"Untuk semuanya normal, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Rahim anda siap untuk mengandung. Pola makan anda juga sepertinya sangat teratur, itu dipertahankan untuk seterusnya"
"Untuk keinginan memiliki anak laki-laki, ikuti saran-saran saya tadi, jika Tuhan tidak berkehendak setidaknya kita sudah berusaha, jangan terlalu dibawa stres yah ibu, jangan sampai bu Acha merasa tertekan"
Acha tersenyum lalu mengangguk kepada dokter dihadapannya
"Baik, kalau begitu terima kasih dokter atas bantuan dan sarannya. Saya permisi"
"Sama-sama bu Acha, silahkan"
Acha pun meninggalkan ruangan dokter tersebut, ya dirinya datang untuk memeriksakan diri dan ingin mengikuti program memiliki anak laki-laki, kenapa tidak mengajak Maraka? Ya karena Acha tau jika suaminya itu tidak akan setuju jika Acha ingin mewujudkan keinginan keluarga besar suaminya.
Padahal Acha pikir itu adalah ide yang bagus untuk menyetir Adibjuanda, sudah menikahi pewaris tunggal, lalu memiliki anak berstatus penerus berikutnya, apa lagi? Apa yang harus Acha sia-sia kan?
Dirinya memang tidak kekurangan materi mau pun kekuasaan, tapi hidup tanpa resiko itu kurang menarik menurutnya.
Begitu mobil Acha meninggalkan area rumah sakit, ponselnya berbunyi nyaring dengan nada panggilan khusus, Acha segera menepikan mobilnya sebelum mengangkat telfon dari Maraka
"Halo mas"
"Kamu dimana? Mas pulang gak ada orang dirumah, kalo mau kemana-mana itu izin dulu dong, kalo gak bisa ngomomg langsung telfon atau chat, hp kamu gunanya apasih?"
Elah, cerewet amat batin Acha
"Iya mas maaf, Acha tadi cuma ke kliniknya Joanna doang kok. Ini udab dijalan pulang"
"Kamu nyetir? Kok ngangkat telfon? Bahaya Acha, astagah mas tutup"
Tut
Acha memandang layar ponselnya berkedip bingung
"Iki aku nepi loh mas" ucapnya sebelum kembali menjalankan mobilnya
Sampai dirumah Acha mendapati Maraka yang duduk disofa ruang tamu sembari emangku tab nya
"Syalom, selamat siang suamiku" sapanya duduk disamping Maraka, wanita itu menyalim tangan Maraka lalu tersenyum manis
"Dari mana?"
"Dari kliniknya Joanna kan aku udah bilang tadi"
"Bohong?"
Acha menggeleng, "Tanya aja Joanna kalo gak percaya"
Maraka mendengus kasar lalu beranjak dari duduknya, Acha mengikuti langkah Maraka menuju kamar
"Mas udah makan?" Tanya wanita itu pada sang suami begitu keduanya berada di dalam kamar
"Belum, orang gak ada"
Acha membulatkan matanya, "Ada yah! Orang Acha masak dulu tadi baru pergi"
"Gak ada"
"Ada sayang, jelas-jelas ada kok"
"Yang nemenin makan maksudnya"
Acha langsung mencubit pinggang Maraka sebal
"Nyebelin banget sih!" Kesalnya membuat Maraka terkekeh
"Yaudah ayo temenin mas makan, kamu udah makan belum?"
Acha menggeleng, "Belum"
Maraka merangkul Acha, membawa wanita itu keluar meninggalkan kamar menuju meja makan
KAMU SEDANG MEMBACA
Acha untuk Maraka
FanfictionNikah mah gampang, jalanin nya yang susah 🏆 2022 🏅 #1 gs, Juni 21 #1 mahae, Juni 21 #2 genderwitch, Juni 21 #3 haechan, Juni 21 #3 markhyuck, juni 21 #1 Genderswitch, Dec 1