12

13.8K 1.4K 213
                                    


TYPO



"Jadi syuting bisa dilakukan minggu depan jika chef Acha setuju"

Semua yang ada diruangan itu termasuk Maraka memandang Acha, sedangkan wanita itu sibuk memandang gelas dihadapannya, pikirannya bercabang, fokusnya tidak pada pembicaraan rapat hari ini, namun pada apa yang Jaden katakan tadi pagi


"Maaf, chef Acha?" panggil Lutfi

Belum ada sautan, Acha mengerutkan keningnnya

Maraka memandang Acha ikut bingung

"Chef Acha?" panggil Lutfi sekali lagi, baru lah Acha tersadar

"Ya? ah maaf saya kurang fokus"

Lutfi tersenyum kecil, memandang pada rekannya untuk kembali menjelaskan lagi


"Bagaimana chef Acha?" tanya wanita yang berdiri didepan sana

Acha mengangguk kecil, "Konsep nya bagus, untuk proses syuting saya setuju, karena lebih cepat lebih baik" jawab Acha

Semua yang ada disana mengangguk, dilanjutkan dengan pembahasan lainnya sampai rapat selesai, demi apapun Acha tidak bisa tidak memikirkan ucapan Jaden

Sekesal, dan semarah apapun Acha kepada Maraka, mana mungkin Acha membiarkan suaminya hancur begitu saja



Acha keluar dari ruang rapat langsung menuju ruangan Maraka, sedangkan pemiliknya belum masuk

Acha bingung haruskah mengatakan ini pada Maraka atau tidak



"Oke, bilang sana tim buat menyediakan perlengkapan yang diperlukan sesuai konsep jangan sampai ada yang teledor"

"Baik pak"


"Ah satu lagi, saya kontak tv nasional untuk kembali membicarakan masalah penyiaran"

"Baik pak"




Acha yang kini sedang duduk disofa mengalihkan atensinya pada Maraka dan Lutfi yang masuk


"Kamu boleh keluar" ucap Maraka saat melihat keberadaan Acha

"Baik pak, permisi chef Acha"

Acha mengangguk dengan senyum lalu Lutfi pun keluar

Maraka duduk dikursi kerjanya kembali membuka laptopnya


Acha beranjak dari duduknya menghampiri Maraka duduk dihadapan Maraka


Maraka hanya meliriknya sekilas

"Mas"

"Hm"



"Aku ngomong sesuatu"

"What?" tanya Maraka dengan fokus masih pada laptopnya, walau hatinya kegirangan itu artinya Acha menyudahi acara diam-diamannya

Acha menipiskan bibirnya, "Mas, mas kenal Jaden?"

Maraka mengernyit mengingat-ingat, "Senior kamu"

"I..ya, selain dari itu maksud Acha"

Maraka menggeleng, "Enggak, dan gak penting juga kenal sama orang-orang kayak gitu"

Acha mendengus, Maraka memang tengil pikir nya


"Mas, kalo NextJDJ ngajuin kerja sama atau apapun ke kantor jangan diterima yah, apapun mau perusahaaan inti mereka, atau anakan ke perusahaan mas yang mana aja, jangan yah"

Acha untuk Maraka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang