Bagian 31

570 98 6
                                    

Dalam lingkaran persahabatan Brian, dia memiliki lima orang sahabat yaitu Ethan, Daffin, Galen, Deon dan juga Candra. Mereka juga berada dalam kelas yang sama yaitu kelas XI IPA 4. Kara belum mengetahui bagaimana sifat mereka karena Kara baru bertemu mereka hari ini kecuali Galen. Namun walau bertemu sekali, Kara masih belum mengetahui dengan jelas hal itu

Mereka memang sama dengan karakter novel namun Kara tidak yakin semuanya akan sama. Kara tidak ingin menyamakan lagi dunia nyata dengan dunia novel. Walau nama dan wajah yang sama namun belum tentu sifatnya sama. Seperti Radit dan Karan. Keduanya memiliki sisi yang sangat bertolak belakang dari karakter yang diciptakan

Selain dengan kelima laki-laki itu, Kara juga satu kelas dengan Gauri, Rania, Vela dan juga Jihan. Sama seperti Galen, Jihan juga seangkatan dengan mereka. Kara juga belum mengetahui apapun tentang mereka di dunia ini. Entah mereka bersahabat atau tidak. Kara sama sekali tidak bisa menebak

Bukan hanya teman sekelas, beberapa guru juga memiliki identitas yang sama dari karakter dunia novel. Kara hanya melihat nama dan wajahnya namun belum mengetahui mereka masih mengajar mata pelajaran yang sama atau berbeda

Kara merasa penulis cerita itu seakan mengambil latar belakang dari sekolah itu. Namun sedikit aneh bagi Kara karena Kara termasuk di dalamnya padahal sebelum itu, Kara bukan murid sekolah itu. Kara jadi sedikit penasaran dengan penulisnya. Muncul dalam benak Kara bahwa penulis itu adalah salah satu murid atau guru dari sekolah itu. Kara hanya menebak dan belum tentu benar. Hanya sekedar tebakan

"Dia anak pendiam?"

"Siapa?"

"Siapa lagi? Kembaranmu"

"Namanya Kara. Kara memang pendiam namun itu hanya ditunjukkan untuk orang yang belum dikenalnya. Jika sudah kenal, kau akan melihat sisi lain dari dirinya"

"Benarkah? Sepertinya menarik"

"Jangan main-main dengannya jika tidak ingin melawanku"

"Wow, santai. Lagipula jika mau, aku tidak main-main hanya ingin serius"

"Mau mati?"

Laki-laki itu tertawa melihat ekspresi Brian yang seakan ingin membunuhnya. Pernyataan mengenai kakak laki-laki akan terlihat menyeramkan jika menyangkut saudara perempuannya itu benar. Walau itu adalah sahabatnya sendiri

Kara hanya menjadi penyimak di antara mereka. Kara memilih diam dan mendengarkan. Kara sama sekali tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Kara akan bersuara jika ada yang bertanya padanya

"Menurutmu di antara kami, siapa yang paling tampan?"

"Hah?"

Kara mengerjap bingung mendapatkan pertanyaan seperti itu secara tiba-tiba. Kara tidak tahu harus menjawab apa. Jika Kara menjawab semuanya tampan pasti jawaban itu tidak memuaskan namun jika Kara memilih salah satunya akan dipastikan ada yang protes. Pertanyaan yang menjebak dan membuat orang yang menjawabnya serba salah

"Kau ini benar-benar cari mati. Jangan mengganggu Kara. Kara tidak seperti para perempuan lainnya yang bisa kau goda sesuka hati"

"Nah kan. Pawangnya marah"

"Aku hanya ingin tahu dari sudut pandang penglihatan Kara. Sensitif sekali"

"Mau ku lempar?"

"Santai bos. Aku akan diam"

Kara hanya menggeleng melihat perdebatan Brian dan juga sahabat-sahabatnya. Kara tidak mengira Brian akan sekesal itu. Kara biasa membuat Brian kesal namun tidak seperti itu juga. Kara melihat sisi lain Brian yang berbeda saat dengan dirinya

KarakterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang