"Mas nanti di apotik depan berhenti yah" ucap Acha begitu mobil Maraka meninggalkan area kantor
"Mau ngapain? Beli obat? Kamu sakit?"
Acha menggeleng, "Mau beli tespeck" jawab wanita itu ringan, sibuk mengobrak-abrik isi atas nya
Maraka sedikit melotot, "Udah?!"
"Gak tau, makanya mau di cek dulu"
"Ih kalo udah ada gimana tuh dek?"
Acha memandang Maraka, "Yah emang gimana? Gak seneng?"
"Nanti kita urusnya gimana? Harus dikasih kamar gak nanti? Tapi kan deket kamar kita gak ada kamar lagi, ada nya ke ujung, kalo dibawah kan gak mungkin yah?, masa harus turun-turun, eh tapi kalo baru lahir tidurnya dikamar kita dulu kali yah?"
Acha memandang Maraka dengan wajah datar, "Heh Maraka, kecebongnya aja belum tentu udah ada, malah mikirin kamarnya"
"Persiapan, kalo pun belum kan bisa disediain dulu, sembilan bulan gak cukup buat renovasi"
"Lo mau renovasi istana atau kamar bocil?! Apaan sembilan bulan gak cukup?!"
"Pesen-pesen materialnya, nunggunya lagi, bongkar, beli-beli barangnya?"
"Mas yang bener aja, emang mau pesen material dari benua mana astagah"
"Jepang kok"
"Mas astagah, emang disini gak ada apa?!"
"Bukan gitu tapi-
"Aduh udah deh, jangan bikin aku naik darah, sumpah orang kalo mau punya bayi yang dipikirin perlengkapan bayinya bukan kamarnya, tolong yah mas yah, aku gak peduli sama renovasi-renovasi kamu itu, kamu lakuin sendiri kalo mau" potong Acha
Maraka kembali memfokuskan atensinya pada jalanana, sedangkan Acha menyalakan ponselnya
Keduanya diselimuti keheningan
"Kalo kamar kita dibabagi dua gimana?"
"Maraka!"
....
Acha keluar dari dalam kamar mandi, memandang Maraka yang kini berdiri disebelah pintu
"Ngapain? Kenapa belum pake baju? Nanti telat kekantor"
"Gimana hasilnya?"
Acha berdecak, "Negatif"
Terlihat Maraka yang merosotkan bahunya dengan ekspresi kecewa
"Dih kenapa? Kebelet lau punya anak? Dulu aja gak sudi perasaan punya anak dari gue"
Maraka berdecak mendengar ucapan Acha, "Ck, apaan sih"
Lelaki itu melengos masuk kedalam walk in closet untuk menggunakan stelan kantornya.
Acha sendiri, wanita itu kini duduk diatas ranjang sambil memainkan ponselnya, tak berapa lama Maraka keluar dengan wajah tak bersemangat
Acha bangkit dari duduknya mengambil dasi Maraka diatas nakas, lalu memasangkannya pada sang suami
"Gausah kayak gitu mukanya, tespeck nya belum bisa diliat harus ditunggu dulu"
"Belum? Terus tadi?"
Acha terkekeh, "Bercanda doang"
"Gak lucu!"
Acha mengedikkan bahunya, merapikan kemeja Maraka
"Kalo semisal negatif gimana?"
"Gak mungkin, soalnya kamu aneh akhir-akhir ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Acha untuk Maraka
FanfictionNikah mah gampang, jalanin nya yang susah 🏆 2022 🏅 #1 gs, Juni 21 #1 mahae, Juni 21 #2 genderwitch, Juni 21 #3 haechan, Juni 21 #3 markhyuck, juni 21 #1 Genderswitch, Dec 1