Acha untuk Maraka

13

TYPO

Lutfi berdiri mendengus didepan pintu kaca ruangan Maraka

"Katanya gak suka tapi dicipok juga, bos-bos mending kasih gue dah bini lu"

Lelaki itu berbalik lalu meninggalkan Maraka

Acha melepaskan diri lebih dulu saat ponselnya berbunyi, membuat decakan  kecil keluar dari mulut Maraka

Acha menggeser ikon hijau pada layar ponselnya

"Halo No?"

"....."

"Bentar dulu mas" tahan Acha, menahan dada Maraka saat lelaki itu mengendusi pipinya

Maraka mendengus

Siapa sih?! ganggu aja pikir nya

"Sekarang No?! ih! mauuuu, ayo jemput gue cepatannn"

Maraka menaikkan satu alisnya memandang Acha

"Oke, gue shareloc sekarang, bye!"

Masih dengan senyum terpantry dibibirnya, Acha sibuk dengan ponselnya

"Mas tau gak? temen aku baru launching cafe baru tau"

"So?"

Acha memandang Maraka, "Ihhh..itu keren tau!"

"Biasa aja"

Acha berdecak, "Eh- oh iya, aku mau pergi kesana yah, izin pulang malem. Mas balik kerja, semangat sayang!"

Saat Acha bangkit, Maraka menahan tangannya

"Gak-gak apaan" ucap Maraka dengan wajah bengis nya, membuat Acha melunturkan senyumnya

"Kok gitu?" tanya wanita itu

Maraka menggeleng, "Gak boleh pulang malem, kalo mamih tiba-tiba dirumah gimana? saya yang repot nyariin kamu"

"Ih nanti Acha kasih tau dimana, nanti kalo mas nelfon aku langsung pulang"

Maraka menggeleng kecil memandang ke arah lain

"Mas...pleasee?" bujuk Acha duduk merapat mendekati Maraka

"Boleh yah? mas?"

Maraka menggeleng, "Gausah kebiasaan deh pulang malem-malem"

"Ih kan Acha kerja masss, nyari duittt bukan main-main"

"Kamu kekurangan duit?" Maraka memandang Acha

Acha berdecih, "Yah setidaknya kan Acha punya kegiatan, terus menghasilkan juga, mas juga gak berat nantinya biayain dua perempuan"

Maraka memandang Acha kesal, "Kalo bahas apa bisa gak nyerempet kemana-mana gak?"

"Gabisa, kan berkaitan. Bayangin aja kalo Acha gak kerja, cuma modal duit dari mas, Acha gabisa jajan cuma dua miliyar kayak Yerim, minimal mah sepuluh miliyar sebulan"

"Gausah ngaco"

"Bener sayang, bayangin mas kasih Yerim dua miliyar, Acha sepuluh, kan udah dua belas, rugi kan?"

"Acha!"

Acha terkekeh, "Gimana? Acha gak kerja aja?"

Maraka diam