Bagian 18

1.2K 152 5
                                    

Kara heran dengan Rania. Kara merasa Rania bertingkah aneh hari ini. Rania seperti selalu mengawasi gerak-gerik Kara layaknya seorang tersangka. Mungkinkah Rania melakukan hal itu untuk memantau Kara setelah pernyataan jujur Kara ?

"Ran, kau ada masalah denganku?"

"Tidak ada"

Kara menghela nafas panjang. Percuma bertanya jika jawaban yang didapatkannya seperti itu. Rania seakan enggan mengatakan hal yang sejujurnya kepada Kara dan terkesan melakukan pengalihan jika Kara bertanya

"Kau ingin makan sesuatu?"

"Kenapa? Kau ingin membelikanku makanan?"

"Jika kau mau"

"Kau benar-benar aneh hari ini"

"Membelikan makanan untuk seorang teman bukankah hal aneh Kara"

"Aku menjadi merinding sendiri. Kau tidak sedang kerasukan penunggu pohon, kan"

Rania menatap malas melihat ekspresi Kara yang menurut Rania terlalu berlebihan. Rania benar-benar hanya menawarkan kepada Kara

"Ran, kau bersikap seperti ini bukan karena sesuatu hal, bukan?"

"Tidak. Aku bukan tipe orang seperti itu"

Kara menatap Rania penuh arti mencoba mencari kebohongan yang mungkin saja terselip. Nyatanya tidak ada. Rania mengatakan hal yang sejujurnya. Mungkin hanya perasaan Kara saja. Kara terlalu berpikiran negatif untuk hal ini. Rania sepertinya memang berniat baik untuk menawarkan

Rania bersikap seperti itu bukan karena telah mengetahui segalanya. Rania hanya ingin berteman dengan tulus. Kara seperti memiliki magnet tersendiri untuk menarik Rania untuk terus mendekat. Setiap tingkah laku dan juga perkataan Kara adalah sesuatu hal tidak disangka. Kara seakan memiliki pemikiran luar biasa melampaui orang lain

Rania sendiri adalah tipe cuek yang seakan tidak peduli dengan sekitarnya. Rania juga tidak banyak bicara dan mengatakan hal seperlunya saja. Rania seperti melihat gambaran dirinya melalui Kara dan hal itu yang membuat Rania tertarik masuk dalam kehidupan Kara. Walaupun memiliki kesamaan namun tentu perbedaan itu ada. Berbeda dari Rania yang meluapkan emosinya, Kara cenderung memendam dan memilih untuk berpura-pura

"Aku mengira tidak ada orang disini namun ternyata ada dua sosok manusia pendiam. Pantas saja terasa sunyi sepi"

Rania hanya mendengus sementara Kara hanya tersenyum tipis menanggapi hal itu. Kara sempat mendengar Rania menggumamkan sesuatu namun pendengaran Kara tidak bisa menangkap hal yang dikatakan oleh Rania walau jarak mereka sangat dekat

"Haruskah kita mencari tempat lain Ethan?"

Sebuah suara membuyarkan lamunan Kara. Kara tidak menyadari akan kehadiran seseorang disana. Kara mengira Ethan sendirian namun ternyata ada seseorang yang berada di belakangnya. Dia, Galen kakak kelas Kara. Akhir-akhir ini Kara sering bertemu dengan laki-laki itu. Mungkinkah Galen masuk dalam lingkup kehidupan Kara? Namun sepertinya tidak mungkin. Bahkan mustahil

"Tidak. Kami yang akan pergi. Bukankah kau ingin membelikanku makanan, Rania?"

"Tentu. Aku sudah menawarimu sejak tadi dan kau menganggapku bercanda"

Kara segera menarik Rania untuk pergi dari tempat itu. Rania yang sudah mengerti akan hal itu hanya pasrah dan mengikuti langkah Kara. Kara tidak benar-benar ingin meminta Rania membelikannya, Kara hanya mengatakan itu sebagai alasan untuk dirinya pergi dari sana. Jika hanya Ethan, mungkin Kara memilih untuk tidak beranjak dan membiarkan laki-laki itu melakukan apapun. Namun ada Galen, Kara sungguh merasa tidak terbiasa dengan laki-laki itu

KarakterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang