuanya. Sampai pada Kara mendapatkan kebahagiaan untuk dirinya. Kau ada waktu di hari minggu? Aku akan mengatakan semua yang ingin kau ketahui"

"Baiklah. Hubungi aku waktu dan tempatnya"

Kara dan Vanya pun bertukar kontak. Kara masih tidak percaya bahwa dirinya bertemu kembali dengan Vanya. Vanya bahkan tetap sama dan tidak banyak yang berubah dari fisik dan juga sosoknya

Vanya berpamitan dan berjanji akan bertemu lagi di tempat dan waktu yang telah ditentukan. Jujur, Kara ingin tahu banyak hal

"Kau mengenalnya?" Pertanyaan Galen membuyarkan lamunan Kara

KarakterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang