Galen melihat-lihat kumpulan buku-buku milik Kara di rak, sementara teman-temannya asyik bercengkrama. Kara menyukai buku hingga koleksinya begitu banyak. Bahkan cukup untuk membuat perpustakaan mini. Paling banyak adalah novel bergenre fantasi dan juga drama-romance. Galen sudah bisa menebak selera Kara
Sebuah buku bersampul biru muda menarik perhatian Galen. Galen pun mengambil kemudian membacanya. Galen melakukan itu tentu atas izin si pemilik. Mana mungkin Galen mau menyentuh buku-buku itu tanpa izin. Bagi orang lain mungkin hanya terlihat seperti buku-buku yang tersusun namun bagi pecinta buku, buku-buku adalah sesuatu yang berharga dan tak ternilai
Mentari begitu cerah dan awan pun tersenyum. Angin pun merasa nyaman. Pohon menari turut bersuka cita. Bumi seakan dipenuhi dengan kebahagiaan. Bahagia...
~Ran
Rumah tempat ternyaman. Tempat berteduh, berkeluh kesah, menyendiri...
Sendiri dan hanya sendirian...~Ran
Apa kabar dunia? Berharap baik namun hanya sekedar harapan. Bahkan untuk menyimpan harapan itu pun sulit
~Ran
Tindakan tak semudah perkataan. Perpisahan tak semudah untuk dilupakan. Kenangan masih terputar dalam pikiran. Rindu hanya sekedar rindu yang tak bisa tersampaikan
~Ran
Bahagia sederhana namun juga rumit. Berusaha menerima keadaan dan tidak menyalahkan siapapun
~RanLepaskan rasa sedih, takut, cemas dan amarah yang terbelenggu. Luapkan semua yang menyiksa. Menangis... meraung...berontak....hingga perasaan lega itu hadir
~Ran
Bebas dan melegakan. Tersenyum tulus tanpa rasa takut. Bahagia tanpa perlu alasan. Kebahagian telah hadir. Terima kasih dan maaf. Damai dan tenanglah...
~Ran
Galen hanya membaca namun ikut merasakan. Perasaan seakan mengalir melalui tulisan. Galen tidak membaca semua yang tertulis. Galen merasa tidak seharusnya membaca buku itu. Galen meletakkan kembali buku itu dan bergabung dengan teman-temannya. Kara terlihat sudah tertidur. Orang demam biasanya lebih sering tidur. Galen mengisyaratkan mereka untuk tidak berisik dan segera keluar dari kamar Kara. Bertepatan dengan itu Karan hendak masuk ke kamar Kara
"Kara tidur?" Karan bertanya karena melihat mereka keluar dari kamar Kara
"Iya, bang. Baru saja tidur" Daffin menjawab
"Kalian mau langsung pulang?"
"Sepertinya begitu bang. Sudah hampir malam, apalagi ada perempuan"
"Kalau begitu hati-hati. Terima kasih karena menjenguk Kara"
"Bukan apa-apa kak. Kita teman Kara jadi harus itu. Teman selalu ada di saat apapun" Vela ikut menimpali perkataan Karan
Karan masuk ke kamar Kara dan melihat Kara yang tertidur pulas. Tak lama kemudian Brian masuk. Brian menyentuh dahi Kara mengecek suhu tubuh kembarannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Karakter
Teen FictionSungguh tidak masuk akal ketika dirinya harus menjalani kehidupan sebagai salah satu karakter yang menjadi kunci utama dari sebuah cerita. Anehnya, dirinya keluar begitu saja tanpa mengetahui akhir dari cerita. Semakin membingungkan ketika dihadapka...