11

12.5K 1.4K 180
                                    

TYPO




Acha terbangun dari tidurnya, menoleh pada Mark disebelah kanananya yang kini masih tertidur pulas menghadapnya

Acha mengulurkan tangannya mengelus pipi Maraka, sebelum iseng mengecup kening dan bibir tipis Maraka

Acha kembali memandang wajah tertidur Maraka, terdiam sebentar sebelum kembali menarik tangannya lalu beranjak dari kasur, membasuk wajahnya lalu menyiapkan baju kerja sang suami, sebelum keluar menuju dapur untuk menyiapkan sarapan

Yah..Acha memang mengatakan tak mau lagi mengurusi Maraka, namun Acha masih punya hati nurani untuk sekedar memberikan pria itu makan, Acha tau sekali Maraka menggoreng telur saja tidak bisa

....

Acha kini sibuk menyiapkan sarapan, melirik pada Maraka yang datang, kini menarik kursi meja makan dengan penampilan lebih segar dengan setelan kerja yang Acha siapkan

Tanpa berucap apa-apa Acha meletakkan sepiring nasi goreng dan sandwitch diatas meja, Acha tak tau Maraka ingin sarapan apa, jadi wanita itu sengaja membuat dua macam, setelahnya Acha meninggalkan dapur untuk mandi dan bersiap-siap pergi bekerja


Maraka memandang kepergian istrinya mengehela nafas, biasanya dengan jahil Acha kan menawarkan diri mengunyah makanan untuk Maraka atau sekedar menyuapi nya.

Maraka pikir Acha sudah tidak marah, namun ternyata istrinya itu melanjutkan aksi diam nya.

Maraka memandang makanan didepannya

Sejujurnya keduanya menarik, namun Maraka tidak bisa makan banyak, berakhir pria itu memilih sandwitch terlebih dahulu dan akan mencicipi nasi goreng buatan Acha nanti sedikit


Setelah selesai dengan sarapannya Maraka kembali ke kamar untuk mengambil tas kerja dan ponselnya, mendapati Acha yang kini sedang memasang sepatunya sambil melakukan panggilan suara

"Oh, kakak udah didepan? aku keluar sekarang. Sebentar yah, oke bye"


"Cha, jam tangan mas yang item mana yah?" tanya Maraka mengobrak-abrik laci nakas, sejujurnya dirinya hanya ingin memancing agar Acha bicara padanya

Aneh rasanya jika Acha yang bawel tiba-tiba diam seperti ini

"Sejak kapan jam tangan dilaci?" tanya wanita itu terdengar ketus, namun mampu menerbitkan senyum tipis dibibir Maraka sebelum memandang Acha

"Bukan yah?" tanya Maraka dengan wajah sok bingung nya

Acha berdecih, lalu berjalan ke arah walk in closet di kamar itu, mengambil beberapa jam tangan hitam milik Maraka dari kotak kaca besar disana

"Yang mana satu?" tanya nya menyodorkan kepada pria itu

"Yang mana yah? saya jadi bingung" ucap Maraka sesekali melirik Acha

"Ck, yang mana cepet? Acha mau berangkat"

"Berangkat kemana?"

Acha memutar bola matanya malas, "Kerja lah, emang Acha pengangguran kayak Yerim modal minta suami orang?"

Maraka diam lalu mengambil salah satu jam tangannya dari tangan Acha

Wanita itu langsung berbalik kembali menyimpan empat jam tangan lain kedalam kotak


Baru saja Acha akan keluar kamar Maraka memanggilnya

"Acha"

Acha mendengus lalu kembali memandang Maraka

Acha untuk Maraka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang